Sujud syukur. Udah pasti. Terus ngapain? Ingat...perjuangan belum dan tidak akan selesai setelah dinyatakan lolos. Sebagai umbies tentunya mengurus administrasi yang diperlukan agar tidak menjadi pengganjal di kemudian hari.


👉Surat perjanjian kerjasama

Ditandatangani oleh Kepala UPT dan Kepala PPSDM. Di instansiku udah ada template yang bisa disesuaikan dengan identitas kami. Langkahnya cukup mudah, tinggal kirim draftnya sebanyak 3 kopi untuk ditandatangan.

👉Pengajuan SP dan Paspor Dinas

Anyway, sampai sekarang aku belum tahu pasti SP ini apa. Surat Perintah? Surat Penugasan? Entahlah. Lagi-lagi ini diurus oleh biro yang bersangkutan. Di instansiku ada namanya biro Kerja Sama. Kami yang lolos ini tinggal upload berkas di google drive yang disediakan, lalu akan diuruskan sampai jadi. 

Persyaratannya sebagai berikut:
DOKUMEN PERSYARATAN SP SETNEG (dalam format PDF)
1. SK tugas belajar dari Kabadan
2. Izin Sestama (melalui nodin)
3. LOA Letter of Acceptance
4. Agenda/Silabus
5. LOG/Surat Bukti Pembiayaan
6. Surat Kontrak Tugas Belajar
7. Surat Perjanjian Tugas Belajar

SYARAT PEMBUATAN PASPOR DINAS (dalam format JPG)
1. Softcopy Pas Foto 4*6 Terbaru Latar Belakang Putih, jelas dan memakai jas (bagi pria : PSL lengkap jas dan dasi)
2. Softcopy KTP
3. Softcopy Kartu Keluarga
4. Softcopy Akte Kelahiran
5. Softcopy Kartu Pegawai
6. Softcopy Paspor Dinas expired (khusus perpanjang paspor) dibuat per orang
7. SK PNS Terakhir

BAGI YG SUDAH MEMILIKI PASPOR DINAS
1. Hanya Softcopy Paspor Dinas yg masih berlaku

Harusnya sih tiap kementerian/lembaga ngga terlalu beda yah. Kan ngurusnya nanti ke Setneg sama aja. Apakah wajib menggunakan paspor dinas? Di case beasiswa KOICA, ya. Wajib paspor biru. Bedanya apa? Paspor ini nggak berlaku untuk ke Taiwan dan Israel. Nggak ada biaya PNBP. Dan setauku setiap penggunaannya harus mendapat exit permit, serta punya kewajiban untuk melaporkan hasil perjalanan dinasnya.

Prosesnya?
Lumayan makan beberapa minggu, karena ada dokumen yang harus nunggu dulu kaya LOA, SK tugas belajar, dan surat kontrak. Sempet bingung juga di awal kayak tunggu-tungguan antar dokumen. Walau hamdalah akhirnya bisa rilis juga. Setelahnya, harus melapor ke univ dan KOICA mengenai paspor dinas ini. Guna melengkapi dokumen pengajuan visa.

👉 Apply visa master (D-2-3)
Jenis visa itu kan macem-macem ya. Untuk S2 adalah D-2-3. Dokumen yang dibutuhkan apa?
1. Formulir Permohonan Visa (ada di link kvac)
2. Foto 2 lembar (3.5cm x 4.5cm) background putih (1 ditempel di form visa)
3. Paspor asli (lebih dr 6 bulan validasinya) - disini aku pakai paspor dinas
4. Fotokopi paspor halaman identitas
5. Sertifikat TB dari rumah sakit yang ditunjuk termasuk cap di foto–khusus Scholarship/training yg lebih dari 91 hari. Inget yah, rumah sakitnya harus yang udah ditunjuk. Penerbitannya maksimal 3 bulan dari tanggal pengajuan visa. Lebih dari itu, disuruh ulang.
6. Fotokopi KTP
7. Fotokopi Kartu Keluarga
8. Surat Keterangan Kerja dalam Bahasa Inggris dari kantor (untuk proses visa, ditujukan: “Embassy of Republic of Korea, Jakarta”)
9. Fotokopi SK PNS (khusus ASN)
10. Surat rekomendasi dari Kemenlu (ASN dan pemegang paspor biru) – khusus scholarship dan training lebih dari 91 hari
11. Certificate of Admission (dari universitas)
12. Invitation Letter (Scholarship dari KOICA Headquarter & Training dari KOICA Indonesia)
13. Business Registration (yg terbaru – dari universitas) – khusus scholarship
14. Fotocopy Ijazah dan transcript S1 (beserta originalnya dibawa untuk diperlihatkan di loket)
15. Copy of TOEFL/IELTS – apabila diterima di Universitas2 berikut: Konkuk
University, Kyungpook National University, Keimyung University, Duksung Women's University, Dongguk University, Pusan National University, Seokyeong University, University of Seoul, Seoul Theological University, Sungshin Women's University, Ewha Womans University, Chung-Ang University, Pohang University of Science and Technology, Hanyang University, Hongik University (khusus untuk scholarship – aslinya dibawa untuk ditunjukkan di loket KVAC)
16. SPT Pph 21 – 1 tahun sebelumnya dalam 1 lembar (dittd bendahara kantor dan cap)
17. Rekening Koran 3 bulan terakhir (dengan ttd dan cap dari bank). Yang ini minimal 3 bulan ya. Kurang dari itu akan disuruh ngulang juga. Aku pakai rekening gaji yang aman.
18. Admin fee KVAC sebesar Rp 240.000/org (khusus utk KOICA CIAT)

Lumayan banyak ya? Iya. Dan dokumen itu tuh nggak langsung ada semua. Untuk dokumen nomor 11-13 kami menunggu dari International Office masing-masing universitas. Nggak bisa diprediksi pun kapan akan dikirimkan. Alhamdulillahnya, Yonsei termasuk cepat. Saranghanda Yonsei~ 

Jadilah 15 Juli aku submit visa. Perkiraan terbit di 28 Juli 2025. Hamdalah lega banget. Selama pengajuan visa pun didampingi bu Yulia dari KOICA Indonesia.


