Thursday, December 21, 2017

If You Ever Think of Getting Suicide, Read This!


Lagi, entah keberapa kalinya denger kabar seleb yang bunuh diri. Tahun kapan gitu personil Linkin Park. Saat itu respon saya nggak gimana-gimana. Habisnya jujur aja emang nggak terlalu ngerti itu siapa. Nah yang ini pun juga nggak tau banget gitu. Cuma, saya ngerti dikit-dikitlah tentang reputasi boyband-nya di Korea sana. Yup, pasti udah tahu ya siapa yang saya maksud. Personil dari Shinee, boyband yang cukup legend. Terlahir dari SM Entertainment which is one of Big 3 agency di Korea. Bukan agensi baru, dan bukan juga agensi yang terhitung kecil.

Baca: Idol Korea dan Body Goals

Dari kacamata orang biasa yang hanya memperhitungkan materi, dia nggak ada kekurangan apapun jua.
Ganteng ✔
Tajir ✔
Terkenal ✔
Jarang kena skandal ✔
Secara nalar, kurang apalagi coba?

Berita ini bikin saya mikir, mikir, dan mikir lagi. Kenapa ya, orang bisa memutuskan untuk bunuh diri? 

Dari situ, seng-iseng saya bikin polling kecil-kecilan di instagram. Sederhana aja pertanyaannya. Pertama, kalian pernah nggak sih merasa depresi? Dari 56 vote yang masuk, cuma 7 yang jawab nggak pernah. Respect buat kalian, sungguh! 


Pertanyaan kedua yang saya lempar, pernah ada pikiran mengakhiri hidup dengan bunuh diri? Dan...dari 50 orang yang vote, 10 diantaranya menjawab PERNAH. Oh wow! Dari survei abal-abal semacam ini aja 1/5 pernah ada pikiran untuk bunuh diri. I was quite...surprised.

Gimana dengan saya sendiri? Jawaban dari pertanyaan pertama: of course pernah. Dan jawaban dari pertanyaan kedua pun juga sama: pernah. Nggak bohong. Saya pertama kali mendeteksi bahwa saya depresi dari kelas berapa dan alasannya apa sampe sekarang masih teringat betul. Pikiran untuk bunuh diri? Kok bisa? Well, I also had my reason for that.

***

Tapi kok sekarang masih bisa "bertahan"? Selain emang alasan bunuh diri itu bukan hal yang bisa diterima di sisi agama, sebenernya ada loh beberapa cara untuk mencegah benar-benar melakukan bunuh diri. Sekedar pikiran untuk kesana pun. Semoga aja kalian yang mungkin pernah kepikiran bisa merasa tercerahkan dengan apa yang saya tulis.

Pertama banget, you have to understand yourself. Yes, kamu harus benar-benar memahami identitasmu. Bukan sekedar siapa kamu, dimana kamu dilahirkan, oleh keluarga yang seperti apa. Nggak cuma kayak gitu. Buatlah poin kekurangan dan kelebihan baik physically and mentally. Percayalah, untuk memahami siapa kamu sebenarnya nggak semudah membalik telapak tangan.  Butuh waktu, tentu. Sabar aja dan jangan bosan-bosan buat explore. Banyak hal yang bisa dikulik dari dirimu sendiri.

Kenapa sih, kita harus tau tentang diri sendiri? Dengan mengerti, memahami diri sendiri kita nggak bakal gampang untuk merasa insecure. Nggak gampang "kena" omongan orang. Nggak gampang merasa down apabila ada hal-hal diluar sana yang "lebih" daripada apa yang kita punya. Because we already accepted who we are. Kita tahu siapa kita sebenarnya. Orang lain nggak perlu tahu, cukuplah kita.

