Bisa dibilang saya adalah social (media) butterfly. Sempet ngobrol sama temen dari luar Jawa, loh ternyata dia temennya temen facebook saya. Ada lagi waktu ada anak pindahan di SMA saya dari Banjarmasin, saya minta twitternya. Lah kami udah follow-followan dong ternyata. Gimana tuh? Hahaha. I literally meet everyone in social media.
Baca: Media Sosial Masa Kini
Kemudian akhir-akhir ini topik neng Aw yang mau ngejual instagramnya. Katanya, "Instagram itu toxic!". "Aku harus detox sosial media!". Bahkan saya baca ada aktris yang terang-terangan menonaktifkan akun instagramnya. Saya pun juga termasuk orang yang pernah uninstall instagram selama kurang lebih seminggu. So, what's wrong?
We're too attached on social media. Emang rasanya enak banget ya mantengin sosmed tuh. Scroll feed, nontonin story, kok kayanya ngga habis-habis. Padahal main instagram itu, kata Wirda Mansur "Kita merasa melakukan sesuatu padahal sebenernya nggak ngapa-ngapain". Iya nggak ngapa-ngapain kalo cuma jadi penonton aja.
Baca: Be Calm, Be Strong, Be Grateful - Buku Kedua dari Wirda Mansur
Biar kita nggak terlalu ketagihan ber-sosmed ria, coba deh terapkan ini sebelum memutuskan bikin akun.
- Mau digunakan untuk apa akunnya?
- Mau diisi konten apa?
- Alokasi waktu sehari berapa jam?
***
Setelah punya sosial media pun, masih ada "rules" tak tertulis yang wajib diikuti.
- Why so serious?
- Not everything you see on social media is REAL
Wajar, pengen "diliat" banyak orang. Kamu kalo mau "diliat" calon mertua aja pasti berusaha tampil sebaik mungkin, kan?
Nah, yang ada di sosial media itu paling berapa persen sih dari keseharian mereka? Saya pribadi paling cuma 30%, nggak sampe 50% yang saya upload di sosmed itu benar-benar keseharian saya. Kadang pengen juga kan ngeshare ini itu tapi dipikir-pikir ya ngapain kalo semua itu TENTANG SAYA? There's a lot good thing to share than always talking about me, ourself, I.
Maka JANGAN pernah iri sama orang lain cuma gara-gara 1 postingan. JANGAN menganggap kenal baik dengan orang lain hanya karena ngikutin semua sosial medianya. Kita nggak akan pernah tau cerita keseluruhan tentang orang hanya dari sosial medianya.
Kalo versinya Umar bin Khattab, kamu bisa baru bisa ngomong kamu "kenal baik" dengan orang itu jika:
1) Pernah bermalam bersama dia (nggak heran anak KKN itu pada cinlok ya karena emang itu aslinya mereka yang diperlihatkan selama 42 hari hahaha)
2) Pernah melakukan perjalanan dengan dia (that's why traveling feel better when we're with the one we love, right?)
3) Pernah bermuamalah alias kerjasama dengan dia. Bisa jual beli, hutang piutang, dan kerjasama lainnya. Menurut saya pribadi orang bakal keliatan aslinya saat dia MINJEM barang, uang, atau apalah itu. Trust me.
Keren mbak bisa atur waktu untuk gadgetnya saya sampai hari ini masih kecanduan begini😅🤣🙄
ReplyDeleteAku pernah lepas gadget sekitar 2 minggu, lumayan sih jadi sembuh dari ketergantungan. Ttus efeknya aku telat info job, wkwkwkk
ReplyDeleteBeberapa kali detoks, trus balik lagi. Sosmed perlu, detoks perlu, berimbang aja, karena perubahan jaman 'hampir' tak bisa dihindari.
ReplyDelete