Sebagai first timer merasa terbantu, nggak jadi anak ilang di KVAC. Oh iya, KVAC ini lokasinya di Lotte Mal Kuningan. Gedung yang sama dengan aku nonton musikal kemarin. 


Beda lantai aja. Ini di lantai 5. KVAC buka jam 9, tapi mal buka jam 10. Jangan khawatir, bisa masuk lewat pintu samping. Aku dateng sebelum mal buka, kondisinya masih gelap mal. Tapi KVAC udah terang benderang. Hahaha.


Pas dapet nomor antrian langsung dipanggil. Pengecekan dokumennya lumayan lama, setengah jam ada kali. Hamdalahnya dokumenku nggak ada yang revisi atau salah :") pokoknya ikutin aja aturan yang berlaku. InsyaAllah nggak bermasalah. Semoga lancaar terus kedepannya.

👉 Vaksin dan sertifikat TB

Terkait sertifikat TB, aku ambil di RS Siloam Bogor. Untuk sertifikat ini perlu diperhatikan fotonya beneran cetak kertas foto. Bukan langsung di print di form. Biaya Rp 400.000 dan ngga dapet film hasil X-ray nya. Hasilnya sekitar 1-2 hari kerja. 

Adapun untuk vaksin tiap universitas punya kebijakan berbeda. Rekanku yang di KDI katanya nggak wajib. Bisa dibaca baik-baik di guideline. Kampusku sendiri mewajibkan untuk calon penghuni dorm udah vaksin MMR 2 dosis. Aku ambil di Rumah Vaksin. Bisa minta dibuatkan sertifikat dalam bahasa Inggris juga.

Apalagi ya? 
Paling kebutuhan pribadi kayak obat-obatan, makan, pakaian dll. So far yang aku siapkan udah baju. Koper. Bidet portabel (penting!!). Baju winter beli di Korea aja daripada memberatkan bagasi. 

Mungkin ada saran yang udah pernah ke Korea dan tinggal lama, kudu bawa apa? Boleh banget share loh!
Siapa yang udah pernah nonton musikal? Saya! Pertama kali. Hehe. Perkenalanku dengan musikal apalagi kalau bukan bias yang jadi aktornya. Nah sebelum bisa nonton langsung kesana, cobain dulu gimana musikal di Indonesia.


Musikal yang aku tonton ini berjudul Keluarga Cemara. Pasti familiar bagi yang tumbuh di tahun 90an. Kalo nggak salah dulu tayang di TV. Kemudian ada filmnya, inget banget pemerannya Ringgo Agus dan Nirina Zubir. Lagunya pun termasuk lejeen.

"Harta yang paling berharga adalah keluarga"

Minimal banget tau bait lirik ini.

Musikal Keluarga Cemara tahun ini diselenggarakan di Ciputra Artpreneur tanggal 20 Juni - 13 Juli 2025. Selain informasi tersebut, aku nggak mencari tahu informasi apapun. Even the casts! Lagian sebagai manusia yang nggak update dunia seni Indonesia, sepertinya aku juga nggak akan mengenali mereka.

Awalnya aku berniat beli tiket presale-nya. Yaah alasannya sih karena harga lebih murah ya. Sayangnya waktu itu kehabisan untuk tiket weekend. Adanya weekday. Ya sudah skip. Beberapa waktu kelupaan, sampe keinget. Jadi nonton nggak kita nih?

Jumat 20 Juni 2025 impulsif beli untuk pertunjukan Sabtu 21 Juni 2025. Beneran last time banget! Aku cari tiket yang masih tergolong murah, yaitu balkon belakang. Pas banget sisanya 2 bangku buatku dan temenku. Beneran mentok belakang itu tembok. 



Gimana cara beli tiket Musikal Keluarga Cemara?

Cukup mudah layaknya beli tiket konser. Platform yang digunakan yaitu Tiket.com. Aku bela-belain daftar akun baru demi bisa beli tiketnya. Hehe. Untuk pembayaran, aku pilih VA BCA. Lumayan dapet diskon 5% bisa buat bayar ongkos ke Jakarta. LOL.

Di hari H nonton, tentu saja aku pakai transportasi umum. Pas cek di google maps, cukup mudah kok.

Cara menuju Ciputra Artpreneur dari Bogor

Untuk berangkatnya aku kombinasi pakai KRL dan TJ. Dari Bogor, turun di stasiun Tebet. Kemudian keluar menuju pintu barat untuk naik TJ rute 6D. Turun di halte Lotte Mall. Nah Ciputra Artpreneur ini ada di lantai 11 Lotte Mall. Haltenya pas banget didepan Mall. Tinggal jalan dikit buat masuk aja.

Pulangnya aku coba naik mikrotrans 48A. Harus nyeberang dulu, tapi aman kok ada satpam yang standby untuk bantu menyeberang.

And you know what? Ini adalah pertama kali buatku naik TJ dan mikrotrans. What an experience! Awalnya mau berangkat pakai  mikrotrans juga. Sayangnya ditolak. Kayaknya sih karena aku mau naik sambil pegang makanan. Kan ga boleh tuh makan minum didalamnya.

Review Musikal Keluarga Cemara


Secara umum ceritanya seperti yang udah kita ketahui. Keluarga Emak, Abah, Euis dan Cemara (Ara) yang tadinya tinggal di kota harus pindah ke desa. Sebabnya Abah ditipu sehingga jatuh miskin. Euis yang notabene anak kota banget, nggak bisa menerima kenyataan ini. Nah kisah keluarga ini bertahan di desa, bertetangga, berteman dengan orang desa inilah yang menjadi inti cerita.

Buatku para pemain suaranya cukup mumpuni. Meski aku ngga tau sama sekali pemerannya. Kecuali Quinn pemeran Ara yang emang lagi naik daun. Lighting cukup. Properti okelah, meski ada miss kayak bangunannya salah gerak. Spanduk kebalik. Minor dan nggak mengganggu secara keseluruhan. 

