Fun fact: penghasilan pertamaku dari blog adalah postingan tentang drama Korea!
Kirain bakal selamanya begitu. Ternyata manusia bisa berubah. Tahun ini aja terakhir hanya berhasil menyelesaikan Our Beloved Summer. Meskipun muncul drama Lee Jong Suk, biasku terzheyeng habis balik wamil tetep nggak kutonton. Whyyy oh whyyy?
2. Pilihan genre banyak
Romance menye-menye? Ada.
3. Bertabur bintang
AAAKKKK ini terpenting sih! Drakor kan jual visual banget yah. Nah ini aktor aktrisnya emang cangtip gila :') banyak orang yang bilang kecantikan orang Korea tuh sama. Padahal engga lho, kalauu diamati dengan baik-baik. Memang mayoritas yang perempuan kurus, rambut lurus, kulit putih mulus. Tapi ada yang stand out dengan warna kulitnya sendiri seperti Gong Hyo Jin.
4. OST-nya menarik dan eargasm
Asli ini no debat. Setiap drama korea dilengkapi dengan soundtracknya. Penyanyi dan pembuatannya tuh nggak main-main lho. Malah ada satu album yang sengaja dirilis untuk OST drama korea. Nggak nonton drakornya tapi denger OST nya tetep bisa banget lho dinikmati.
5. Belajar bahasa Korea
Sebagai manusia yang ketertarikan kepada Koreanya tinggi, ada lah keinginan untuk belajar bahasa Korea. Ini adalah waktu yang tepat. Belajar langsung dari percakapan sehari-harinya. Nambah vocab. Paling seru sih ketika tau Korean slang. Berasa anak gaul korea gituuu...
Tapii...tapi tapi...
2. Menjual mimpi
LOL. Yaiyalah sinetron juga menjual mimpi kali. Tapi gimana yaah drama Korea tuh bisa menarik penonton sampai terbuai. Menggunakan bahasaku: invested. Mau banget diceburin ke kisahnya. Masih inget ketika netijen Indonesia menghujat Han So Hee di kolom instagramnya hanya karena berperan sebagai antagonis? Itu halu tingkat dewa.
Sebelum menjelaskan kondisi saat ini, marilah kita flashback dengan berjuta alasan nonton drakor.
1. Waktunya luang
1. Waktunya luang
Jaman itu belum banting tulang pagi sore mencari nafkah *HALAH. Masih nyaman dirumah. Makan, listrik, wifi dan segala kebutuhan hidup lain ditanggung orang tua. Dahlah kek gak ada beban dan bukan tipe aktivis jadilah waktu yang luang ituu kuhabiskan dengan marathon drakor.
Nonton sampe subuh? GAS.
Nungguin subtitle Inggris rilis? GAS.
YOLO emang.
2. Pilihan genre banyak
Romance menye-menye? Ada.
Drama anak sekolahan? Ada.
Hukum? Ada.
Thriller nyerempet bunuh-bunuhan? Ada.
Paralel universe? Ada.
Sebutin aja mau genre apa. Hampir semua ada. Tinggal pilih mana yang dimau. Sangat bervariasi. Ketika bosen dengan genre A bisa banget pindah ke genre B. Beda dengan sinetron Indonesia yang isinya bisa ditebak. Umumnya alurnya sama. Kalo ga azab ya balas dendam karena cinta atau kekayaan wkwkwk sungguhlaah ga bisa dibandingin.
3. Bertabur bintang
AAAKKKK ini terpenting sih! Drakor kan jual visual banget yah. Nah ini aktor aktrisnya emang cangtip gila :') banyak orang yang bilang kecantikan orang Korea tuh sama. Padahal engga lho, kalauu diamati dengan baik-baik. Memang mayoritas yang perempuan kurus, rambut lurus, kulit putih mulus. Tapi ada yang stand out dengan warna kulitnya sendiri seperti Gong Hyo Jin.
