Berlanjut di hari kedua a.k.a hari terakhir. Agendanya bebas. Kami mengawali dengan menyusuri pantai. Penasaran, pagi hari di pulau tuh kayak gimana sih?

Satu jam sebelum ((mendarat)), mulai dapet sinyal. Ternyata ada gempa berpusat di Sukabumi. Terasa sampai Pandeglang. Katanya yhaaa... Entah emang efek gempa atau bukan. Kata temenku sih batch selanjutnya ga merasakan goncangan ombak sekenceng kami.
3 jam terombang ambing dilaut, akhirnya melihat daratan. LEGAAAA. Langsung rebahan di bale-bale, sholat dan jajan bakso. Iya selaper itu rasanya. Istirahat secukupnya, kami lanjut perjalanan naik bus kembali ke Jakarta. Tentunya macet :))) udah terima ajalah. Sekitar tengah malam baru sampe Jakarta.

Tiupan angin kenceng pol. Kami harus pake jaket menyusuri pantai, kalau nggak mau kedinginan dan masuk angin. Niat hati cari sunrise apa daya, kayaknya pantai ini ketutupan pulau diseberang sana. Yaudah lanjut ber-alay ria saja seperti dibawah ini ._.
Puas main di pantai, kami lanjut sarapan. Sebelum matahari semakin meninggi, aktivitas terakhir adalah trekking. Ini jenis trekking yang lebih mirip ke jalan santai. Treknya gampang, ga banyak modal. Pake sendal jepit pun oke.
Letaknya ga perlu nyeberang laut. Masih di satu Pulau Peucang, tujuan kami melihat pohon kiara.
Intinya Pohon Kiara ini tuh jenis parasit. Dimana dia nempel ke pohon inangnya, tumbuh membesar sampai akhirnya pohon inangnya meninggoy. Nah di pulau ini ada pohon kiara yang besaaar banget. Bisa dinaikin ala-ala tarzan dan cocok buat potosyut. Ada banyak pohon kiara disini, cuma yang terbesar dan bisa dipanjat ya ini.
![]() |
Ada yang bisa baca tulisannya? |
Letaknya ga perlu nyeberang laut. Masih di satu Pulau Peucang, tujuan kami melihat pohon kiara.
Intinya Pohon Kiara ini tuh jenis parasit. Dimana dia nempel ke pohon inangnya, tumbuh membesar sampai akhirnya pohon inangnya meninggoy. Nah di pulau ini ada pohon kiara yang besaaar banget. Bisa dinaikin ala-ala tarzan dan cocok buat potosyut. Ada banyak pohon kiara disini, cuma yang terbesar dan bisa dipanjat ya ini.
Buatku lebih menarik "mblusukan" hutannya daripada pohon kiara sendiri. Haha. Lagian dari tour guide-nya sepertinya lebih mendorong ke "ayo foto" dibanding cari tahu tentang pohon kiara sendiri. Mungkin style travel orang beda-beda ya, disini lebih banyak ke cari foto instagram-able dibanding style-ku yang suka diceritain ini itu.
Sekitar jam 10 atau 11 kami naik kapal. Yups, it's time to go back to reality. Berasa cepet banget yah. Lama di perjalanannya :") hiks. Yang sebentar ini cukup berkesan sih buatku. Sebelum kapal jalan ditawarin lagi sama tour guide nya mau foto pake drone ga?
Sekitar jam 10 atau 11 kami naik kapal. Yups, it's time to go back to reality. Berasa cepet banget yah. Lama di perjalanannya :") hiks. Yang sebentar ini cukup berkesan sih buatku. Sebelum kapal jalan ditawarin lagi sama tour guide nya mau foto pake drone ga?
Sebagai kaum mager ya kami udah pewe di kapal. Ga mau kotor-kotoran lagi (air dan pasir, lol). Ya kami stay aja di kapal. Lebih pilih makan siang yang udah disiapkan. Untung ngga pas jalan. Ngga kebayang deh goyangnya kayak gimana. Masih bersandar di dermaga aja anginnya kenceng sampe kerupuk berjatuhan.
Surprisingly kepulangan kami lebih parah daripada berangkat. Dimana parahnya? Kapal goyang maksimal, penumpang depanku ibu-ibu udah megangin tanganku sambil bilang, "ayo berdoa kak".
