Thursday, April 01, 2021

Covid-19 Anniversary

Udah macam hubungan aja ada anniversary. Yep, bulan Maret ini setahun sudah kita hidup ((berdampingan)) dengan Covid-19. Dibandingkan dengan tahun lalu, ada perbedaan nggak? Jelas ada dong.

Covid-19 Anniversary

Pertama: mobilitas. Awal tahun ini aku udah merasakan bepergian. Satu hal yang sejak tahun lalu aku hindari. Bahkan sekadar jogging pagi pun aku kurangi *ini males aja sih*. Ketemu orang macem ketemu macan. Ga berani deket-deket. Eh tahun ini ya mau ga mau bepergian karena keadaan memaksa. Alias mutasi.

Baca: Dari Solo ke Bogor: Mutasi!

Kedua: pekerjaan. Februari 2021 aku masih mengalami hanya masuk kantor sehari diantara 5 hari kerja. Sisanya WFH alias kerja dari rumah. Sejak mutasi, kebijakan dikantor baru berbeda. Disini kebalikannya. 1 hari wfh sisanya wfo. Di hari ketiga mutasi pun aku udah diajak untuk dinas keluar kota. Wow.

Ketiga karena disini yang terdekat adalah kakakku, aku ngikut aja kemana dia pergi. Terutama di bagian jalan-jalan. LOL. Aku pernah menjadi orang yang menentang jalan-jalan saat pandemi. Bahkan sekadar memposting pun gimanaa gitu. Menurutku bahayanya postingan itu bisa memicu orang yang liat untuk berpikir, "Ah dia aja bisa jalan kesana kemari aman. Masa aku enggak" - dan akhirnya banyak orang keluar rumah tanpa urgensi penting.

Lama kelamaan rasanya hal ini nggak bisa dihindari. Kecuali: rumahmu seluas lapangan sepakbola dengan fasilitas lengkap, semua pekerjaan bisa dikerjakan dari rumah. Nggak perlu cari nafkah diluar rumah. Sementara aku tinggal dikos aja udah bosen sih yuyur. Akhirnya yaudah mau ga mau ikutan kemana pergi.

Apakah aku merasa aman? Nggak sama sekali. Aku masih memantau berita perkembangan jumlah positif Covid-19 dan belum ada penurunan signifikan. Yah begitulah.

Nggak jarang aku merasa hipokrit dulu menggaungkan dirumah aja sekarang kok justru dirumah cuma weekend dan wfh doang? :) aih hidupku. Tapi ya gimana setelah beberapa waktu memang pendapatku mulai tergoyahkan.

Babak baru di masa pandemi pun dimulai. Vaksin! Instansi kerjaku naik daun karena dia. Makanya begitu keluar izin penggunaan darurat langsung harap-harap cemas. Dapet jatah di bulan apa, ya?

Sejak bulan Februari udah dilakukan pendataan dikantor. Sayangnya karena aku mutasi jadi mundur dari nama yang didaftarkan. Saat itu di Kota Surakarta. Tahu lah ya alasannya kenapa. Vaksin covid-19 ini kan butuh 2x dosis dengan interval 14 hari (pada saat itu). Dengan jumlah terbatas, yang dapet vaksin harus mendapat dosis 1 dan 2 ditempat yang sama.

Akhirnya aku kembali didata di lokasi kerja baru. Menunggu..menunggu...menunggu... Baru pada tanggal 23 Maret 2021 siang aku mendapatkan vaksin dosis 1! Yeay. Alhamdulillah.

Kami (yup, dengan rekan sekantor yang sama belum divaksin) mendapat jadwal di Kota Bogor. Tempatnya adalah lokasi vaksinasi massal. Ada 2 kelompok yang divaksin pada saat aku datang. Pekerja pelayanan publik dan lansia. Jujur aku senang melihat antusiasme masyarakat disini. Mereka tertib dan raut mukanya terlihat sumringah sembari menunggu giliran.

Aku melihat beberapa pasangan lansia yang datang sendiri tanpa didampingi. Haru aja. Kelompok umur mereka kan yang paling rentan, ya. Bagai mendapat angin segar.

Saat vaksinasi aku salut kepada petugas dari Dinas Kesehatan Kota Bogor. Semua dilayani dengan cepat. Arahan jelas. Nggak ada kebingungan sama sekali. Dan ramah dong petugasnya. Baru merasa, "Oh jadi orang-orang ini ya yang dilatih sebagai vaksinator". Aku melihat mereka bekerja keras dan beberapa diantaranya memakai double masker :)

Jadi gimana rasanya divaksin?

Kayak udah lama banget ngga sih ga divaksin? LOL. Aku memang orang kesehatan yang patut dipertanyakan hmm. Untuk muslimah berhijab ada bilik khusus yang tertutup. Vaksinatornya pun berhijab semua.

Setelah melalui beberapa meja (registrasi dan screening), lengan kiriku disuntikkan vaksin. Kata vaksinatornya, "Rileks aja ya mbak biar gampang" - bener dong nggak kerasa apa-apa saat disuntik itu. Aku malah nggak yakin ini udah kena kulit apa belum. Hehe.

Barulah beberapa saat setelah vaksin itu terasa pegal di bagian yang disuntik. Udah gitu aja? Ternyata nggak dong. Sesampainya dikantor aku merasa pusing. Bukan karena akhir bulan, sungguhan. Pusingnya seperti orang jawa bilang nggliyeng. Alhasil sampe kos aku bebersih dan langsung tidur. Bangun magrib dan laper. Pas mager masak yaudah gofood aja #Lyfe.

Baca: Kebiasaan Baru di Tahun 2021

Senangnya hatiku mendapat vaksin yang telah lama kutunggu. Masih belum selesai memang. Menunggu 28 hari lagi untuk mendapatkan dosis kedua. Bulan puasa dongg. Wish me luck! Semoga bisa tetap sehat dan negatif Covid-19 sembari menunggu suntik dosis kedua.

Aku tetap konsisten menggunakan masker sampai pandemi benar-benar usai. Dan menguatkan hati untuk nggak keluar rumah untuk urusan remeh temeh. Gimana kabar kalian setahun pandemi ini? Adakah hal yang berubah?

4 comments

  1. Waduh ga terasa udah setahun aja si covid 😄

    ReplyDelete
  2. Ada Lu.. saya pindah ke kampung halaman. Jagain para lansia dan anak juga dah mulai tatap muka lagi meski cuma dua jam per hari.
    Jd tingkat kesiagaan berlipat ganda lagi.

    Semoga kita semua selalu dikaruniai kesehatan ya..

    Ohya, selamat atas terpilihnya blog ini Jd blog of the month di BP ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba semoga berkah dengan kepindahannya. Dikasih kesehatan selalu. Amin YaAllah. Makasih ya mba, semangat ngeblognya 😘

      Delete
  3. Tetap stay safe yah.. Semoga saja dengan adanya vaksin kehidupan membaik di bumi ini.

    Tapi untuk sementara rasanya tetap menjaga diri dan tidak keluar kalau memang tidak perlu masih harus menjadi bagian dari kehidupan kita. Suka atau tidak suka, ancaman bahaya itu masih terus menggelayut di bumi ini

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!