Duduk di paling belakang pun nggak menghalangiku buat menikmati ceritanya, sampai......sebelahku bau badan. Hiks. Sepanjang nonton nutup hidung deh. Padahal ruangannya udah nyaman, AC dingin dan aroma wangi.

Balik lagi ke musikalnya. Dialognya udah kekinian, jokesnya dapet, ada beberapa kali "menyindir". Lagu dan dancenya ngikutin apa yang lagi tren. Misalnya si velocity itu tuh. Kemudian berhubung visinema kan juga punya film Jumbo yah, ada kesebut tuh nama pemerannya disini. Kayaknya ini yang paling kuinget. LOL.


Selain nonton, disediakan juga loh tempat foto-foto, instalasi, lelang lukisan, dan tempat berjualan merchandise resmi. 



Sayang, waktu itu ga beli karena....belum tertarik aja. Salut sih ini musikal niat juga sampe ada merch-nya. Nggak tau ya umumnya gimana, berhubung ini pertama kali jadi ya aku amaze dengan kedetailannya.

Minusnya?

Nah ini yang aku gak suka, tapi Indonesia banget. Gak taat aturan. Jadi kami tuh udah usahakan banget biar ga telat. Karena salah satu tata tertibnya, penonton yang telat ga boleh masuk kecuali dibolehkan oleh petugas di beberapa waktu. 

Rilnya? Semua dibolehin masuk. Ga ada jeda-jedanya sama sekali. Jadilah beberapa kali nonton itu ketutupan sama manusia telat yang masuk sambil nunduk-nunduk. Panitianya nggak tegas. Takut digaslight penonton kah? :")) yah semenit dua menit ketutupan diakumulasi kan lumayan. Kami juga udah effort buat on time. Memang jadi orang on time di negara ini seringnya merugi yah? Pfft.


Yaah begitulah pengalaman pertamaku nonton musikal. Endingnya pemain dan penonton nyanyi bareng Harta Berharga. Ciamikk! Nggak akan terlupakan. Hampir semua kasih standing ovation :))

Next mau coba nonton musikal lagi dengan judul yang berbeda!
Sejak coba daftar beasiswa, konten tentang hal ini semakin banyak muncul di laman media sosialku. Ada satu hal yang paling kuingat: beasiswa itu tidak gratis. Sesuai kata pepatah lah, tidak ada makan siang gratis.


Kupikir ya benar juga. Hal-hal yang kelihatan tidak mengeluarkan uang bukan berarti gratis. Ada harga lain yang dibayar selain uang.

Misalnya, dulu waktu sekolah aku pernah dapet gratis SPP 3 bulan. Apa yang harus kubayar? Konsisten meraih ranking tinggi di sekolah. Kemudian waktu kuliah, sempat dapat beasiswa 1 semester atau 1 tahun gitu? Syaratnya dengan bikin rekening bank tertentu. Yang ini malah harus "bayar" dengan setoran awal.

Nah, kalau beasiswa luar negeri gimana? Tentu pengorbanannya lebih banyak. Apalagi ketika persiapannya dilakukan disampinh kewajiban bekerja. Sebenarnya aku nggak suka menyebutnya pengorbanan sih. Toh aku bukan korban. Aku melakukannya dengan kemauan sendiri, tanpa paksaan dari pihak manapun.

Tapi berhubung dikasih tema pengorbanan sesuai dengan spirit Idul Adha, aku coba selaraskan lewat postingan ini. Sekaligus membuka mata bagi para scholarship hunter yang baru mulai, bahwa selalu ada pengorbanan di setiap langkah menuju mimpi yang akan kita kejar.

1. Waktu

Kerja 9 to 5 udah capek. Setelahnya sering cuma pengen rebahan aja. Kalo lagi mengusahakan beasiswa? Iya sih masih bisa rebahan, tapi emangnya mau waktu yang terus berjalan itu kepake tanpa menghasilkan progres apapun?

Waktu yang dikorbankan untuk apa?
  • Riset kampus dan jurusan tujuan
  • Riset persyaratan beasiswa
  • Riset penulisan motivation letter
  • Belajar persiapan bahasa
  • Menyusun jawaban dari pertanyaan interview yang mungkin keluar
  • Menghubungi mentor untuk proofreading/roleplay interview
Daan...masih banyak lagi. Selain waktu sendiri ternyata waktu orang lain juga kepake. Di prosesku, aku "mengambil" waktu orang lain untuk minta tolong mengurus dokumen akademik dari kampus asal *namanya juga anak rantau.

2. Uang

Realistis, persiapan beasiswa itu butuh uang. Kemungkinan kecil 0 rupiah. Berikut aku rinci perkiraan uang yang harus dikorbankan untuk daftar beasiswa.
  • Paspor elektronik: Rp 650.000
  • Ujian IELTS: Rp 3.150.000 (tahun 2025 naik sekitar 200ribuan)
  • Translate dokumen: sebenernya ini tergantung pake jasa dimana. Kebetulan pas diawal tuh aku dapet yang tergolong mahal. Kisaran Rp 100.000 - Rp 250.000 per lembar untuk penerjemah tersumpah. Aku saranin sih sekalian penerjemah tersumpah untuk dokumen resmi.
  • Apostille: Rp 150.000 per dokumen
  • Les/kursus persiapan: jutaan tergantung paket
  • Les bahasa Korea: Rp 300.000/12 pertemuan
  • Cek kesehatan: mulai dari 2jutaan
Amannya bolehlah sedian 10 jutaan untuk persiapan ini. Kalau ada menggunakan jasa orang lain dalam mengurus dokumen, bisa jadi besarannya lebih besar lagi.


