Monday, September 11, 2017

Kuliah Itu Kayak Gimana Sih, Kak? - Ini Jawabannya!


Jaman mabaku dulu :')
Semenjak saya menulis tentang FKM Undip di blog ini, banyak pertanyaan masuk. Baik melalui email, facebook, maupun instagram. Biasanya pertanyaannya ya seputar pembelajaran di FKM seperti apa. Gimana cara masuknya. Nilainya dulu berapa. Alasan pilih FKM kenapa. Selama saya tau saya selalu mengusahakan untuk menjawabnya. Oh iya untuk yang mau nanya lewat email/instagram aja ya. Pernah ada yang nanya lewat facebook, saya baru ngeh beberapa bulan setelahnya. Maaf banget ya huhu.

Btw fotonya ada yang ditutupin karena sekarang udah berhijab.
Diantara pertanyaan tersebut ada yang menarik untuk dibahas. Sederhana aja pertanyaannya. "Kuliah itu kayak gimana kak? Sama kayak sekolah? Waktu belajarnya berapa lama".
Maksudnya disini waktu berkuliah apakah sama dengan sekolah yang pasti SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun. Simpel ya. Tapi bikin saya, wah ini pertanyaan basic banget. Saya pun tersadar dulu saya nggak pernah kepo hal-hal tentang kuliah. Mana ada tuh saya cari prospek kerja lulusan FKM? Nilai passing grade masuk FKM berapa? Tau FKM aja baru setelah menjalani perkuliahannya. Eugh.
Saya memaklumi pertanyaan ini. Wajar, di Indonesia nggak semua anak lulusan SMA/SMK bercita-cita untuk lanjut di bangku kuliah. Bisa jadi juga alumni sekolahnya nggak ada yang kuliah. Kalo udah gitu, nanya ke siapa?

So I decided to write answer of that basic question "Kuliah itu kayak gimana, kak?"

Kuliah itu banyak jenjangnya. D1, D2, D3, D4, S1, S2, sampai S3. S2 dan S3 otomatis out ya untuk lulusan SMA/SMK. Kan harus lewat S1 dulu. Bedanya apa? Apa ya? Gelarnya? Hahaha. D itu Diploma. Setelah lulus gelarnya Ahli Madya (A.Md). Sedangkan S1 itu Sarjana. Saya dari Kesehatan Masyarakat nih, berarti gelarnya S.KM. Gitu.

Selain gelarnya, masa studinya juga beda. D1 setahun aja. D3 bisa 3 tahun. D4 dan S1 sama-sama 4 tahun. Angka ini nggak saklek harus segitu. Tergantung institusinya. Contoh S1 di universitas negeri ada peraturan yang mengharuskan lulus maksimal 5 tahun. Lebih dari itu mau nggak mau Drop Out (DO). Bisa aja tiap tahun aturannya beda. Soalnya dulu sempet ada aturan maksimal 7 tahun. 
Untuk universitas negeri dan politeknik negeri ada jenjang D3, D4, dan S1. Jenjang D1 dan D2 sendiri biasanya ada di sekolah kedinasan semacam Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Oiyaa di konteks ini saya pake yang di universitas negeri ya. Berhubung saya kuliahnya disini. Saya nulis based on experience. Soal kedinasan atau universitas swasta saya angkat tangan karena emang nggak mengalami :)

Kuliah itu kita yang ngatur sendiri jadwalnya. Pake apa? SKS. Apa sik kepanjangannya? Satuan Kredit Semester! Pada jenjang S1 dibebankan 144 SKS untuk dapat lulus. Udah termasuk magang, KKN (Kuliah Kerja Nyata), dan Skripsi. Nah tiap semester harus mengambil SKS sesuai dengan kemampuan. Jujur aja ini saya nggak ngalamin karena SKS saya udah di-set sama fakultas pasti ngambil apa-apanya.

Saya ceritain yang pengalaman teman ya. Untuk SKS murni, kamu bakal "rebutan" sama yang lainnya. Karena tiap dosen dan kelas punya kapasitasnya masing-masing. Contoh kamu mau ambil mata kuliah Ekonomi Pangan, kapasitas mahasiswa di kelas 30. Ya kamu harus cepet-cepet input saat bikin KRS (Kartu Rencana Studi). Kalo kapasitasnya habis? Nggak bisa ambillah. Makanya butuh cepet-cepetan atau janjian sama temen saat KRS-an ini.

