Ada banyak hal yang berputar di kepalaku. Mari kita uraikan satu persatu. Tentang apa nih? Oh tentu saja update kehidupan. Believe it or not, aku bersyukur masih mau menyempatkan diri untuk menulis. Bukan demi traffic, comment, engagement ataupun hal bersifat angka dan materialistik lainnya. Aku menulis untuk diri sendiri. Melalui tulisan, aku bisa menge-track sejauh mana aku berproses. Serta mencatat progress sampai mana.
Baca: Dari Curhat Sampai Menantang Diri, Ini Alasanku Ngeblog
Baca: Dari Curhat Sampai Menantang Diri, Ini Alasanku Ngeblog
Aku berusaha keras nggak membandingkan diri dengan orang lain. I’ll only compare myself as “now” me and “past” me. That’s enough.
Belakangan aku kembali memikirkan hidup ini mau dibawa kemanaa *seperti lagunya Armada*. Sounds cliche, eh? Tapi bener lho dengan punya tujuan, hidupmu akan lebih greget. You have something that push you and encourage you to get up, dress up, show up and never give up #EhGimana #YangPahamAja.
Aku ingat jaman kuliah pasang target mau lulus kapan. IPK berapa. Nggak masalah walaupun di akhir nggak sesuai target. Yang penting adalah aku bisa menggunakan waktu dan sumber daya lain untuk mewujudkannya. I have a clear purpose.
Baca: Perjalanan Menuju Skripsi
What now? Aku lagi baca buku Finchickup 2-nya kak Farah Dini. One of Jouska’s adviser. Tau lah ya Jouska yang sempat viral (lagi) karena biaya persalinan 88 juta yang diulasnya. But no. I’m not going to talk about that.
Buku ini menarik banget dari segi penuturan. It feels like you listen to your best friend! Kayak ngobrol biasa gitu lho cuy. And it feels strangely good! No intimidating feel at all.
Baca: Perjalanan Menuju Skripsi
What now? Aku lagi baca buku Finchickup 2-nya kak Farah Dini. One of Jouska’s adviser. Tau lah ya Jouska yang sempat viral (lagi) karena biaya persalinan 88 juta yang diulasnya. But no. I’m not going to talk about that.
***
Beli obralan murah banget di mizan store tokped guis |
Satu kalimat yang nyantol di kepalaku, “In order to get what you want, ada tahapan awal yang sama pentingnya. Apa? You kow where you are standing”. Where am I? Financially?
Kenapa finansial? As you know guys. Mungkin kalian juga merasakan. This pandemic has affected lotssss of things in our daily life. Ya, kan? Terutama dari segi keuangan. Berapa banyak coba orang yang pendapatannya menurun? Penjual makanan di kantin sekolah. Pengelola tempat wisata yang harus tutup. 1 - 2 bulan awal pandemi banyak penggalangan donasi.
Puncaknya, one of my inner circle also told me the possibility of getting lay off :( how do you feel??? sigh. Ini perusahaan travel terbesar berlogo burung biru lho. They suffered a lot!
Nah trus gimana dah tuh caranya bertahan hidup dengan pemasukan yang terpotong? Atau malah hilang? That is, my friend. The urgency of: Emergency Fund. Dana darurat. Akhirnya karena kondisi ini, banyak orang sadar kudu evaluasi cash flow mereka.
Baca: Tips Mengatur Gaji Biar Kantong Nggak Jebol
I also reflected a lot after Ramadan. Di bulan suci tersebut pengeluaranku untuk makan menurun tajam. Tenang, aku tetap makan kok. Order ojek online pula bukan yang masak sendiri. Yet I can still have some money left. Jadi kalo masak sendiri bisa hemat berapa banyak, ya? :)) perlahan deh ngumpulin niat.
Baca: Pertama Kalinya: Lebaran Sendiri di Perantauan
Kenapa finansial? As you know guys. Mungkin kalian juga merasakan. This pandemic has affected lotssss of things in our daily life. Ya, kan? Terutama dari segi keuangan. Berapa banyak coba orang yang pendapatannya menurun? Penjual makanan di kantin sekolah. Pengelola tempat wisata yang harus tutup. 1 - 2 bulan awal pandemi banyak penggalangan donasi.
Puncaknya, one of my inner circle also told me the possibility of getting lay off :( how do you feel??? sigh. Ini perusahaan travel terbesar berlogo burung biru lho. They suffered a lot!
Nah trus gimana dah tuh caranya bertahan hidup dengan pemasukan yang terpotong? Atau malah hilang? That is, my friend. The urgency of: Emergency Fund. Dana darurat. Akhirnya karena kondisi ini, banyak orang sadar kudu evaluasi cash flow mereka.
Baca: Tips Mengatur Gaji Biar Kantong Nggak Jebol
***
I also reflected a lot after Ramadan. Di bulan suci tersebut pengeluaranku untuk makan menurun tajam. Tenang, aku tetap makan kok. Order ojek online pula bukan yang masak sendiri. Yet I can still have some money left. Jadi kalo masak sendiri bisa hemat berapa banyak, ya? :)) perlahan deh ngumpulin niat.
Baca: Pertama Kalinya: Lebaran Sendiri di Perantauan
So I’ve been evaluating my money. Momennya tuh pas banget di akhir semester I. anaknya ngitung waktu banget emang. Seperti kata Teh Dini, ada dimanakah aku sekarang? This is how I locate my position:
1. What is your basic spending?
Hal apa aja yang kudu ada untuk bisa bertahan hidup? Buatku ada makan, bayar kosan, kuota internet, keperluan rumah tangga macem toiletries, kirim ke emak dan sedekah.What about jajan baju, skinker, makeup? Jujur nih sejak dirumah aja aku cuma pake baju yang nyaman. PR banget kan ternyata kalo mau beli karakteristik utamanya nyaman. Baru kemudian multiguna. Artinya harus bin wajib bisa dipake either nyantai dirumah or jalan. Skinker selama ada staple skincare bisa. Yang Alhamdulillah udah nemu yang harganya terjangkau kantong.
Baca: Skincare Rutin Kulit Berminyak dan Mudah Berjerawat
Dari basic spending diatas aku total dan dikalikan 12 untuk memenuhi Dana Darurat. Why 12? you’re still single! Well, ini jumlah yang buat aku merasa “secure”. tiap orang beda, ya. Biarlah ini ukuran “ketenangan”-ku.
2. Evaluate cash flow and asset(s)
Belum terlaksana lol baru memetakan saja jenis-jenis pengeluaran. Sebuah usaha untuk tau dimana letak kebocoran? Apakah bisa ditambah? *halah. Kuncinya ngga boleh denial ya. Harus ada solusi biar nggak terus-terusan bocor.Perlu juga menghitung aset biar tau apakah aset tersebut menguntungkan? Atau malah banyak rugi gegara rutin ngeluarin biaya perawatannya?
3. Tentukan tujuan
Ini bagian tersulit gaes! Menentukan prioritas. Sampai disini aku stuck. Pilih mana dulu ya? Dana pensiun? Beli rumah? Bantu biaya pendidikan adek? Atau nikah?Baca: After Graduation Story: Bicara Tentang Pernikahan
Kadang aku merasa belom siap menjadi orang dewasa yang apa-apa harus dipikir matang. Tapi ya gimana dong siklus hidup. Masa iya mau menolak dan tetap bergantung pada orang lain? NO. Ayok gaes semangat menjadi dewasa ~~
***
Post a Comment
Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!