Detail
Judul: Rentang Kisah
Penulis: Gita Savitri Devi
Terbitan: 2017
Penerbit: Gagasmedia
Jumlah halaman: viii + 208 halaman
Akan ada waktunya, dimana hidup yang tadinya lurus-lurus aja. Eh tiba-tiba muncul kejutan. Seringnya justru berupa hal-hal yang nggak kita kehendaki. Kamu pernah ngerasa begitu? Saya pernah. Apalagi setelah memasuki usia 20 tahun. Hidup rasanya makin aneh untuk dijalani.
Ternyata, saya nggak sendiri. Gitasav lewat bukunya yang berjudul "Rentang Kisah" merasakan hal yang sama. Keanehan hidup yang dia rasakan, dibagikan dalam buku ini.
Siapakah Gitasav?
Gitasav ini youtuber, influencer, tv host, blogger, banyak deh perannya. Selebgram mungkin masuk juga kali. Nah di buku ini Gitasav buka-bukaan gimana sih kehidupannya dia sebenernya. Kan orang banyak liat tuh di media sosial kayanya asik-asik aja.
Baca: 5 Blogger Favoritku, Siapa Ya?
Ada 3 rentang waktu yang diceritakan Gitasav disini. Pertama, masa remaja alias sebelum ke Jerman. Kedua, kehidupan awal mula saat di Jerman. Ketiga, kehidupan setelah bisa beradaptasi dengan keadaan di Jerman.
Gitasav di masa remaja sama seperti siswa Indonesia pada umumnya. Bingung mau kuliah dimana. Selama sekolah kerjaannya cuma maen aja. Baru kelas XII ribut pilih jurusan. Semula doi pilih ITB dan keterima tuh. Eh, nggak ada angin nggak ada hujan...disuruh untuk kuliah di Jerman sama ibunya.
Baca: 5 Blogger Favoritku, Siapa Ya?
Ada 3 rentang waktu yang diceritakan Gitasav disini. Pertama, masa remaja alias sebelum ke Jerman. Kedua, kehidupan awal mula saat di Jerman. Ketiga, kehidupan setelah bisa beradaptasi dengan keadaan di Jerman.
Gitasav di masa remaja sama seperti siswa Indonesia pada umumnya. Bingung mau kuliah dimana. Selama sekolah kerjaannya cuma maen aja. Baru kelas XII ribut pilih jurusan. Semula doi pilih ITB dan keterima tuh. Eh, nggak ada angin nggak ada hujan...disuruh untuk kuliah di Jerman sama ibunya.
"Sebenarnya bisa aja aku yakin dengan pilihan sendiri dan nggak terlalu mendengarkan keinginan ibuku. Namun, aku juga percaya kalau ridho Allah adalah ridho orangtua. Bagaimana jalan menuju masa depanku mau lancar, kalau orangtua nggak mengizinkan."
Pada akhirnya keputusan untuk kuliah di Jerman membuat Gitasav harus ambil gap year yang ngga umum (buat orang Indonesia).
"Ada perasaan kecewa yang memenuhi hati. Semua rencana dan timeline hidup yang sudah kubuat harus dirombak total. Setiap hari aku diliputi pertanyaan, Why can't I just get what I want?"
Sampai akhirnya di tahun 2010 doi berangkat ke Jerman. Disini, lagi-lagi harus dihadapkan pada hal baru. Mahasiswa baru harus menjalani pra-studi yang cukup panjang. Salah satunya harus punya sertifikat bahasa Jerman sampai level B2. Baru bisa daftar ke Studienkolleg. Persoalan bahasa ini penting karena pengantar kuliah menggunakan bahasa Jerman.
Studienkolleg itu apa? Kelas persiapan atau penyetaraan bagi calon mahasiswa yang berasal dari luar Uni Eropa. Jadi ngga langsung kuliah sesuai jurusan. Melainkan mengulang pelajaran SMA selama dua semester. Kalo gagal? Ya harus drop out.
Disitu Gitasav kenal gimana susahnya belajar yang sebenarnya.
Pacaran beda agama?
Rentang waktu setelah berhasil beradaptasi di Jerman ini menurut saya yang paling asyik dibaca. Pertemuannya dengan pria beda agama (yang sekarang udah mualaf dan jadi suami) membuat Gitasav justru belajar lebih dalam tentang Islam. Awalnya dikarenakan keinginan agar sang pacar berubah agama. Tapi kemudian dia sadar.
"Keinginan egoisku yang lalu-lalu hilang. Hatiku rasanya plong sekali. Desire is toxic for heart indeed. Bahkan aku pun belajar ikhlas jika Paulus bukan jodohku nantinya. Aku nggak berharap apa-apa dari hubungan kami berdua. Toh, aku sudah belajar kalau jodoh itu bukan urusan manusia."
The purpose to live a happy life is to always be grateful and don't forget the magic words: ikhlas, ikhlas, ikhlas.
Kekurangan buku ini subjektif ya. Penggunaan kata "aku" dibanding "gue". Rasanya lebih ngena aja pake kata "gue" karena di blog Gitasav pake itu. Mungkin udah dipikirkan matang-matang sih kenapa ganti jadi "aku". Selain itu buku ini nggak sepenuhnya cerita baru. Beberapa postingan di blog dimasukkan ke buku ini.
Bukannya nggak suka, buat saya eman aja sih. Kenapa ngga dituliskan bab baru aja? Hehe. Lagi, ini subjektif ya pendapat pribadi saya. Overall sih buku ini bagus. Saya udah baca berulang kali. Sudah meracuni teman juga untuk baca. Padahal teman ini ngakunya jarang baca loh. Berarti kan memang ada yang menarik dari buku ini.
Kamu udah baca, belum?
Kemarin maju mundur mau beli buku ini, setelah baca review kok jdi mantap mau beli. Makasih mba review nya :)
ReplyDeleteBeluum bacaa.. tapi suka kepoin ig n youtube channel nya 😁
ReplyDeleteAku belum bacaaa huhuh
ReplyDelete