Menutup bulan Juli ini saya akan mereview buku yang baru saja selesai saya baca. Buku ini memiliki kategori Self-Improvement dan ditulis oleh...tebak, siapa? Dih padahal ngasih judulnya aja belom yah. Judulnya Be Calm, Be Strong, Be Grateful. Penulisnya adalah Wirda Mansur. Ngga kenal Wirda? Dia ini termasuk salah satu dari perempuan Indonesia yang menginspirasi saya.
Pertama-tama saya bakal menjabarkan penampakan dari buku ini. Di buku sebelumnya "Reach Your Dreams" ada yang bilang cover-nya girly banget. Buku kedua pun masih sama juga ternyata, sooo girly dengan dominasi warna tosca-biru. Suka sama birunya. Luv.
Saya beli buku ini nitip. huehe. Nitip temen yang sama dengan buku pertama itu. Pre-order. Dapet gimmick gantungan kunci dan...asli ini random banget: fotonya Wirda DICETAK. Sungguh antimainstream yah lol. Harga buku Be Calm, Be Strong, Be Grateful saya beli dengan Rp 91.000 mendarat sampai rumah dengan selamat. Sebagaimana janjinya di instagram, buku ini memang lebih tebal daripada buku pertamanya itu. Jika buku pertama punya halaman sebanyak 203, buku kedua punya 284 halaman.
Apa sih isi buku Be Calm, Be Strong, Be Grateful ini?
Ada 21 bab yang diulas oleh Wirda di dalam buku ini. Di awal, Wirda mengulas alasan kenapa memilih judul Be Calm, Be Strong, Be Grateful dan apa sih maknanya.
Be Calm
Sabar itu adalah bakat terbesar. Bakat sesungguhnya. Doi mengibaratkan jangan mau jadi orang yang sumbunya pendek. Disulut sedikit langsung meleduk. Sungguh petuah yang cocok dengan anak jaman sekarang. Lebih tepatnya lagi pengguna media sosial. Hm.
Be Strong
Apapun masalah yang kita hadapi, don't give up! Kata Wirda nih, besar atau kecilnya masalah tergantung cara kita menyikapinya. Semakin dipikirin, bakal semakin terbebani. Setuju, Wirda! Lagian namanya juga hidup pasti ada masalah. Justru masalah itu yang jadi bumbu-bumbu hidup. Ibaratkan aja hidup dengan sayur. Sayur tanpa bumbu rasanya apa? Hambar. Nggak enak. Nggak bakal ada kesan yang ditinggalkan. Ya atau ya?
Be Grateful
Bersyukur adalah kunci terpenting dalam hidup. Hayoo, siapa yang masih suka ngeluh? Masih ada hubungannya dengan masalah, saat manusia merasa nggak sanggup mengatasi masalahnya kadang ujung-ujungnya mengeluh. Kenapa sih kok aku gini? Kenapa dia gitu? Kenapa mereka bla bla dan bla lainnya. Nah tips agar bersyukur gimana? Coba bikin list hal-hal sederhana yang bisa syukuri. Like, punya tangan. Belum tentu orang diluar sana punya tangan sesempurna kita. Bisa punya gadget. Aduh jadi keinget postingan di fb tentang orang tua yang bela-belain beli henpon android buat anaknya yang mogok sekolah dengan uang pecahan 2000-an :'). See? Banyak sebenarnya yang bisa disyukuri dari hidup kita.
***
Barulah setelah pengantar tentang ketiga diatas kita masuk ke bab selanjutnya. From what I see, di buku ini Wirda terlihat lebih "dewasa" dan lebih berbobot. Pembahasannya pun lebih mendalam dibandingkan buku yang pertama. Buktinya dengan lebih banyak kutipan ayat Al-Qur'an serta hadist di dalam buku ini. Garis besar pembahasannya masih nggak beda jauh juga dengan Reach Your Dreams.
Ada tentang:
⇒ Al-Qur'an: Kemuliaan penghafal Al-Qur'an, tips dan trik menghafalnya. Cara mengatasi kebosanan dalam menghafal.
⇒ Allah, Allah, Allah: Menyinggung tentang ketauhidan. Bagaimana hebatnya kuasa Allah. Mengajarkan agar selalu ber-positive thinking kepada Allah.
⇒ Hijab: Tentang kapan harus berhijab, motivasi berhijab.
⇒ Mimpi: Nah, saya paling suka nih bagian ini. Betapa Wirda itu menceritakan keberaniannya bermimpi tinggi. Followers di instagram-nya tau lah ya dia pengen punya Youtube dan sambutan netizen banyak menyinyir. I ever feel that too saat cerita tentang impian ke temen saya. Menurutnya, nggak banyak loh orang yang "berani" bermimpi besar.
⇒ Do'a: Dimana, kapan saja. Bagaimana adab berdoa.
⇒ Orang tua: Ngga tau berapa kali dia nyebut Papah Mamahnya. It's like..dozens of times. She also told us how important it is our parents. Karena orang tua seperti kepanjangan tangan dari Ridha Allah. Agak tertohok juga dengan kata-kata "Awas kalo sampe keluar rumah tanpa izin orang tua." And I was like here I am beberapa kali keluar tanpa ijin mau kemana. Hft.
Sayangnya, yang saya nggak suka ternyata buku ini...kumpulan Q&A dari Ask.fm-nya Wirda :( Padahal saya termasuk sering stalk jawaban-jawaban dari Ask.fm-nya doi. Nggak terlalu baru juga jadinya buat saya.
Jujur aja saya baca buku ini agak males-malesan. Hehe. Karena apa? Pembahasan yang diberikan Wirda itu lagi, itu lagi. Mungkin prediksi saya hal ini karena sasarannya remaja ya. Sedangkan masa remaja saya udah lewat. Alhasil kurang bisa relate dengan kegalauan dan solusi yang dibahas di buku ini. Justru kalo remaja yang baca ini saya rasa malah bermanfaat banget. Bisa memotivasi biar kayak Wirda. Yaah, walaupun saya juga ikut termotivasi dan terpecut juga agar menjadi lebih baik lagi :) Satu hal lagi, bukunya instagram-able kok. LOL.
Selamat membaca :D
Jujur aja saya baca buku ini agak males-malesan. Hehe. Karena apa? Pembahasan yang diberikan Wirda itu lagi, itu lagi. Mungkin prediksi saya hal ini karena sasarannya remaja ya. Sedangkan masa remaja saya udah lewat. Alhasil kurang bisa relate dengan kegalauan dan solusi yang dibahas di buku ini. Justru kalo remaja yang baca ini saya rasa malah bermanfaat banget. Bisa memotivasi biar kayak Wirda. Yaah, walaupun saya juga ikut termotivasi dan terpecut juga agar menjadi lebih baik lagi :) Satu hal lagi, bukunya instagram-able kok. LOL.
Selamat membaca :D
wuaduh apalagi buat aku kayaknya kurang cocok bukunya hehe belum pernah baca satupun buku wirda sih
ReplyDeleteTarget pembacanya remaja sih emang mbak
DeleteKemaren lihat buku ini di Gramed, Wirda emang cocok untuk jadi motivator remaja ^^
ReplyDeleteMengikuti jejak ayahnya :)
DeleteSuka bange yg be strong Mbak. Kuaplikasikan pada daku sendiri. Yang emak2 super rempong harus strong, dalamkondisi apapun. Kita lengah dikit, semua bisa jadi berantakan.
ReplyDeletejadi penasaran baca bukunya. terima kasih iya atas reviewnya
ReplyDeleteMakasih buat review nya... Buat penasaran mau baca bukunya
ReplyDelete