Monday, February 18, 2019

After Graduation Story: Kerja Dimana?

Yes gengs melanjutkan obrolan setelah lulus kuliah. Topik kedua adalah: Kerja *setel Work-nya Rihanna*. Banyak yang nanya, "Mau kerja dimana?" I honestly cannot answer the question properly, yet. Aku belum tau mau kerja dimana. Pernah nggak sih merasa apa yang kamu kerjakan saat ini cukup dan kamu belum merasa mau untuk "berpindah"? Or maybe I'm just being me at my comfort zone.


Mon maap ini biar keliatan qerja bagai quda gituh ceritanya
Baca bagian pertamanya: After Graduation Story: Study, Again?

Awalnya aku pengen di rumah aja. Melihat gimana temen-temen yang lain ibunya dirumah, masakin makanan, ini dan itu kayaknya enak. Tapi semakin bertambah umur pemikiran kayak gitu dihempas entah kemana. I'm faced with reality. Kita hidup butuh biaya. Iya, biaya. Nggak cuma uang. Tapi bisa dibilang uang merupakan variabel cukup penting untuk bertahan hidup. Setuju, nggak?

Dan guru jaman SMA-ku dulu pun selalu menekankan. Apapun yang kamu tuju, sebisa mungkin tetep kerja. Dalam kata lain punya penghasilan tetap. Sekarang aku setuju dengan pernyataan itu.

***

Intro tiga paragraf yang ditulis berbulan-bulan lalu. Dan sekarang insyaAllah akan segera menemukan jawaban atas pertanyaan kerja dimana.


Masalah kerja ini tuh gampang-gampang susah, ya. Gampang sebenarnya karena lapangan pekerjaan begitu banyaknya. Kesempatan untuk bekerja sendiri (mau itu wirausaha ataupun pekerja lepas a.k.a freelance) maupun jadi cungpret. Eh maksudnya jadi pegawai kantoran slash karyawan slash pengabdi gajian.

Tapi ya nyatanya ada kan orang yang harus ngirim berpuluh CV dan lamaran kerja dulu, baru bisa settle down ke satu pekerjaan? Ya ada. 

Sebenarnya, definisi "bekerja" itu apa, sih?

Sebelum melangkah lebih jauh *halah*, buatku penting mendefinisikan makna "bekerja" itu sendiri. Biar diri ini nggak terjebak dengan definisi yang dibuat oleh society. Misalkan lingkungan masyarakat kita cenderung menilai bekerja itu sama dengan kantoran. Bekerja itu sama dengan nerima gaji tiap bulannya. Bekerja itu sama dengan rutinitas nine to five.

Sekarang, tanyakan diri sendiri. Apakah kamu juga mau mengikuti definisi yang udah dibuat oleh orang-orang itu? Atau kamu punya definisi "bekerja" sendiri?

Boleh loh punya definisi "bekerja" adalah mengerjakan apa yang kamu suka dan kamu tau kamu bakal bertumbuh disitu. Mungkin secara materi nggak langsung terlihat menghasilkan. Tapi kamu percaya nggak sekadar materi aja yang bisa dihasilkan disitu.

Definisi "bekerja" lainnya: punya kendali penuh akan waktu. Mau bekerja jam berapa saja, bebas. Kamu nggak mau terikat harus masuk kerja jam segini dan pulang jam segini.

Enaknya ketika kamu udah punya pegangan kayak gini, kamu nggak akan bingung. Kamu nggak akan terombang-ambing dengan keinginan orang tua harus kayak gini. Atau kamu harus daftar kerja tertentu hanya karena nggak kuat akan peer pressure. Di tempat itu gajinya tinggi jadi kamu daftar situ biar harga diri naik.

Sigh. Beratnya orang dewasa. Hahaha

Antara idealisme dan realistis

Nah. Ini. Ada temen yang galau harus gimana ketika dihadapkan oleh dua pilihan. Kerja sesuai passion dan ilmu yang didapat saat kuliah tapi orang tua menganggap nggak worth it atau kerja dengan persetujuan orang tua tapi nggak sesuai passion?