Kedua, tahu tujuan hidup. Nah ini kayak berat banget gitu ya? Hidup itu ibarat sebuah perjalanan. A journey that will come to an end, someday. Di perjalanan kita nggak bisa nih asal jalan aja. Kemana kita akan berhenti kalau kita nggak ngerti destinasi akhir kita sebenarnya dimana?
Adanya tujuan hidup juga bisa membuat kita kuat untuk bertahan di jalan yang udah kita pilih. Nggak peduli orang nyalahin kamu. Nggak peduli kanan kirinya ada hambatan. Nggak peduli untuk ngelewatinya harus dengan berdarah-darah. Cuy, ini tujuan hidup kamu yang diberikan sama Allah. Yang menjalani adalah kamu, bukan orang lain. Yang nantinya dimintai pertanggung jawaban pun dirimu sendiri, bukan orang lain. Find your destination. Tentuin dari sekarang. Biar nggak hidup kayak buih yang gampang diombang-ambingkan.

Ketiga, have beliefs. Ini saya ngutip dari buku Rules of Life-nya Richard Templar. Sebagai manusia kita wajib punya suatu kepercayaan yang dipegang teguh. Karena saya muslim, saya bakal mengatakan dengan beragama kita bisa memperkuat batin kita. Ada Tuhan yang bisa kita percayai keberadaannya. Yang bisa menjadi tempat kembali untuk kita.

Akan ada saatnya kamu merasa bahwa hidup ini terlalu rumit. Dan kamu butuh sandaran yang bisa dipercaya. Hal-hal kayak gini, jujur aja nggak bisa didapatkan dari sekedar percaya sama manusia. We need "someone" that we know much higher than us. Tempat kita berlabuh di kala beban berat menerpa.

Baca: Be Calm, Be Strong, Be Grateful

And have your own peace. Maksudnya disini kamu harus tau suasana macam apa sih yang bisa buat kamu berpikir jernih. Saya ambil contoh setelah baca buku Teman Tapi Menikah-nya Ayudia. Buat dia kedamaian bisa didapatkan di Bali. Maka dia melahirkan pun bela-belain di Bali.

Ada juga Nadya Hutagalung yang sepanjang saya tahu dia selalu menyempatkan diri untuk ke Nepal. Nggak lain dan nggak bukan karena dia merasa ambience disana itu tenang.

Bukan berarti saya menyarankan untuk harus ke tempat yang jauh. Kadang cukup menyendiri di bangku taman sambil mengamati orang lalu-lalang pun cukup bikin tenang. Tiap orang punya cara sendiri, dan tugasmu lah untuk mencari atau justru menciptakannya.

***
So that's all I can say. Life is indeed hard. But, never give up! There's always a reason to live. Fighting!

9 comments

  1. Kalau untuk aku pribadi, kuncinya satu; beriman. Heheheh :)

    ReplyDelete
  2. iya mbak hidup mmg kudu terus berjuang ya...kalau kita mudah putus asa terus apa yang kita ajarkan untuk anak2 kita. iya iman itu yang no 1

    ReplyDelete
  3. Saya bersyukur banget mba sudah ditanamkan ajaran agama Islam sejak kecil dari orangtua. Jadi setiap ada masalah, sedepresi apapun nggak pernah sampai nekat bunuh diri. Semoga keyakinan itu selalu tertanam sampai akhir hayat. Nice article ^_^

    ReplyDelete
  4. sebgai ibu kadang kurang yakin sama diri sendiri sudah membekali anak dengan baik apa belum agar mereka menjadi pribadi yang kuat... karena jelas tantangan anak jaman sekarang berbeda dengan tantangan jaman aku dulu...

    ReplyDelete
  5. pembentukan karakter, keyakinan terhadap diri sendiri dan Tuhan YME itu dibutuhkan agar diri kita tidak cepat "hilang arah"saat mengalami depresi berat

    ReplyDelete
  6. makasih tulisannya mencerahkan, Lu. Jujur duluuu banget pernah punya pikiran ke sana. tapi takut Tuhan udah mencegah untuk melakukan itu :)

    ReplyDelete
  7. pernah terpikir itu, tp inget keluarga jadi batal :)

    ReplyDelete
  8. kalau saya sih langsung istighfar banyak2 mbak kalau udah mengalami gejala2 yang meresahkan itu, dan alhamdulillah bisa tenang :)

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!