3. Mental

Udah terkuras waktu, uang, tenaga, masih juga mental terkuras. LOL.
Nggak bisa dipungkiri, persiapan beasiswa tuh kayak latihan mental. Impostor syndrome, insecurities, mempertanyakan diri sendiri, semua keluar saat masa-masa penantian ini. Kecuali bagi yang memang mentalnya udah sekuat baja. Aku sih belom :P

Meragukan kemampuan diri sendiri waktu nulis essay.
Sisipan keraguan ketika nunggu pengumuman.
Akan tambah bebannya ketika pertanyaan, "Kapan berangkat?" sedangkan proses seleksi belom selesai.

Iri ketika liat postingan medsos, "Kayaknya jadi mereka santai deh ga perlu nyiapin ini itu. Ngapain ya aku ini menyusahkan diri sendiri?" LOL. Sadar diri sih iya, tapi sesekali perasaan kayak gitu ga bisa dibuang dengan mudahnya.

***

Ada satu lagi sih yang utama: energi. Rasanya kalau mengerjakan persiapan itu semua tanpa ambil gap year tuh energi sangat terkuras. 

Well, postingan ini nggak bertujuan buat menakut-nakuti. Justru aku berharap bisa sebagai sisi lain yang kadang nggak disadari oleh scholarship hunter saking semangatnya. Anyway, pengorbanan apa yang pernah kamu lakukan demi meraih mimpi?
Love is an open door~
(bacanya bernada)  


Kata lagu salah satu film animasi. Rasanya banyak banget deh karya bertemakan cinta. Lagu, film, buku, drama, dan lainnya. 

Beranjak dewasa pemahamanku akan cinta semakin meluas. Bukan lagi hanya hubungan dua insan yang berbeda. Bentuknya bisa beragam: cinta lingkungan, cinta tanah air, sampai cinta ke hidup itu sendiri. Di postingan kali ini aku sebutin hal-hal yang aku cintai. Pede banget kayaknya ya udah sampai ke tahap cinta. 

Beneran sih, karena tanpanya hidupku tuh ada yang kureng. Dan sering diserang rasa rindu. Hahaha ((ngetik apa sih yaAllah geli sendiri). 

Kasta tertinggi: Love is BTOB


Bukan business to business yak, bukan. BTOB kepanjangan dari Born to Beat. Salah satu boy band, boy group, idol, apalah itu namanya yang berasal dari Korea Selatan. Kecintaan ini belum lama. Baru sekitar 2 tahun? Dan sayangnya masih belum dipertemukan. Hiks.


Apa sih yang membuat kecintaan?
Paling utama dari betapa seriusnya mereka dalam bermusik. Membernya totalitas dan gak ada tuh lipsing lipsing. Malah mereka bingung dan awkward kalo disuruh lipsing. Lebih dari itu, karir bermusiknya nggak berhenti di stage sebagai idol.

Seo Eunkwang dan Lee Chang Sub lanjut sebagai aktor musikal. Which means, mereka wajib bisa nyanyi dengan teknik yang berbeda dengan panggung pada umumnya.
Lee Chang Sub mendirikan akademi musik untuk mewadahi bakat anak-anak.
Lim Hyun Sik dan Lee Min Hyuk nulis ratusan lagu baik untuk grupnya maupun grup lain.
Peniel dan Sungjae merambah ke dunia peran.

Komplit semuanya mau eksplorasi banyak hal. Bahkan Lim Hyun Sik saking seriusnya belajar musik sampai kuliah S2. Salah satu yang juga memberiku motivasi: aku harus meniru hal yang baik dari idolku enih :'))

Diluar itu, sebagai manusia pun aku rasa mereka menunjukkan sisi terbaiknya. Terutama leader Seo Eunkwang yang ramah, mudah mengakui kesalahan, nggak jaim. Huhu so in love. 

Trus bukti kecintaanku apa?


YHAAA memberikan nafkah kepada para oppa inilah. LOL. Membeli albumnya, merchandise-nya, support vote. Nge-hype karyanya. Mau nyamperin pun dijabanin. Sayang malah kena scam :P meski begitu ternyata rasa cinta itu masih ada.

Semogaa dengan besarnya rasa cinta ini bisa menuntunku untuk bertemu mereka semua full team <3

Love is Book (s)


Branding aku dan buku ini udah melekat erat. Sampai temenku kalau tanya rekomendasi buku, ke aku. Ngelihat konten perbukuan, share ke aku :))


Aku masih inget jelas kapan pertama kali jatuh cinta sama buku dan kegiatan membaca. Waktu aku SD, buku Serenade Biru Dinda-nya Asma Nadia. Novel pertemanan anak orang kaya dan anak orang miskin ini begitu membekas di aku. 

Di tahun-tahun berikutnya, dari zaman sekolah sampai kuliah aku rajin untuk ke perpustakaan. Buat apalagi kalau bukan pinjem buku gratis?

Sampai di usia sekarang aku masih suka baca buku. Di laptopku ada stiker tiada teman paling setia selain buku. Dan apa anggapan orang?
"Masih ada ya yang baca buku?"
"Masih ada ya yang ke perpustakaan?"

ADAA! Akulah orangnya. Dari buku, aku bisa dapet banyak hal. Terutama hiburan, berhubung bacaanku mayoritas fiksi. Jangan salah loh, buku fiksi pun ada ilmu yang kudapatkan. Misalnya belakangan aku menyelesaikan buku tentang imigran. Aku jadi tau kendala yang sering mereka hadapi: rasisme, visa, asuransi kesehatan, dilema tinggal di negara orang.

Hal ini bikin aku lebih simpatik dan empati. Memang ditengah kesibukan ini aku nggak setiap hari baca. Kadang cuma di akhir pekan atau libur. Kadang sehari cuma 30 menit. Yang pasti, sampai sekarang aku masih rutin untuk baca dan beli buku.


Jadi, kecintaannya sama beli atau baca nih?

Now I can proudly say: BACA. Beneran loh. Sebulan kemarin aku nggak beli buku sama sekali. 
Aku aktif update perbukuan meski cuma di instagram story. Punya akun khusus bebukuan. Kurang kecintaan apalagi, coba?

Love is Blue


Kalau tadi udah berupa orang dan beda, kali ini berupa hal abstrak. Warna biru! Warna langit! Nggak pernah berubah dari dulu sampai sekarang.

