5 Karakter Global Leader menurut Handry Satriago
Leader. Satu kata yang banyak sekali diulas di berbagai bidang. Mulai dari buku how to be a good leader, sampai training-training leadership, dan masih banyak lagi. Sejatinya tiap orang memang membutuhkan skill satu ini. Toh, dia akan menjadi pemimpin juga. Minimal bagi dirinya sendiri.
I myself currently also a leader in my team. Dalam memimpin tim saya, saya memadukan banyak metode kepemimpinan. Satu metode tidak bisa diterapkan sama rata ke semua orang di dalam tim. Each person need different treatment. Ini baru di ranah organisasi tingkat kampus.
Bicara tentang pemimpin-pemimpin besar (let's call them global leaders) seperti leader di perusahaan multinasional misalnya. Seperti apa karakteristik mereka? Handry Satriago dalam bukunya yang berjudul #Sharing membagikannya untuk pembaca.
Behavior humble
Ternyata para pemimpin tersebut tidak besar kepala dengan jabatan yang diperolehnya. Mereka tidak memaksakan diri selalu membenarkan pendapatnya. Saat mendapatkan perbedaan pendapat dari follower-nya, mereka memilih untuk mendengarkannya terlebih dahulu ketimbang tutup telinga.
Welcome with kompleksitas budaya
Hal ini berlaku ketika global leader tersebut ingin mengembangkan perusahaannya lebih luas. Budaya di daerah X yang berbeda dari daerah asal leader tidak dianggap sebagai perdebatan untuk mencari mana yang benar dan mana yang salah. For them, different culture means a new learning area.
Kemampuan menangkap informasi dengan cepat
Seorang leader harus bisa memberikan keputusan kapan pun dibutuhkan. Tidak bisa untuk memutuskan harus menunggu, berpikir terlalu lama. In case of investment, investor akan lari duluan jika leader yang ditawarkan terlalu lama berpikir. Untuk memutuskan dengan tepat dan cepat tentu membutuhkan banyak informasi guna ditelaah. Dan, seorang global leader ketika menangkap informasi harus segera menganalisisnya.
Salah satu caranya yaitu dengan membaca. Apapun itu. Tiap membaca, kata Handry, kita akan mendapatkan sebuah dot. Semakin banyak membaca, semakin banyak dot yang dimiliki. Saat dibutuhkan, a leader only needs to connect these dots. And tha's how a decision made.
Like to have a new friend
Instead of enemy, they treat competitor as a friend. Sebagai gambaran sederhana, Adidas butuh Nike untuk berkembang. Saat Adidas meluncurkan model terbaru sepatunya, Nie akan terpacu jiwa kompetitifnya. Hasilnya? Inovasi baru dari Nike pun muncul. Dengan begitu keduanya akan maju dan berkembang bersama, tidak hanya jalan di tempat.
Have sense of humor
Terakhir, seorang leader bukan berarti tidak bisa bercanda. Mereka tahu kapan harus bercanda dan kapan harus tegas. Di saat banyak tugas menumpuk, a little humor will give relaxation to followers. Bayangkan saat kerjaan menumpuk justru mendapatkan omelan sana-sini? Bisa jadi follower justru "mental" dan tidak lagi loyal.
***
Dari karakteristik diatas, mau tidak mau saya mengiyakan semuanya. Memang benar dan bisa juga diterapkan di organisasi. Terutama untuk poin terakhir. Saya merasakan sekali terkadang rasa humor itu harus ada. Apalagi di organisasi mahasiswa yang notabene bergabung secara sukarela.
Sebagai reminder, saya masukkan sebuah hadist yang sudah sangat terkenal.
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. (HR. Bukhari)
Soooo, let's be a good leader!
Jadi tahu deh karakter leader, aku termasuk tipe apa ya.,? hehehe. Mampir juga ke rumahku mbak! http://www.yellsaints.com/2015/09/menuju-era-etrepreneur-muda_4.html
ReplyDeleteSiap mbaa
Delete