Monday, December 30, 2024

2024 Reading Journey

Sudah lama tidak menuliskan rekap dari aktivitas membaca. Sehubungan dengan ditutupnya tahun 2024, yuk ah cek gimana progress kegiatan favoritku ini.


Reading Challenge

Satu-satunya reading challenge yang kuikuti tiap tahun ya dari Goodreads. Meskipun banyak yah sekarang aplikasi reading tracker. Aku si golongan malas mencoba hal baru ini memilih stick to Goodreads.

Secara berkala targetku naik terus karena terpenuhi. Awalnya di 100, kemudian 150 dan akhirnya sekarang tembus di 200+! Yay. Happy? Yes. Artinya aku banyak menghabiskan waktu di buku. Aslinya sih tetep distraksi medsos banyak :')

Ini data yang dibagikan Goodreads per 19 Desember 2024. Sayang sekali mereka tidak memperbarui sampai tanggal 31 :P



Yang paling keliatan dari tahun lalu adalah aku lebih mencoba eksplor buku bergambar. Salah satunya ya manga itu. Aku marathon Death Note (sampai dikatain ketinggalan jaman), Demon Slayer, dan berbagai manga lainnya. Sepertinya untuk mengimbangi kelelahan duniawi ini. Maunya baca yang ringan aja. Padahal ya nggak ringan amat juga...

Rutinitas membacaku masih lebih sering di kamar dibanding diluar. Rasa nyaman baca sambil pose apapun pake kostum apapun tuh nggak tergantikan dengan kafe atau baca diluar. Dimana aku diharuskan untuk bertingkah laku anggun dan elegan *halah. 

Buku Favorit

Memilih beberapa yang bisa aku rekomendasikan untuk dibaca. Ternyata sampai 14 jumlahnya. Well, ngga sampai 10% dari total buku yang kubaca sih.

Berikut aku tulis daftar dan ulasan singkatnya, siapa tau tertarik buat baca juga. Urutan nggak menunjukkan ranking yaa..

1. Hai Nak! - Reda Gaudiamo
Buku singkat dan tipis yang isinya memberikan "petuah" dan pengingat kepada para dewasa muda. Buku yang serasa dipukpuk di setiap kalimatnya. Cocok buat dibaca ulang tanpa harus berurutan bab.

2. Menjadi - Afutami
Sejak suaranya di pemilihan kemarin aku udah kepo banget sama bukunya. Berisi gimana kita manusia seharusnya berpikir kritis akan apapun. Agak berat, tapi bukunya cantik. Warna warni dan runtut ditulisnya.

3. Bebas Tanggungan - Reytia
Fiksi. Tentang gimana seorang sandwich generation dan keluh kesahnya. Kerasa real kaya cerita orang-orang di medsos. Suka konklusinya yang bijak dan berusaha buat menyemangati para pejuang nafkah ini.

4. Mel, Melatiku - Ken Terate
Kisah remaja yang kena perundungan perkara foto nggak senonohnya tersebar luas. Dari buku ini belajar bahwa beragam banget tantangan hidup di zaman sekarang. Buku-bukunya Ken Terate secara umum aku suka karena mengangkat isu remaja dan seksualitas. Hal tabu yang dibicarakan secara fiksi. Seharusnya sih ini buku wajib di tingkat SMP dan SMA. Lagi, bukan untuk mendorong melakukan hal buruk. Justru ngasih tahu gimana kalau hal buruk itu terjadi.

5. Perkumpulan Anak Luar Nikah - Grace Tioso
Dari judulnya kayak buku tentang anak yang dilahirkan diluar nikah gitu ya? Padahal sama sekali enggak. Ini cerita keturunan Tionghoa yang didiskriminasi oleh pemerintah Indonesia di era 90an. Sakit banget rasanya baca ini. Perkara administrasi, kehidupan manusia ga bersalah jadi berantakan...

6. Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye
Terakhir, meski penulis ini lumayan kontroversial yah. Kuakui buku ini bagus. Menceritakan dua bersaudara yang punya sikap berbeda ketika ditawari uang sebagai tebusan tanah yang diambil oleh perusahaan swasta. Bagaimana orang berilmu mengambil keputusan. Menohok banget ditengah banyaknya pembodohan yang ditengarai sedang dilakukan secara masif. Kepintaran jadi barang mahal.