Lucunya, grup BTOB itu identik dengan warna biru :)) kampus yang insyaAllah akan aku jadikan tempat menimba ilmu 17 bulan kedepan juga identitas biru. Gak terhitung banyaknya benda warna biru yang aku punya: mukena, laptop, tumblr, notes. 

Dalam membeli barang aku pasti cari dulu utamanya yang warna biru. Nggak ada warna biru? Baru beralih ke warna lain.

Buatku, warna biru itu menenangkan. Ramah di pandangan mata. Mudah ditemukan, tinggal menengadah keatas dan, voila! Warna biru memayungi. Kecuali kalau berada di dalam ruangan yah.

Feed instagram pun biru~

Warna birunya langit menandakan betapa bersihnya lingkungan. Semakin berwarna abu, semakin tercemar.
Warna birunya laut memberikan ketenangan. 
Intinya: I love everything about blue. Kecuali feeling blue :P ((yang tau-tau ajah)).

***

Sebenarnya masih banyaaak hal-hal yang aku cintai. Tapiii sementara 3 ini dulu yah. Hahaha. Ada nggak kecintaan yang sama kayak kecintaanmu?
It's been soooo long nulis tentang k-drama. Is my life that busy? Nggak juga sih. Aku hanya mengalihkan kesukaan ke fangirling. Haha. Ditambah kemungkinan bahwa memang hari-hari ini focus span memendek. Alhasil nonton berjam-jam nggak bisa konsentrasi.

But, no more! (semoga).
Dengan langganan OTT baru lagi akhirnya memutuskan buat ikutan yang lagi tren. Bahkan bela-belain nonton meskipun waktu itu masih on-going. Kayaknya terakhir nonton sesuatu on going tuh udah bertahun lalu, deh.

And, what's the title of the drama? Ya udah kebaca dari judul postingan sih: Resident Playbook. 


Seri ini merupakan spin off dari Hospital Playlist. Drama genre slice of life yang duluan udah tayang sampe 2 season. Jujur, bahkan Hospital Playlist pun aku nggak nonton sampai selesai. Seingetku sih karena bosen ceritanya terlalu datar.

Lalu, apa yang membuat Resident Playbook ini menarik untuk ditonton?

1. Jumlah episodenya sedikit

In this economy? 12 episode? Termasuknya ngga banyak ya. Bagi aku si pekerja sok sibuk ini sih best deal. Cukup meluangkan waktu 2 jam seminggu sebanyak 6 kali aja. Tiap episodenya kurang lebih 1 jam. Kecuali di episode pamungkas sampai 90 menitan.

Cocok buat kesabaran setipis tisu ini.

2. Akting pemainnya oke banget

....meskipun terbilang aktor baru! Bahkan pemeran Kim Sabi malahan baru aja debut di akting dramanya. Performanya? TOP! Karakter cold-hearted nerdy girl ini justru paling memikat buatku. Tipe manusia pintar dan rasional, minim empati bukan karena jahat tapi emang karena nggak terbiasa aja dan lebih sering mendengarkan logika daripada perasaan.

Gongnya si Sabi ada acting dancenya oemji suka banget <3

Nggak cuma dia sih. Tiga rekan lainnya yaitu Oh Yi Young, Pyo Nam Kyung dan Uhm Jae Il juga berhasil menampilkan karakter mereka dengan baik. Sampai di twitter pun seliweran meme bukan menjiwai tapi memang jiwanya. Saking dapetnya feel mereka saat acting.

3. Dinamika dengan rekan kerja mirip kenyataan

Ini baru kurasakan saat udah kerja beberapa tahun ternyata. Ada banyak scene yang bikin ngerasa, "Oooh...ternyata dinamika kerjanya juga mirip ya".

Contoh:
- Penerapan hierarki. Udah cukup sering sih bahwa hierarki ini penting di Korea. Liat aja sederhananya dari per-idol-an ada istilah sunbae-hubae. Kalau di drama ini hierarkinya dengan title kedokteran. Ada gyusu (profesor), resident, intern. 

Siapapun yang terletak di pyramid bawah itulah yang bakal sering diomelin dan banyak kerjaan (teknis)-nya :P

- Sikut menyikut buat "naik pangkat" ataupun hanya demi keuntungan pribadi. Ouch. That was familiar.

- Banyak melakukan kesalahan di awal bekerja. Nggak bisa dihindarkan sih. Yang paling kasihan dan respect tuh sama Uhm Jae Il. Dia tetep semangat dan mau memperbaiki diri ketika melakukan kesalahan. Seniornya juga mau menegur. Jae Il-nya nggak baperan. No hard feeling. The dynamic was sooo good!

Dan masih banyak lainnya yang ketika ditonton tuh relate banget.

4. Totalitas! Paling terkejut dengan adanya boyband imajiner

Ceritanya si Jae Il ini kan mantan anggota boyband yang banting setir jadi dokter. Nah siapa sangka penonton beneran dikasih perform dance-nya? Sampe ada MV-nya? Sampe ngedance beneran bikin grup sama TXT? Perform di music show?


Sungguhlah ini bagian terfavoritku! Lagunya pun masuk playlist belakangan ini. Aseli ini totalitas banget. Amat sangat memanjakan jiwa fangirl-ku ini so lafff T_T

5. OST-nya oke punya

Satu lagi yang kusuka dari drama Korea: totalitasnya. Beneran menyeluruh dipikirin. Soundtrack-nya pun cocok banget sama scene yang ada di drama. Nama-nama yang nyanyiin? Khan maen. 


Semua yang emang vokalnya nggak perlu diragukan: D.O, DK, Minnie, Winter, Yujin. Dahlah tepuk tangan sama production crew-nya.

6. Nggak ada tokoh jahat kriminal

Nyebelin sih ada ya. Namanya juga tempat kerja. Wajar kalau ketemu sama macem-macem manusia. Disini pun ada. Orang yang mencurangi orang lain demi keuntungannya sendiri. Hamdalahnya bukan sampe kriminal gitu. Dan dikasih balesannya pula di akhir episode. Jadi nggak mengganjal hahaha.