Real story loh yaa ini. Dan banyak terjadi, terutama sama perempuan. Kenapa perempuan? Ya karena nyatanya masih banyak orang tua di Indonesia yang begitu me....apa ya? Terlalu posesif dengan anak perempuan.

"Anak perempuan nggak boleh kerja jauh-jauh"
"Anak perempuan kerjanya di kantor aja jangan di luar melulu"

Sedangkan sama anak laki-laki kadang agak lebih longgar. Perks of being a guy. 

Back to topic, saat dihadapkan dengan hal macam itu, harus apa?

First thing first, ngomong baek-baek sih ya. Kata Pak Rhenald Kasali di buku 30 Paspor, orang tua memang sering kali jadi tantangan utama. Ya, kan? Kata aku sih iya hahaha *tertawa getir*. 

Di dunia kerja nanti, kamu bakal ketemu dengan banyak orang. Kamu butuh memenangkan hati orang. Kamu butuh komunikasi tepat agar goal kerja tercapai. Dan ini orang tua? Yang udah bersama kamu dari lahir? Tinggal seatap? Masih belum bisa memenangkan hatinya? Artinya usaha kamu kurang keras. Ilmu manajemenmu kurang. Yang harus dilakukan? Kata kupon undian di jajanan ciki: coba lagi.


by overheardjkt on IG
Jangan bosen-bosen buat berusaha meluluhkan hati orang tua. Mungkin karena ketidaktahuannya, orang tua punya pendapat berbeda. Carilah hal yang bisa menjembatani perbedaan itu agar ketemu titik terangnya. Caranya gimana? Yha kamu sendirilah yang tau. Kan itu orang tuamu. Kamu yang ngerti sendiri sifatnya kayak gimana.

Kalo emang ngga bisa dibantah, aku kudu ottoke?

Satu-satunya jalan keluar adalah....menerima dan membesarkan hati. Hehe. Namanya aja hidup. Nggak selamanya sesuai dengan apa yang kita pengenin ya, kan? Masih ada banyakkk cara untuk menikmatinya.

Bisa aja kamu kerja di tempat itu sembari menambah ilmu. Sambil mengaktifkan LinkedIn atau portal pencarian job lain. Bisa juga lirik temen kantor siapa tau cocok buat dijadiin teman hidup.

....tsah.

***

Intinya sihhh...buat temen-temen yang lagi nyari kerja: SEMANGAT! Yakin aja rejeki ngga tertukar. Kalo emang bukan rejekimu, mau dikejar sekeras apapun ngga bakal kepegang. Sebaliknya, kalo emang rejeki, tanpa dikejar pun bisa mampir. 

Coba perluas lagi konsep "bekerja". Di era yang makin kenceng kemajuan teknologi dan digitalisasinya ini, banyak peluang asal bisa jeli menangkap. Perluas jaringan. Informasi. Pengetahuan. Coba follow jouska *hae minjou!* biar ngerti kerjaan itu banyaaaaak jenisnya!

Dan yang pasti as a Moslem I would like to remind you this:

Awali dengan niat karenya-Nya. Bekerjalan untuk-Nya. Iringi dengan Doa. Sabar dan takwa dalam perjalanannya, maka engkau akan memahami kasih sayang-Nya yang senantiasa menemani masa. Bekerjalan dengan iman, lalu biarkan keajaiban datang dari arah yang tidak disangka-sangka.

Oh hoo kata-kata bijak ini diambil dari buku Awe-Inspiring Us. Aku belum bisa mengukir kata se-motivasi itu lol.

Baca: Resensi Awe-Inspiring Us

Semangat yaa!

Dari aku yang pernah jualan, nulis di blog, ngebuzzer, asisten praktikum, enumerator, sampe ngajar bocah cilik. 

1 comment

  1. semoga bisa menjalani apapun itu sesuai dengan passionmu ya :)

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!