7. Everything is OK - Debbie Tung


Novel grafis yang mengena di aku. Ilustrasi seseorang dengan depresi berusaha untuk bertahan hidup. Keliatannya aja males, ga punya energi buat ngapa-ngapain. Nggak punya semangat hidup. Aku suka karena bisa relate denganku beberapa tahun yang lalu. Menjelaskan dengan gambar kadang lebih mudah daripada banyak kata.


8. The Restaurant of Lost Recipes - Hisashi Kashiwai
Buku ini seri kedua dari buku sebelumnya. Masih sama tentang detektif makanan, dimana kliennya adalah mereka yang pengen dimasakin ulang makanan yang hanya diingat samar-samar. Kerennya disini penyebutan bahan bakunya spesifik banget. Asal dari daerah mana (di Jepang), khasnya apa, rasanya apa, keluarnya di musim apa. Sepertinya kalau punya pengalaman masak atau tinggal di Jepang lebih mengena lagi sih.

9. Soul Lanterns - Shaw Kuzki
Satu lagi dari Jepang. Soul lanterns menceritakan masyarakat Hiroshima memperingati korban bom atom di tahun 1945. Kenapa jadi favorit karena....mengingatkanku akan gen*sida di Palestine. Diceritakan trauma keturunannya ini tuh berkepanjangan. Apalagi di Palestine yang udah puluhan tahun? Mau membangun darimana coba? Sedih banget sepanjang baca buku ini :"

10. Forest of Noise - Mosab Abu Toha
Berlanjut ke usaha membaca serba Palestine. Buku ini kumpulan puisi. Salah satu yang jarang kubaca. Lagi, tiap goresannya bikin sedih dan menyayat hati. Kayak teriakan minta tolong dari orang-orang yang suaranya dibungkam. Must. Read.

11. Lessons from Surah Al-Kahf - Abu Ammaar Yasir Qadhi
12. The Parables of Quran -  Abu Ammaar Yasir Qadhi
13. The Sirah of The Prophet - Abu Ammaar Yasir Qadhi


Nomor 11 sampai 13 ini perwujudan usahaku untuk mengenal dan mendalami Al-Qur'an. Mungkin kalau sekadar baca aja kurang dapet maknanya. Nah beliau penjelasannya mudah dimengerti (walaupun pake bahasa Inggris tentu sajaa). 

14. Three Holidays and a Wedding - Uzma Jalaluddin
Terakhir, novel dimana tokoh utamanya "terdampar" di tempat yang nggak familiar. Ketemu orang baru. Merayakan perayaan keagamaan secara barengan. Christmas, Hanukkah, dan Eid. Toleransinya kental banget. Heartwarming.

Reading Reflection

Di tahun ini, sejak gen*sida yang dilakukan Isriwil gencar, berpengaruh dengan pilihan buku. Coba cari tahu penulis mana yang pro Isriwil dan mana yang pro Palestine. Termasuk untuk penulis yang memilih diam nggak menggunakan suaranya. 

Ada yang beranggapan nikmati aja karyanya ngga usah ikutin penulisnya. Tapi aku pribadi nggak bisa. Harus sejalan dengan kata hati. Lagipula kalau keuntungannya baik secara langsung atau enggak disumbangkan ke Isriwil, emang tega? Sebrutal itu penjajahan dan sediam itu dunia. Setidaknya dengan langkah-langkah kecil ini bisa menunjukkan bentuk perlawanan.

Termasuk didalamnya mulai baca buku tentang Palestine. Cari tahu sejarahnya yang benar dan nggak menyesatkan. Menyuarakan selalu lewat apapun itu. Jangan sampai hilang. Bukan hal yang mudah, mengingat Palestine artinya mengingat potongan kekejian yang dilakukan Isriwil. Aku yang "cuma" baca aja lumayan kena mental apalagi mereka yang disana? :") YaAllah jadi mellow.

Next Target?

Lebih banyak baca buku tentang agamaku. Apapun yang mendekatkan diri ke penciptaku. I know I'm lacking at spiritual and thus I try to be better. Lebih enjoy pengalaman membacanya daripada mengejar jumlah. Yang pasti I will always spread the spirit of reading. Anything. Anywhere.

What about you?

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!