7. Banyak suasana haru yang jarang ter-capture 

Namanya juga slice of life ya. Di rumah sakit pula settingnya. Banyak scene yang keliatannya sederhana padahal itu berarti. Ketika Yi Young yang dokter pun masih punya rasa takut buat melakukan tindakan operasi, menjahit. Ketika Nam Kyung nangis, pasiennya meninggal dunia. Tapi di sisi lain masih harus menjalankan profesionalismenya dan nggak bisa nangis lama-lama.

That was....beautiful, I think? Membuat penonton sadar bahwa emosi manusia sangat beragam dan penting buat mengenalinya :')

8. Munculnya cameo dari pemain Hospital Playlist

Paling banyak ditunggu penggemar. Siapa nungguin Lee Ikjun? Jang Gyeoul? Naah kerinduan para fans Hospital Playlist sedikit terbayarkan disini. Mereka ikut muncul sebagai cameo.


Yang bisa kutebak sih cuma ketika Uhm Jae Il bilang tentang first love-nya adalah cewek cuek yang suka makan tokpokki pedes. Pasti Gyeoul :)) dan beneran. Lagi-lagi production crew-nya beneran mendengarkan suara hati ((rakyat)) kdrama. Haha.

***

Cukup banyak yah ternyata alasan nonton Resident Playbook. Udah tamat pun nggak mengecewakan endingnya. Fair enough. Penonton malah pada minta Season 2. Kenapa sih, pada suka banget melanjutkan apa yang harusnya udah usai? Eaaa...

Ada romance-nya? Ada kok. Tipis-tipis yang berhasil menggetarkan hati. Hahaha. Tipe slow burn dan kek flirting gemeccc.

Kamu udah nonton belum nih Resident Playbook? Suka nggak?
Pengalaman pertama daftar beasiswa S2. Lumayan panjang perjalanannya. Biar selalu ingat betapa darderdornya menjalani proses ini.

Pengalaman Lolos Beasiswa Koica - Yonsei 2025
Cerah seperti masa depanku *AMIN*

Pertanyaan dasar: beasiswa apakah ini?

Beasiswa yang aku daftar ini didanai oleh KOICA (Korea International Cooperation Agency). Ini tuh lembaga pemerintah Korea Selatan yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan program bantuan pembangunan dan kerjasama teknis ke negara-negara berkembang ((kata Google)).

Aku tahu beasiswa ini ketika ikut bootcamp. 


Tertarik karena persyaratan awalnya bisa dibilang sederhana. Benefit yang bikin aku nyantol tuh: dapet akomodasi. Tau sendiri kan nyari rumah di luar negeri tuh nggak gampang. Beda sama di Indonesia yang masih jarang menerapkan sistem deposit. Umumnya nominal deposit itu besar untuk ukuran jelata, apalagi di-kurs-kan.

KOICA udah bekerja sama dengan beberapa universitas dan jurusan untuk menerima mahasiswa. Artinya applicant cuma bisa daftar di universitas yang disediakan. Adapun tahun ini, listnya sebagai berikut:


Beasiswa ini segmented banget, karena persyaratan utamanya adalah harus government officer (PNS). Kementerian Sekretariat Negara sebagai focal point akan blast info ini ke semua Kementerian/Lembaga. Pantengin aja awal tahun. Bisa jadi universitas dan jurusan tahun ini beda dengan tahun depan. Selengkapnya bisa main ke website KOICA (https://koica.go.kr/)

Timeline perjalanan daftar beasiswa KOICA


Berhubung aku termasuk satu dari sekian applicant yang ikut sampe tahap terakhir, aku sharing ya tahapannya.

1. Minta rekomendasi ke PPSDM K/L - akhir Desember 2024

Entah di instansi lain sebutannya apa. Intinya yang bertugas untuk mengurus pelatihan dan pendidikan lanjutan pegawai. Aku udah ajukan dari tahun 2024. Dari Setneg sudah jelas kapan batas waktu terakhir mengumpulkan. Rajin aja untuk cek dateline biar ngga kelewat.

2. Submit di website Setneg - awal Januari 2025

Setelah dapet rekomendasi, upload ke website Setneg agar Setneg bisa nerbitin endorsement yang akan dikirimkan ke KOICA (dalam hal ini lewat kedubes Korea Selatan). Dokumen yang diupload diantaranya:
a. Surat Rekomendasi dari Instansi Tempat Bekerja
b. CV Akademik (dalam bahasa Inggris)
c. Sertifikat profisiensi bahasa Inggris (bisa TOEFL/IELTS. Aku pakai IELTS)
d. Ijazah terakhir (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris)
e. Form pendaftaran dari KOICA
f. Scan paspor

Setelah upload aku dapet revisi ternyata.
"Terdapat ketidaksesuai antara jurusan dan penandatangan ijazah. Mohon upload ulang ijazah asli dan terjemahan bahasa inggris yang telah sesuai dengan ijazah asli."

Aku cuma upload versi bahasa Inggris. Baru awal udah ketar ketir aja nih. Mana waktu itu kepotong libur nataru. Grusa-grusu banget rasanya :)) Alhamdulillah respon Setneg tergolong cepet. Malahan emailku dibalas dini hari. Luar biasa~~

Endorsement-nya nggak dikirim ke pendaftar. Belakangan aku baru tau, yang daftar lebih dari 50 orang. 

3. Submit google form dan email ke KOICA - 7 Januari 2025

Dokumen yang diupload: KOICA Application Form, scan paspor, dan email konfirmasi endorsement Kementerian Sekretariat Negara. Aku tuh baru sadar ya kalau namaku di KTP dan di paspor beda. Ada karakter yang nggak dianggap di dunia internasional. Alhasil aku ngulang lagi ngisi application form dengan dagdigdug saking nggak bacanya :(

Pelajaran banget untuk selalu TELITI dan JANGAN BACA CEPAT perihal persyaratan. Cukup baca novel aja yang speed reader. Baca instruksi harus ditelaah.

