Monday, December 02, 2019

Kita yang Lalai

Senin pertama di bulan Desember. Berakhir dengan makan malam. Ditemani obrolan seputar manusia, pernikahan, dan pengkhianatan. Kami dua perempuan yang berbeda. Saya jomblo, dia menikah. Saya sendiri, dia berbuntut dua. Saya baru merasakan dunia kerja, dia sudah berpengalaman. And here we are talking about relationship stuff.


Muasalnya dari topik layangan putus. Sudah beberapa waktu terlewati memang. Tapi bagi kami perempuan, masih menyisakan tanda tanya besar. "Kok, bisa?"

Sesederhana itu dan cerita pun mengalir. Tentang istri yang diselingkuhi. Suami yang tergoda perempuan lain. Keberadaan perempuan yang tanpa malu menjadi benalu di rumah tangga orang lain. Padahal jelas masing-masing sudah punya pasangan.

Where's love they used to say? Oops, no. Love isn't what matters here. Commitment is. Mana komitmen yang pernah terucap saat akad? Apa itu cuma pemanis belaka?

Again, I reminded of what happened to me. A fragile family with no strong bond. We look like strangers who lived under the same roof. We are not living. We are just holding on.

Bicara tentang manusia seringkali nggak bisa dipikir pake otak. Dengan nalar manusia. Terlalu banyak kelakuan manusia yang udah diluar nalar. How can one easily hurt another? They're not stranger. It's their spouse. It's their family. What's the problem here?

Cuma satu jawaban yang saya miliki. They forget that Allah is watching.

Ya, sumber bencana manusia karena mereka, saya, kamu, kita, lalai. Kita lalai kalau gerak gerik diawasi 24 jam non-stop. Kita lalai bahwa sesungguhnya tujuan penciptaan adalah untuk beribadah. Kita lalai bahwa setiap jengkal tubuh kita akan ditanyai satu persatu. Dipertanggung jawabkan. Kita lalai bahwa hari pembalasan itu benar adanya. Apalagi yang kita lalaikan?

I think this is also a reminder for me. To be careful on each step I take. Because it's either bring you to Jannah. Or... Jahannam. We choose for ourself.

1 comment

  1. ya emg tugas kita mengingatkan, bukan ut menghakimi apa yang dialami orang lain. Gitu kata guru saya

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!