Begitu pun aktornya. Mayoritas flower boy betul. Tapi tetep ada yang manly seperti Jang Hyuk. Ditambah lagi umurnya tuh beragam lol. Jadi nggak merasa "ketuaan" karena selalu ada ajusshi rasa oppa untuk dipantengin :P
4. OST-nya menarik dan eargasm
Asli ini no debat. Setiap drama korea dilengkapi dengan soundtracknya. Penyanyi dan pembuatannya tuh nggak main-main lho. Malah ada satu album yang sengaja dirilis untuk OST drama korea. Nggak nonton drakornya tapi denger OST nya tetep bisa banget lho dinikmati.
Aku adalah salah satu penggemar berat OST rilisan drakor. Ringtone handphoneku aja Bravo My Life dari drakor Prison Playbook *TMI.
5. Belajar bahasa Korea
Sebagai manusia yang ketertarikan kepada Koreanya tinggi, ada lah keinginan untuk belajar bahasa Korea. Ini adalah waktu yang tepat. Belajar langsung dari percakapan sehari-harinya. Nambah vocab. Paling seru sih ketika tau Korean slang. Berasa anak gaul korea gituuu...
Tapii...tapi tapi...
Semakin kesini pemikiranku semakin berubah. Dan bisa dibilang berkembang. Ditambah dengan kesibukan sehari-hari sebagai umbi, menurunkan keinginanku untuk nonton. Selain alasan itu, ada alasan personal lainnya.
1. Mulai nyerempet LGBT
Yes. Beberapa drama Korea udah mulai terang-terangan menunjukkan LGBT. Didalam kepercayaanku, aku nggak support LGBT.
1. Mulai nyerempet LGBT
Yes. Beberapa drama Korea udah mulai terang-terangan menunjukkan LGBT. Didalam kepercayaanku, aku nggak support LGBT.
"Ah kan cuma tontonan aja. Selewat-selewat".
JUSTRU ITU. Takut banget kalau dengan frekuensi paparan yang rutin, akan membuat otakku ini otomatis berpikir LGBT adalah hal biasa. Bukan penyimpangan. Sementara itu bertentangan dengan apa yang aku percaya. So yeah, lebih baik mengurangi paparan. Usahaku untuk menjaga iman juga :')
2. Menjual mimpi
LOL. Yaiyalah sinetron juga menjual mimpi kali. Tapi gimana yaah drama Korea tuh bisa menarik penonton sampai terbuai. Menggunakan bahasaku: invested. Mau banget diceburin ke kisahnya. Masih inget ketika netijen Indonesia menghujat Han So Hee di kolom instagramnya hanya karena berperan sebagai antagonis? Itu halu tingkat dewa.
Halu lainnya: jadi berekspektasi pengen punya pasangan kayak di drakor. WKWK ini mah sindrom kelamaan jomblo kali? Tapi ya gitu sih aku merasanya hidup didunia berbeda. Lupa sama realita. Atau justru pelarian dari realita yang ngga sesuai ekspektasi? Haduh berat kali bun.
***
Karena alasan itu pada akhirnya sekarang udah berkurang banget frekuensi nonton drama korea. Yah begitulah realita manusia yang selalu berubah-ubah. Nggak tau sih kedepannya apakah aku bakal rajin nonton drakor? No one knows.
Sama banget Mba! Aku gak tau kenapa tapi tahun ini khususnya aku mager banget ngikutin drama Korea, padahal kalo diliat-liat tahun lalu banyak banget yang aku ikutin eh sekarang mah enggak sampe 5. Aku gak tau alasan pastinya kenapa tapi kayaknya lagi di fase bosen? Mungkin udah ngikutin kebanyakan drama sampe fed up gitu sih hahahaha
ReplyDeleteTapi aku setuju sekarang jadi lebih open banget ya drakor tuh, aku juga berusaha banget untuk menghindari tuh. Dan aku kasian sama aktor yang diserang cuma karena peran. Itu sih netizennya aja yang bodoh gak bisa bedain akting dan aslinya, padahal kalo beneran sampe bikin kita kesel banget kan si aktor itu sukses aktingnya ya.....