4. First Interview - 31 Januari 2025

Empat minggu menunggu, akhirnya dapet kabar baik. Tersisa 7 orang yang lanjut untuk interview dengan KOICA. Btw grup interviewnya spesifik dengan jurusan yang dipilih. Jadi 7 orang ini memang yang daftar Yonsei.


Interviewnya CEPET BANGET. Ada 2 pertanyaan yang diajukan, semua jawab bergiliran. Pertanyaan pertama urut abjad awal. Kedua dijawab kebalik urutannya. 

Pertanyaan pertama: how the major you chose aligned with your work?
Pertanyaan kedua: can you please share project about the issue you write?

Menurutku kuncinya disini bukan jawab sepanjang dan detail mungkin. Justru se-efektif mungkin dan to the point. Nggak perlu ngalor ngidul panjang kali lebar. Bisa nyontek jawaban peserta lain? Enggak samsek buatku. Malah ga dengerin jawaban yang lain, fokus ke nenangin diri dan merumuskan jawaban di kepala.

Wawancara 7 orang, selesai hanya dalam 30 menit. Bayangkan secepat apa tuh.

Dapet rumor waktu wawancara untuk kampus SNU ada yang mengundurkan diri ditempat saking gugupnya :') 

5. Pengumuman Lolos ke University Round - 18 Februari 2025

Hamdalah tahap 1 lolos :') tahap ini tuh masih awal banget. Dokumen yang diperlukan juga masih nggak sebanyak di round 2. Dari Indonesia yang tersisa 4 orang. 2 dari kantorku dan 2 dari Kemenkes. Lemes banget rasanya sih pas nerima email Congratulations. Aku baca pas dikantor. Langsung chat temenku yang selama ini ngurus bareng eh ternyata beda nasib.

Saking senengnya aku udah syukuran duluan T_T kaya butuh didoain banyak orang gitu loh biar bisa lolos. Hiks.

 6. Submit dokumen di website Yonsei - 21 Februari s.d 4 Maret 2025

Nah di tahapan ini dokumennya lebih banyak lagi yang harus disubmit. Termasuk didalamnya apostille dokumen. Sebenarnya apostille ini murah, TAPI websitenya suka bikin dagdigdug. Akhirnya aku pake jasa ajalah. Harganya emang berkali lipat dari PNBP. Tapi yaudah anggep aja beban mental ini berkurang.

Pake jasa pun sebenernya bukan lebih cepet ya. Hanya aja aku bisa terima jadi. Nggak perlu mikir juga kudu ijin atasan buat ngambil dokumen aslinya di kantor AHU.

Selain itu buat jaga-jaga aku juga email ke pihak kampus kalau-kalau melebihi dateline. Alhamdulillah pihak kampus memaklumi. Bisa disusulkan kalau memang nantinya telat. 

Pelajaran: komunikasikan semua sejelas mungkin. Daripada menduga-duga mending konfirmasi ke pihak terkait aja.


Sampai di titik ini aku terus merasa amaze, 
"Ini beneran aku apply di website Yonsei?"
Ngisinya sambil buka google translate biar ga salah.

7. Medical Check Up - 9 April

Berlanjut ke pemeriksaan kesehatan. Di bagian ini lumayan berasa menguras kantong. Sebab parameter cek kesehatannya banyak dan ada yang pricey yaitu cek TB. Untuk rumah sakitnya pun nggak semua punya reagen cek TB.

"Puskesmas bisa?" - tanya temenku dengan polosnya. 
Of course NO. Hasil pemeriksaan kesehatannya wajib dalam bahasa Inggris dan sudah ada form isiannya. Pilihan RS yang diberikan ada 2, Siloam Semanggi atau SOS Kuningan. Diluar itu bisa aja asalkan memenuhi syarat yang ditentukan tadi. 

Nah di bagian sini ternyata cukup melelahkan.
Kenapa? Karena ada tes urine. Sedangkan saat itu aku sedang haid. Jadi nggak boleh. Posisinya itu mepet Idul Fitri dah mau mudik. Akhirnya aku jadwalkan ulang setelah cuti bersama. Artinya aku harus balik Jakarta lebih awal dari tiket yang udah kubeli. Sad? Iyalah. Mana itu waktu kumpul keluarga kan. Tapi ya gimana namanya perjuangan harus komitmen *jiaakh.

Tes urine pertama aku udah make sure selesai dan boleh pulang? Jelas terdengar petugasnya bilang boleh. Ya aku pulang dong dari Jakarta ke Bogor. Nggak taunya ditelpon kalau hasilnya ga memuaskan. Kek monanges waktu itu. WHY OH WHY.

Mumpung masih ada waktu, diputuskan untuk ambil ulang. Kali ini lebih hati-hati. Entah berapa banyak itu air minum yang kutelan. Kayak menggelonggong diri sendiri saking banyaknya. Hamdalah untuk yang kedua kalinya udah oke dan dinyatakan FIT di form isiannya. Kayak, haaahhh lega banget. 

Selain mempengaruhi hasil seleksi, kan aku juga takut kalau beneran ada penyakit tertentu. Ternyata Allah masih kasih aku nikmat sehat :') sungguh priceless.

8. Essay Test - 2 April 

Another day another test. Di ujian ini agak membingungkan, aturannya berubah-ubah. Awalnya disuruh kerjain dalam 24 jam. Lalu diganti jadi 2 jam. Deg-degan ga tuh :)) Ada gilanya juga bisa-bisanya aku ngerjain sambil hangout di kafe T_T 

Lihat siapa satu-satunya yang bawa laptop

Alhamdulillahnya justru dapet insight dari situ untuk menjawab soalnya. Lumayan susah sih buatku, pertanyaannya lebih menjurus ke sistem kesehatan nasional. Dimana aku nggak banyak bersinggungan tentang itu. Bidangku lebih ke sistem pengawasan Obat dan Makanan. 

