Monday, August 31, 2020

Mencari Teman (Hidup)

Ditulis karena sehari sebelum postingan ini terbit ada seseorang bertambah umur. Dan aku mengurungkan niat untuk mengucapkan karena ini adalah unrequited love. Gak ngerti sih love apa tidak tapi aku kalo lihat dia dagdigdug tuh gimana ya (tolong jangan eneg).


Finally for the first time in life aku mau coba berbagi tentang hubunganku dengan...manusia? Relationship as human being not just couple. Termasuk family relationship.

Tahun ini aku menginjak 24 tahun. Kalo dikasih. Umur yang menurut society-nya Bu Tejo (HAHA) udah saatnya menikah. Realitasnya ya aku masih sendiri *brb nyanyi sudah terlalu lama sendiri*

Baca: Life at Twenty Something

Udah 17 bulan termasuk kategori wanita bekerja. Dalam rentang waktu tersebut apakah tidak ada yang mendekat? Ya ada sih baik mendekati maupun didekati. But all I want is commitment. Yha. Aku merasa hidupku tidak membutuhkan another drama. Entah kenapa aku selalu menganggap aku ngga beruntung dalam hubungan manusiawi dibanding karir, misalnya. Atau akademik. 

Tentulah aku berusaha mencari apa sih akar permasalahannya? (sepertinya hidupku banyak mencari jawaban). Dan setelah berpikir panjang, coba aku uraikan disini.

1) I DREAM OF PERFECTION. Mengaku tidak pemilih, menerima apa adanya tapi didalam hati berkata lain. 

Bukan jenis tajir melintir rupawan macam Lee Jong Suk. Sepertinya aku masih menilai dari fisik. Yes shallow I know. Bukan good looking fabeless no. Minimal lebih tinggi dariku. Rapi. Bersih. Nilai plus kalau bersihnya kayak Hwang Min Hyun (bagaimanakah aku harus menjelaskan dia? intinya rapi rapi rapi bersih bersih bersih pecinta vacuum cleaner).

My ideal type (currently, gak tau nanti ganti lagi apa gak huh) adalah Do Kyung Wan. Hm sudah 3 nama korea keluar hanya dari beberapa parafgraf ya. Coba cari "Return of Superman" di youtube dan tonton scene-nya Do Kyung Wan. Singkatnya he's a romantic, silly yet mature as a husband and dad.

Baca: When I (or You) Get A Chance To Be Parents

2) ...WHILE I TEND TO BE DEFENSIVE. Aku masih mempunya insecurities (banyak I guess) and trauma inside me.

My dad married two women. And so we live together at same house. Dan patriarki abis. Tipe yang perempuan harus nurut sama laki. Laki selalu benar. Jika ada salah kembali ke poin sebelumnya. That's scary. He's also lack of emphaty as human being in general? Yha intinya salah satu alasan nggak betah dirumah dan bersyukur ngekos ya ini. Our relationship far from daughter-father. It's more like stranger who live in the same house. Our affection point is ZERO.

Berangkat dari apa yang aku alami, sedikit banyak mempengaruhi cara bersikap kepada lawan jenis. Kadang aku penasaran aku terlihat seperti apa dari luar? Do I look okay? Easy doing? Troubled? Mo nanya siapaaa tapinya kan.

Maka ketika ada yang dekat nggak bisa membuka diri sepenuhnya. I'm all alert. 

3) Harusnya ini jadi pertimbangan pertama: AGAMANYA. Memang relijiusitas (???) nggak menjamin orang itu baik ya ya ngerti. Di hadapanku adalah contohnya. Tapi ya emang ada kok ternyata lakik yang agamanya bagus dan AKHLAKnya bagus juga. Pengen yang sholatnya jamaah di masjid. Tepat waktu. 

Aku sadar benar cinta itu bisa hilang kapan aja. Kan, Allah pembolak-balik hati toh? Maka aku berharap ada pemuda yang masih mencintai Allah. Yang menikah karena Allah. Yang menggenapkan separuh agamanya karena paham akan esensi menikah itu apa. Yang meniatkan akan memperlakukan istrinya sebaik mungkin. Because I am fully aware ketika seorang suami itu sholeh maka tugas istri ya taat kepada dia.

Nah aku nggak mau taat ke orang yang akhlaknya nol besar. Aku merasa akan rugi dunia akhirat taat ke orang yang bahkan nggak bisa menuntun ke jalan yang benar. 

And I know pada dasarnya semua itu dimulai dari komunikasi. Yet I lack that skill. Masih susah mengekspresikan perasaan, terutama ketika jenis perasaan itu bukan yang menyenangkan. Seperti sedih, marah, kecewa. Yang sering aku lakukan justru menutupinya dan malah "lari" dari perasaan tersebut.

Difficult right? Well, that's me. In short yes I want to get married. To someone yang basic agamanya kuat, mau belajar bareng (bisa diajak diskusi panjang lebar, A ke Z balik lagi ke A), can act both friend and lover. Are you the one?



:))

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!