Monday, October 16, 2017

Tentang FKM Undip: PBL

Seminggu kemarin saya harus bolak-balik Banyumanik-Undip Pleburan. Nggak biasanya yang di kampus Tembalang. Ini semua karena kewajiban untuk mengikuti pembekalan Pengalaman Belajar Lapangan alias PBL.


PBL? Apaan tuh?

PBL ini bisa dibilang KKN-nya anak Kesehatan Masyarakat. Ada SKSnya sejumlah 3. Untuk Kurikulum 2012 PBL hanya dilaksanakan sekali aja di semester 7. Sedangkan untuk Kurikulum 2015 diadakan 2 kali. Di semester 4 dan semester 7...kalo ga salah. Lupa sih aku tidak mengalaminya :( PBL ini ternyata nggak cuma Kesmas aja. Saya sempet diskusi dengan alumni Gizi FK Undip dan dia bilang ada PBL juga. Bedanya, gizi klinis ini PBL nya di rumah sakit. Jatuhnya kalo di saya mirip dengan sistem magang.


PBL dilatarbelakangi dengan masih banyaknya permasalahan kesehatan di kota Semarang. Namun as always sumber daya yang ada nggak sepenuhnya bisa mengatasi. Karena itu Dinas Kesehatan Kota Semarang bekerja sama dengan FKM Undip untuk menuntaskannya. Tujuan dari PBL ini mahasiswa bisa mendeskripsikan masalah kesehatan yang ada DAN melaksanakan intervensinya. PBL nggak main-main loh, sumber dananya langsung dari Kemenkes. Utamanya bidang Gizi dan KIA. Karena itu tema yang dipilih PBL tahun ini "Gizi dan KIA".

Honestly I'm between happy and anxious lol. Di satu sisi ah, saya peminatan gizi. I have learned more than those who doesn't choose nutrition department. Di sisi lain jadi beban juga. "Selama ini aku belajar bener-bener nggak ya? What if saat di lapangan I can't be what they're expect of me?". Kakak tingkat pun udah mewanti-wanti dari dulu. Saat PBL mahasiswa gizi sangat dibutuhkan. Ya karena masalah gizi emang masih buanyakkk dan menjadi perhatian.


Nah, pertanyaan selanjutnya: Apakah semua wilayah di kota Semarang akan menjadi sasaran mahasiswa?

Jawabannya: Enggak. 400 mahasiswa dibagi di 16 kecamatan sepertinya nggak cukup ya. Diambillah 2 kecamatan terdekat dari Undip. Kata dosen sih, ini biar Undip itu nggak kayak menara gading. Terlihat megah dari kejauhan tapi nggak ada manfaat buat sekitarnya. Toh daerah sekitar kampus itu belum semua tingkat kesejahteraannya merata. Masih ada ketimpangan ekonomi dan permasalahan kesehatan di sana sini.

Dua kecamatan yang terpilih ini kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. Wilayahnya masih di-break down lagi ke 21 kelurahan. Sesuai dengan jumlah kelompok yang ada. Setiap kelompoknya beranggotakan 17-18 mahasiswa dari berbagai peminatan.


Sebagai calon sarjana kesehatan masyarakat *ekhem skripsi dulu* saya sadar banget, "laboratorium" kami ya masyarakat. We have a duty to solve health problem. Dari pengalaman-pengalaman turun lapangan terdahulu, it's really challenging. Meskipun saya orang Semarang asli, saya nggak bisa menyamaratakan budaya masyarakat dengan yang saya terapkan selama ini. Beda kecamatan aja bisa jadi kebiasaan yang ada juga beda.

Timeline kegiatan dimulai dari pembekalan, of course. Kami diberi materi lagi berupa problem solving cycle, pembuatan instrumen, pengolahan data, teknik wawancara, dan teknik presentasi. Otak ini rasanya butuh diademin setelah nerima materi-materi itu, LOL. Itu baru dari internal aja. Dari eksternal ada paparan masalah Gizi dan KIA di Kota Semarang oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, pengenalan wilayah Tembalang dan Banyumanik oleh bapak camatnya. Beneran membekali ini sih. Saya sempet nanya-nanya juga ke perwakilan camat Tembalang. 

Terakhir ada simulasi dan post-test. Di simulasi ini setiap kelompok diberikan data permasalahan Gizi dan KIA yang berupa cakupan ini itu dan prevalensi penyakit tiap tahun. Kami diminta untuk melakukan tahapan problem solving cycle. Ternyata....nggak gampang lol yaiyalah. Harus ada data lapangan dan teori pendukung biar kami nggak salah memilih "masalah". 

Tahapan memilih masalah ini penting banget dan harus dilakukan di awal. Imagine what if we choose the wrong problem. Tahapan selanjutnya bakal salah dan ujung-ujungnya saat dilakukan intervensi nggak bisa memberikan dampak maksimal. Paling tragis: cuma buang-buang duit untuk hal yang kurang bermanfaat. That's why dilakukan simulasi sebelum turun lapangan.

Penasaran nggak saya dapet wilayah kerja mana? *penting*. Saya dapet di kelurahan Kedungmundu! Hehe.

Buat temen-temen yang baca ini sekiranya warga Tembalang dan Banyumanik siap-siap yah buat didatengi mahasiswa. We really need your participation. Terimalah kami mahasiswa ini dengan tangan terbuka. Tegur kami bila ada salah. Dan, doakan juga agar kami memberikan hasil yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Amiin!

1 comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!