SKS tiap semester juga beda. Semester di kuliah sama ya dengan sekolah, 6 bulan. Balik lagi ke SKS, pilihnya tergantung dari IP. Maksimal per semester 24. Maksudnya gini, semester 1 IP kamu 3. Sedangkan temen kamu 3,5. Maka kamu nggak bisa ambil 24 SKS penuh untuk semester 2. Alasannya? Nggak tau kenapa HAHA maap ku tidak mengalaminya. Duh -_-

Kuliah itu kita yang proaktif. Mulai dari hubungin dosennya lah sampe ngurusin nilai. Bye-bye dengan guru yang pasti masuk di jadwalnya saat sekolah. Bye-bye juga dikejar-kejar buat ngumpulin tugas. Semua itu nggak akan dialami di perkuliahan. Kamu harus aktif hubungi dosen buat ngisi di kelas. Rajin nyatetin sendiri tugas-tugasnya kalo nggak mau tiba-tiba nilai yang keluar di Kartu Hasil Studi (KHS) jadi D. Nauzubillah.
Kuliah itu banyak waktu luangnya. Literally. Jam belajar sama dosen paling cuma 1-2 jam per mata kuliah. Sehari paling banyak 3 mata kuliah lah. 6 jam. Bandingkan dengan sekolah dari jam 07.00 - 14.00 atau full day sampe jam 17.00 itu hampir 10 jam ya. Waktu luang ini buat apa? Ya ngerjain tugas, diskusi, praktikum, survei, apapun itu you named it. Nggak ada lagi yang namanya belajar cuma duduk manis di kelas dengerin dosen ceramah. Kalian pasti bakal dapet tugas yang harus dikerjain di luar kelas.
Kuliah itu unpredictable. Serius. Ada yang tiba-tiba ilang di tengah jalan. Trus muncul kembali. Ada yang cuti dulu. Macem-macemlah. Saya juga punya temen yang ilang di semester 5 alias nggak masuk kuliah. Parahnya sampe sekarang nggak ngerti alasannya apa. 

But, yang paling penting adalah jangan sampe kita nge-judge orang yang kayak gitu. Saya selalu menanamkan pada diri saya bahwa keadaan tiap orang beda. Dan emang nggak ada yang tau. Bisa jadi dia sebelumnya kuliah dengan aman dan nyaman karena orang tuanya mampu membiayai. Kemudian tiba-tiba orang tuanya dipanggil Allah? No one knows. Bagusnya, tanya langsung ke orangnya dan beri solusi dari permasalahannya. That's what friend should do.

Kuliah itu liburnya lama. Dalam satu semester 6 bulan, hari aktif kuliah paling cuma 3-4 bulan. Sisanya? Libur. Inilah yang jadi masalah kalo selama libur nggak ngulang materi kuliah. Bisa-bisa ilmu di kepala udah menguap hilang ditelan drama Korea yang ditonton selama liburan *hela napas*.

Kuliah itu luarannya mirip sekolah. Tapi saat dijalani terasa 180 derajat berbeda.
Kuliah itu bukan sekedar gengsi pilih jurusan apa. Tapi apa yang mau kamu lakukan dengan ilmu yang didapat.
Kuliah itu bisa aja gratis. Tapi hidup jadi mahasiswa memang "mahal" kalo nggak disiasati.
Kuliah itu bukan sekedar main-main aja. Tapi kesempatan untuk bisa menemukan "mau jadi apa".

Kuliah itu...pada saatnya nanti akan dirindukan.
.
.
.
Kerasa banget aura angkatan tuanya *sigh*

8 comments

  1. hahahahaa... ini pertanyaan yang sering kutanyakan ke ibu
    Dija gak sabar pingin kuliah
    tapi kata Ibu, masih butuh waktu laaaamaaaaaa
    hehehhee

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum Wr.Wb
    Kak saya ingin bertanya.. bener dak sih klo kuliah itu buku buku yg akan kita pkek menggunakan bahasa inggris..??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam. Bisa iya bisa tidak. Tergantung dosennya. Aku kebanyakan masih pake bahasa Indonesia. Untuk jurnal baru bahasa Inggris.

      Delete
  3. Bingung mau kuliah apa engga hehe:"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba dihitung baik buruknya aja, semangat yaa! :)

      Delete
    2. ketika lulus dan bekerja yang kepake saat kita kuliah apanya ya ka? bingung bgt milih konsentrasi :(

      Delete
    3. Yg kepake: pengalaman, cara berpikir, attitude, keinginan untuk bekerja, mau belajar. Perkara keilmuan tergantung pekerjaan nanti linear sama apa yg dipelajari di kuliah/nggak.

      Delete
  4. Kak gimana caranya dapat teman, semisal kita sendirian dateng dari pelosok gitu terus bingung gimana mau tanya ya maulu dan ahhhh bingung :(((

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!