So, yeah. I settled in Korea. For a year and half. Sometimes I think it's going to be a long time. But also not too long at the same time. Depends on our own perspective actually.
Sebenarnya agak sedikit sedih dan kesal dengan rencana sebelum keberangkatan yang sudah kususun berantakan. Berkaitan dengan birokrasi yang yaa...begitulah. Tapi ya sudah lupakan saja dan fokus menjalani apa yang didepan mata.
Keberangkatan dari Indonesia
Aku berangkat berdua dengan maba yang satu jurusan. Alhamdulillahnya kok ya satu instansi. Kami janjian di CGK untuk lebih mudah. Diluar dugaan, akhirnya aku pun berangkat diantar keluarga. Maybe because I'm the first one to live abroad in my family? That is a real privilege, I know.
Untuk penerima beasiswa KOICA, tiket sudah diuruskan. Jadi ya kami tinggal mempersiapkan sebaik mungkin. Selain visa, apa yang harus dipersiapkan?
- Pengisian q-code
- Pengisian e-arrival
Semua sudah ada petunjuknya yang dikirimkan bersama e-ticket. Maskapai yang kami naiki adalah Korean Air.
Sebelum terbang, kami udah pesan dulu untuk makanannya yaitu Moslem Meal. Caranya tinggal ke website Korean Air, isi kode booking dan service apa yang dibutuhkan. Jangan lupa untuk check in online. Kami kelupaan, alhasil dapetnya tempat duduk di tengah. Padahal pengen deket jendela ((buat konten)). Hahah.
Berikut penampakan moslem meal:
Semuanya enak. Sayangnya aku udah makan sebelum terbang. Udah laper banget. Alhasil ngga aku habisin semua, takut pupup di pesawat kan ribet yak. Gapapalah yang penting daging ayam sebagai proteinnya kemakan.
Selama penerbangan ini aman aja. Ada hal yang aku baru tahu. Jadi di pesawatnya itu disediakan alas kaki tipis. Nah kebanyakan warloknya pake ini. Sepatu dilepas, lalu mereka ganti alas kaki dari maskapai. Aku? Enggak. Takut kedinginan. Lol.
Tiba di Korea
Kami mendarat pagi hari di Incheon. Wah, semuanya pake hangeul. Bagi yang mau ke Korea untuk keperluan apapun aku sarankan minimal bisa baca hangeul sih. Iya, ada translator app. Tapi akan lebih hemat waktu ketika udah bisa baca. Nggak cuma di airport, di segala tempat plangnya lebih banyak menggunakan hangeul. Bagi yang hangeul-illiterate yah, tentu saja susah dan berat.
Saat mendarat langsung siapkan q-code ya biar cepat. Lalu ambil bagasi. Nggak terlalu lama, dan aman pula meski tanpa wrap atau pelindung lain.
Next, mencari akomodasi untuk ke Seoul. Seperti bandara CGK yang ada di Tangerang, bandara Incheon ini bukan pas di ibukota yaitu Seoul. Perjalanannya sekitar 1 jam. Ada banyak pilihan, kereta, bus, taxi.
Sesuai petunjuk, kami menuju stand KOICA.
Disitu ada staf yang memesankan transportasinya, semacam van gitu? Cukup lega untuk 2 orang dan 4 koper kami.
Kami cukup menikmati perjalanannya. Ya, berhubung sama-sama pertama kalinya menginjakkan kaki di Korea. Banyak foto-foto jalan. Memperhatikan ini itu. Sambil mencocokkan informasi yang selama ini kami tonton di drama atau variety show dengan kondisi nyata.
Sampai juga di dorm!
Yap, kami disediakan dorm untuk mahasiswa. Lokasinya dari gerbang utama Yonsei University agak jauh memang. Masih bisa dijangkau dengan jalan kaki. Oh ya, kalau tinggal disini akan sering jalan kaki. Sisanya bisa naik transportasi umum berupa bus atau subway (MRT). Pilihan paling menguras kantongnya: taksi.
Kami disambut oleh Koordinator dan Teaching Assistant yang selama ini memandu kami lewat email dan zoom. Ramah banget! Kami diminta masuk ke lobby dorm. Kemudian diberikan 3 barang.
1. Cover kasur. Berhubung kasur ini milik umum, kami ga bisa langsung merebahkan badan tanpa ada alas dasar. Bukan sprei ya. Cover yang melekat gitulah.
2. Uang settlement dan allowance. Secara cash. Kan kami belum punya akun bank Korea tuh. Alhasil dikasih cash dalam amplop. Kayak angpau dengan jumlah yang kalo dirupiahkan.....melebihi gajiku sebulan :))
3. Buku ajar bahasa Korea dasar. Yap, sehari setelah mendarat kami langsung mengikuti kelas bahasa Korea. Kelasnya wajib, walaupun nggak terhitung sebagai SKS.
Dalam pembagian roommate, ternyata kami sekamar. Alhamdulillah, bersyukur banget. Udah ga inget kapan terakhir kali sekamar berdua. Selama ini ngekos sendiri udah nyaman. Kalau sekamar dengan sesama Indonesia setidaknya otak bisa istirahat sebentar dari switching language. Selain itu ya pastinya lebih mudah penyesuaiannya.
Masing-masing kami diberikan akses kartu untuk masuk dorm. Udah ditekankan untuk selalu menjaga keamanan jangan sampai hilang atau ketinggalan.
Begitulah cerita singkat sampai menjejakkan kaki di negeri Ginseng. Meski masih seminggu kami udah cobain naik bus dan subway. Udah belanja belanji. Udah ke masjid pula. Semoga aku bisa istiqomah posting blog ya ^^
Doakan kami agar bisa menyelesaikan studi dengan baik!
Post a Comment
Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!