Tuesday, May 08, 2018

Benefit of Being Famous

Sejak nyemplung dan menyeriusi dunia blogging, saya belajar akan banyak hal baru. Kali ini tentang blogger sekaligus buzzer. Taukah buzzer? InsyaAllah kalo blogger tau juga ya. Jadi buzzer ini kurang lebihnya, "Orang yang dibayar brand untuk mempromosikan mereka melalui media sosial dengan kriteria memiliki jumlah pengikut tertentu".


Jadi nggak cuma selebgram dengan berjuta-juta pengikut aja yang bisa "ngiklan". Blogger pun juga bisa.

Dengan adanya syarat jumlah pengikut tertentu, jadilah para blogger ini berusaha untuk menaikkan followers di media sosial. Sebut saja instagram. Saya pun salah satu pelakunya, hehe. Ngefollow banyak orang dengan niatan di follow balik.

Keliatannya enak ya punya pengikut banyak di instagram. Apalagi bagi yang suka ngepoin artis-artis itu. Sekali endorse bisa jutaan rupiah diraup. Coba bayangin kalo itu kalian gaes, mau tetep kerja rodi 9 to 5 nggak? 

Secara nalar dan nafsu pasti pengen banget ya bisa kayak gitu? Tinggal duduk manis dirumah. Cekrek sana cekrek sini, mikir caption, modal kuota, upload. Pundi-pundi rupiah masuk ke rekening. Padahal sebenernya...

Sadar nggak semakin banyak jumlah pengikut, semakin besar tanggung jawab yang kita pikul?

Contohnya kayak gini.
Karena kita udah nganggep media sosial ini "milik kita", maka kita ngerasa bebas buat ngeposting apa aja. Samber semuanya. Semisal dapet job buat ngepromosiin obat pelangsing. Dari klien udah meyakinkan obat ini aman, lolos BPOM, lolos uji laboratorium, dsb. Kita percaya aja tanpa mau bersusah payah mencari kebenarannya.

Kemudian ada yang tertarik beli setelah liat postingan kita. Eh ternyata yang terjadi justru menimbulkan gejala anorexia. Siapakah yang bakalan bertanggung jawab? Apakah si buzzer? Ataukah si produsen?

Itu baru urusan duniawi aja. Belum urusan akhirat. Kita dapet pemikiran yang mungkin ternyata setelah dipelajari menentang ajaran agama kita. Tapi kita nggak tau karena kita berpendapat sumbernya terpercaya, nggak mungkin salah. Kemudian lagi, followers ada yang sama percayanya kayak kita. Padahal itu jelas SALAH.

Kebayang nggak, dosa yang kita dapet karena mengarahkan orang ke hal yang salah? Man, it sounds scary for me. Apalagi kalo udah melenceng kayak posting makanan haram, orang kepengen juga. Eh jadi kemakan deh. Dan itu semua gara-gara postingan kita. Nambah lagi dosa. Sedih nggak, sih? Sedih.

***

Yang mau saya garisbawahi adalah...jangan terlena dengan angka. Selalu, selalu ingat bahwa di setiap angka yang mengikuti kita ada tanggung jawab yang menyertai. And this is internet. Whatever we upload will stay forever. Mungkin kita udah berusaha menghapus hal buruk. Tapi apakah sebenarnya hal itu beneran hilang?

Atau cuma kayak bekas jerawat yang ditutupin make up tebel aja? Masih ada hanya tersamarkan di permukaan. Who knows.

So that's why my friend let's be wise using social media. Be as inspiring as possible. Sebarkan kebaikan, ayat-ayat dari Al-Qur'an, hadist dan ilmu lainnya yang bisa aja orang belum tau. Kenapa penting? Karena dengan ini kita bisa menabung untuk masa depan. Masa akhirat. Coba deh baca hadist dibawah ini,

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Jangan ragu buat memposting kebaikan. Pergunakanlah jari jemari kita selagi bisa. Semua gadget sebagai perantara untuk kita menebar kebaikan. Nggak perlu jadi dai, nggak perlu jadi ustadz, semua muslim berkewajiban untuk menyampaikan walaupun satu ayat.

Jangan sampai kita cuma memikirkan untuk mengisi pundi-pundi rekening, tapi lupa mengisi tabungan akhirat. Use your famous for the sake of Allah. InsyaAllah it will return better.

4 comments

  1. Good article, in the very first impression, I though you will influence me, as your reader, to get to be someone to chase the thing we called as; "Famouse" But when I had read it, my perspective has changed.

    I don't really like to be famous, since I am an introvert, you know, we are really comfy with less crowded people where we can enjoy our activities.

    But I do agree with you, on the part where we can use the famous factor to share many kindness thing to make people become a better version of themselves.

    At the end, I like your article. Can't wait to see more article like this one in the next post. Thank You Lu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Well, just because you're introvert I don't think you should avoid social media. It brings a lot of things in a good way if you use it wisely. However, I respect your decision.
      Thank you for your appreciation. Let's share good deeds!

      Delete
  2. Waaa tulisan ini mengingatkan banget. Bener banget tuh mbk, tanggung jawabnya besar. Makasih mbk untuk sharingnya. Smoga kta sllu jdi sosok yg lebih baik lg kedepannya amiin. Salam, muthihauradotcom

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!