Monday, April 01, 2024

Berkunjung ke Microlibrary Warak Kayu Semarang

Ada nggak sih destinasi perbukuan di Semarang? Jawabannya: ada. Tapi yang aku rekomendasikan bukan perpustakaan milik pemerintah. Sepertinya yang ini belum digarap dengan baik.

Microlibrary Warak Kayu Semarang

Perkenalkan: Microlibrary Warak Kayu. Perpustakaan mini milik swasta yang dikelola oleh Harvey Center. Didirikan oleh perusahaan yang bergerak di bidang furnitur (katanya). Selain itu, Microlibrary Warak Kayu ini mengklaim sebagai perpustakaan dengan desain unik dan eco-friendly pertama di Semarang.

Apa sih artinya Warak? Aku kira namanya Warak Ngendog ternyata bukan :P Sebagai warga Semarang, aku taunya Warak Ngendhog itu hewan mitologi yang umumnya dimunculkan saat Dugderan. Sebuah perayaan festival di Semarang untuk menyambut awal Ramadan. 

Dari luar desainnya memang unik, sih. Semacam rumah pohon gitu? Yang nggak napak langsung ke tanah. Material bangunannya juga didominasi oleh kayu. Itu juga salah satu alasan kenapa pengunjung wajib memakai kaos kaki ketika disini. Untuk menjaga kualitas kayunya agar tetap baik.

Akses ke Microlibrary ini gampang banget. Waktu kesini akupun naik bus. Dari arah Banyumanik, turun di halte sekitar RS Kariadi (aku lupa pasnya dimana). Atau di lapangan Garnisun Kalisari. Nyebrang dan jalan dikit, sampe deh. Perpus ini deretan pasar bunga tapi paling ujung, ke arah RS Kariadi.

Microlibrary Warak Kayu buka di hari Senin-Sabtu. Untuk detail jamnya bisa cek di instagram @microlibrary_warakkayu. Lumayan sering kok update info. 

Secara area ini ada area bawah dan atas. Area bawah ada tempat duduk dan ayunan. Aku sempet notice karena waktu kesini temenku udah nungguin. 

Nah untuk bisa baca koleksi bukunya, pengunjung bisa naik keatas. Jangan lupa lepas sepatu dan masukkan ke rak yang disediakan. 

Rak Sepatu Microlibrary Warak Kayu

Sesampainya diatas agak bingung harus gimana. Lol. Di beberapa sudut ada informasi mengenai bangunannya. Kemudian rak-rak buku, dan hammock (bener ga sih nyebutnya gitu) untuk area baca.


Pertama, kami disambut dengan pustawakan. Dia bakal ngarahin untuk registrasi dulu. Gratis, ya. Diminta nama lengkap, alamat, email dan nomor HP. Setelahnya bakal dapat email bahwa sudah teregistrasi kayak gini.

Kedua, nikmati koleksinya! Kami langsung keliling cek cek isi rak bukunya apa aja. Aku kesini ditahun 2022, udah lumayan lama ya. Pada saat itu menurutku koleksinya masih dikit dan kurang bervariasi. Ada beberapa tumpukan buku juga didalam kardus yang belum disusun.




Untuk area bacanya bisa ngemper di lantai kayunya, di hammock jaring(?), maupun meja kursi yang tersedia. Tapi meja kursinya terbatas banget. Kami sih pilih untuk ngemper aja. Sekalian foto-fotolah :))

Microlibrary Warak Kayu belum membolehkan pinjam dibawa pulang ya. Cuma boleh baca ditempat aja. Experience baca disini sih........berisik. Bukan dari sesama pengunjung atau pustakawannya. Justru suasana didalem tuh hening. Tapi berisiknya berasal dari jalan raya. Lalu lalang kendaraan. Trus dibagian belakang kan perkampungan tuh, pas kami kesana juga berisik ada mesin pemotong atau apalah itu.


Buatku yang butuh hening buat mencerna buku, ini sih kurang nyaman ya. Bisa jadi buat pengunjung lain ga masalah. Setiap orang punya preferensi suasana baca masing-masing kan....

Untuk masuk kesini gratis tis tis. Jadi kalau bosen baca buku dirumah, bisalah sebagai alternatif. Mungkin kalau butuh suasana hening, bawa sendiri headset dengan teknologi noise canceling. 

Gimana, tertarik untuk berkunjung?

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!