Saturday, March 25, 2017

Tentang Perubahan

http://www.leadership-choices.com
We didn't do anything wrong, but somehow, we lost. Kata CEO Nokia Stephen Elop saat pengakuisisian  oleh Microsoft. Sedih gak sih mendengarnya? Saya sih miris dan kasihan. Siapa yang nggak kenal Nokia? Merk sejuta umat. Nokia punya model HP dan fitur yang bermacam. Hampir semua orang (dulunya) punya Nokia dalam genggamannya.

Saat Android muncul, Nokia mulai tergoyahkan posisinya. Di saat merk lain "mencicipi" Android, Nokia tetap bertahan dengan tidak akan menggunakan Android. Sampai akhirnya Nokia "mengalah" dan mengadopsi Android juga. Tapi apa daya, sudah terlambat. Nokia kalah jauh dari kompetitornya.



Lain cerita, beberapa hari yang lalu masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kisruh transportasi online. Sebenarnya kisruh ini nggak baru-baru amat ya. Hanya entah kenapa muncul kembali. Transportasi konvensional menganggap si transportasi online ini mencaplok rezeki mereka.

Saya nggak membahas kubu mana yang benar atau salah. Di tengah kisruh ini ada yang berkomentar di media sosial, "Apakah mereka lupa dengan tukang becak yang merasakan hal sama saat kehadiran angkot, bus kota, ojek?". Lugas dan mendalam.

Saya pikir-pikir, hmm..benar juga ya. Pada dasarnya dunia akan selalu berubah.

Sebut saja becak terganti dengan ojek. Ojek konvensional yang nunggu di pangkalan terganti dengan ojek online yang langsung datang dengan sekali klik. 

Fashion pria yang awalnya hanya kemeja dan jaket sama menjadi bermacam-macam termasuk aneka jaket varsity pria. Apalagi setelah Zayn Malik yang mengenakan. Duh, tambah booming lah itu. Hihi. Itu sih karena Zayn-nya yang emang ganteng kali ya.

Fashion wanita pun juga nggak kalah. Contohnya hijab yang dulunya booming banget menggunakan pashmina sampai muncul tutorial ala ini ala itu. Eh sekarang malah muncul jilbab instan terbaru. Modelnya sih sama pashmina cuma sekarang nggak perlu lagi pentul sana pentul sini. Tinggal slupp siap pakai tanpa pentul. *udah kayak iklan olshop belum?*

***

Poinnya disini adalah perubahan memang selalu dan akan terus terjadi. Kita sebagai makhluk yang berakal diberikan pilihan dalam menghadapinya. Buat saya sendiri pilihan itu ada dua, jadi penonton perubahan atau pelaku perubahan.

Menjadi penonton berarti hana duduk manis di bangku sembari melihat panggung perubahan digelar. Apa yang bisa dilakukan penonton? Nggak banyak. Paling-paling cuma mengikuti alur cerita, bereaksi sekedarnya, berkomentar bila sempat. Sangat terbatas.

Coba bandingkan dengan pelaku perubahan. Sebagai lakon dia yang menggerakkan, menyusun alur seperti apa sesuai dengan ide yang bermunculan. Memang ada risiko dikomentari, dikritik, bahkan dihujat. Tak apalah, yang penting sudah berusaha daripada sekedar duduk manis.

Iya, nggak?

Nah, cara jadi pelaku perubahan gimana? Kuncinya ada di gambar yang saya pakai sebagai cover di atas. Learn. Belajar. Belajar dari yang lalu-lalu, belajar untuk keluar dari zona nyaman, belajar merancang masa depan.

Hal ini juga saya katakan ke adik tingkat pada beberapa kesempatan.

"Jangan cuma mengandalkan materi dari dosen aja. Belajar mandiri, cari tahu apa yang kamu pengen tahu. Atau kembangkan dari apa yang diberikan dosen."

Karena belajar, kata Handry Satriago di bukunya adalah individual responsibility. Sudah sejauh mana kamu (mau) belajar? Peran apa yang mau kamu ambil untuk mengatasi perubahan? Only you know what the asnwer is.

6 comments

  1. Yap.. bagiku sebagai konsumen ya pilih yang murah (untuk transportasi ol) dan andai tak ada perubahan nggak berkembang juga kan ya?

    ReplyDelete
  2. Sya setuju banget. Teknologi memang bisa memaksa kita berubah. Kalau nggak berubah, kita pasti terlindas.
    Memang, beberapa orang mungkin sulit menerima perubahan karena keterbatasan kemauan plus keterbatasan skill.
    Semoga aja kisah-kisah kayak gini nggak lagi terjadi di masa yang akan datang. Karena selain orang-orangnya sendiri yang rugi, masyarakat juga kasihan.
    By the way ini blognya nggak responsif ya. Nggak mobil friendly. Jadi rada repot mau baca. Kudung ngezoom kalau di HP.

    ReplyDelete
  3. perubahan itu pasti terjadi, dalam sektor apapun karena masyarakat itu kan dinamis. cuma kadang ya emang masyarakat telanjur udah punya zona nyaman masing-masing dan ujung-ujungnya zona nyaman itu saling 'bentrok' satu sama lain. ya mau gak mau, siapa yang paling adaptatif dengan perubahan itulah pemenangnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Susah deh kalo udah nyenggol2 zona nyaman :/

      Delete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!