Meski begitu tetep kuusahakan selesai dan se-to the point mungkin. Sekitar 15 menit sebelum waktu habis, aku proofread dan berhasil mengumpulkan jawaban sebelum batas waktu yang ditentukan. Fiiuhh!

Apa emang kek gini kehidupan dewasa tuh? Juggling satu hal dengan hal lain. Maunya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Betapa beruntungnya aku tuh punya temen suportif kaya gini. Alhamdulillah...

9. Interview University Round - 9 April 2025

Last step banget! Test terakhir yaitu interview (lagi). Ini lazim digunakan juga nggak hanya universitas di Korea ya. Beberapa kayak dari New Zealand dan Australia juga memasukkan interview didalam rentetan ujiannya.

Masih dengan kultur ppali-ppali. Kami dikasih jadwal interview dan kelihatan 15 menit perorang. Kilat nggak tuh?

Dari malem aku udah latihan sama temenku untuk role play demi meyakinkan. Pertanyaannya tuh banyak ya kalau cari di Google. Mana aku juga masuk grup GKS kan, udah ada beberapa univ yang melaksanakan interview. Dapet gambaran nantinya akan ditanya apa.

Kami dikasih kesempatan masuk ruang tunggu dulu sebelum ke ruang interview sesungguhnya. Rasanya mules dan dagdigdug banget. Rencana pakai headset gagal karena malah suaranya nggak masuk. Yaudahlah pasrah ga pake.

Resikonya apa? Ya, ngga kedengeran jelas pertanyaannya :")))


Pas masuk di ruang interview udah ada 3 profesor yang menunggu. 1 laki-laki dan 2 perempuan. Yang memimpin adalah Prof H. Ramaaah banget suaranya tuh kebapakan. Tau Prof Ryu di Resident Playbook? Nah, mirip beliau tuh.

Waktu disapa, aku memberanikan diri ngomong Anyeonghaseyo.
"You can speak Korea?"
"Ne, chukkuman issoyo (bisa dikit-dikit)"

Malah ditanyain gimana apa wawancaranya lanjut pake bahasa Korea aja? I said no dengan muka melas. LOL. Hamdalah lanjut pake bahasa Inggris. Nggak nyangka sama sekali ya dulu waktu pelatihan rasanya gagap banget eh ini bisa aja casciscus. Emang kudu latihan dan dipaksa.

Pertanyaannya apa aja?
- work experience
- penelitian sebelumnya
- udah kerjasama dengan stakeholder mana aja (karena aku mention bagian Informasi Komunikasi)
- plan to contribute
- kalau kepilih diantara banyak applicant dari Indonesia, apakah akan feeling guilty?

I think I answer the last question wisely? Unexpected banget tapi ya okelah. Aku jawabnya NO because we're in a fair competition. Dengan salah satu keterima bukan berarti lebih baik dari lainnya. Masih ada juga banyak beasiswa diluar sana untuk dicoba.

To be honest ini pun setelah banyak interaksi dengan sesama scholarship hunter. Dapet insight biar terus semangat mencoba dan positif thinking tanpa harus menimbulkan rendah diri.

10. Pengumuman University Round

Paling dagdigdug sedunia. Udah melewati semuanya, saatnya menunggu (lagi). Nungguin sendiri masih mending, ini ditambah dengan berondongan orang-orang kantor dan sekeliling yang nanyain,
"Kapan pengumuman?"
"Kapan berangkat?"
Sungguh menambah pressure. Hahaha. 

Mana di wawancara terakhir nggak dikasih tau kapan pengumumannya. Nggak kepikiran juga untuk nanya saking dibatesin durasinya.

Ada desas-desus kampus SNU bakal pengumuman di 22 Mei. Ya sudah aku jadikan aja patokan itu sambil banyakin doa.

Ternyata...

Senin 19 Mei 
Kakak tingkat yang jadi ((narsum))-ku selama ini tanya gimana hasilnya. Kujawab lah belum dapet pengumuman nih. 
"Oh, mungkin hari ini"

Kutunggu...kutunggu...
Nunggu sendirian di kantor MPP yang dingin itu.
13.20 WIB dapat whatsapp.

Kaget dan bersyukur. Gemeteran. Langsung konfirmasi ke kating lagi bener ga itu nomer staf KOICA. Alhamdulillahnya bener. Nangis T_T pengen meluk orang tapi lagi sendiri banget jaga layanan. Rasanya tuh....aneh :))

Langsung ngabarin orang-orang terdekatku. Semua mendoakan dan kasih selamat. So so happy dan kayak mimpi. Like, is it real? Duh if it is a dream I don't want to wake up :")) Alhamdulillah MasyaAllah Tabarakallah. Allah Maha Baik.

Selasa 20 Mei 
Ucapan selamat juga dikirimkan lewat email oleh pihak kampus. 


Pas banget momennya dengan Hari Kebangkitan Nasional. Semangatnya tuh sangattt membara dapet email ini. Kayak spongebob pas bilang, "Aku siap! Aku siap!"

So, what's next?

Banyak hal yang harus diurus. Terutama dokumen izin tugas belajar, exit permit, paspor dinas, dan tentunya visa. Alhamdulillah dengan semangat baru, akan tetap dijalani meski kerjaan juga nggak bisa ditinggal.

I know this journey is still a looooong way. Nevertheless, I'm beyond grateful given this opportunity. During the application process, I reflected a lot. Doubting myself. Asking myself why am I even doing this while everyone stay seated at their own comfort zone (I know I kind of judging people. Sorry). 

In this post I would also like to thank: my mom for her endless support. Mantemancu yang selalu kasih doa dan penyemangat. My supervisor & office: betapa smoothnya memproses dokumen izin tugas belajar. Agak terhura :') staf dan dosen kampus Undip yang kuminta tolong untuk bikin surat rekomendasi. I owe it to you all guys <3333

To end this already long post: Bismillah, Korea I'm coming!

**Update Juli 2025
Ternyata beda-beda guis pertanyaan di sesi KOICA. Jangan berpatokan dari postinganku aja yah. Persiapkan diri sebaik mungkin. Intinya itu sih :))