Separah itu. Ga berani megang handphone, takut jatuh. Ga berani liat laut, takut overthinking nyebur. Cuma berani liat depan aja nakhoda mengemudikan kapal, berharap cepet lihat daratan T_T
Satu jam sebelum ((mendarat)), mulai dapet sinyal. Ternyata ada gempa berpusat di Sukabumi. Terasa sampai Pandeglang. Katanya yhaaa... Entah emang efek gempa atau bukan. Kata temenku sih batch selanjutnya ga merasakan goncangan ombak sekenceng kami.
Alhamdulillah banget sih selamat. Udah ga kebayang itu kalo nyemplung gimana hiks hiks.
3 jam terombang ambing dilaut, akhirnya melihat daratan. LEGAAAA. Langsung rebahan di bale-bale, sholat dan jajan bakso. Iya selaper itu rasanya. Istirahat secukupnya, kami lanjut perjalanan naik bus kembali ke Jakarta. Tentunya macet :))) udah terima ajalah. Sekitar tengah malam baru sampe Jakarta.
Keesokannya naik kereta ke Bogor dan telat dong :P what a trip. I'm shoooooo happyyyyy!
***
Untuk detail open tripnya, berikut FAQ aku coba tulis.
Pake open trip apa?
Aku pake jasa CV Ujungkulon Adventure. Kenapa pake ini? Kata temenku sih yang udah pernah coba ke Dieng pake CV yang sama oke. Sebagai follower dan ga punya alternatif lain ya ikut aja. Dia sistemnya udah ada jadwal dari September sampai Desember. Hampir tiap minggu ada.
Berapa biayanya?
Rp 700.00/orang dengan meeting point Jakarta.
Rp 650.000/orang dengan meeting point Serang.
Rp 500.000/orang dengan meeting point Sumur.
Ada tambahan biaya lain?
Ada, pertama kalau mau upgrade kamar. Harga default itu untuk kamar tipe barak yah. Ada beragam jenis kamar lagi tinggal dicocokin aja. Kemudian untuk activity rinciannya: kanoing 50.000/orang, alat snorkeling 50.000/orang, sepatu katak 30.000/orang, tip seikhlasnya. Harga high season beda. Mau lebih terjangkau ya dateng pas bukan high season.
Ada dokumentasinya?
Ada, tapi menurutku kurang oke HAHA *perfeksionis muncul. Di bagian ngefotoin pake bokeh di pantai tuh....lebih fokus ke muka daripada pemandangan sekitar. Lagi-lagi mungkin emang style atau request pengunjung lain gitu yah. Buatku sih ngga cocok :)) TAPI tour guide semua ramah dan sopan kok. Helpful juga.
Kamar mandinya gimana?
OKE banget! Bersih. Ga ada aneh-aneh. Palingan ngantri aja dan campur cwk-cwk.
Ada sinyal?
Ada tapi ya ga selancar di kota. Cuma untuk provider Telkomsel. Aku pakai Indosat dan XL sama sekali ga ada sinyal.
Mau ngulang lagi nggak? Nggak dulu. Mau coba yang lain :P
Libur tlah tiba! Libur tlah tiba! Hatiku gembiraaa~~
Wait, apa itu libur? Cuti kali :P ini mah nyanyi aja. Alhamdulillah bisa merasakan liburan lagi. Rasanya sungguh hepi tiada terkira. Buat kaum pekerja tuh setiap momen libur sangat berharga.
Untuk bisa ikut trip ke Ujung Kulon nggak berjalan dengan mulus. Awalnya temenku yang menginisiasi. Dia ngajakin ikutan open trip dengan temen sekantornya. Niatnya buat menggenapkan jumlah. Eh, ndilalaaah...dikantornya ada agenda. Untungnya temenku tim yang kekeuh. Apapun yang terjadi ketika dijadwalkan bakal cus.
Enaknya trip ini cuma ambil weekend doang. Jumat malam berangkat, balik Minggu malam. Senin pagi lanjut kerja. Bakoh syekali.
Sempat terombang-ambing, diputuskan 4 orang yang berangkat. Ciwi-ciwi semua. Yay, another trip ciwi-ciwi. Informasi open tripnya pake apa nanti aku infokan di akhir.
***
Open trip ini kasih pilihan beberapa titik temu. Paling awal di Cawang, beberapa di Jakarta, dan terakhir terdekat dengan destinasi utama di Sumur. Harga pickup point di Jakarta dan di Sumur beda (yaiyalah). Kami sepakat untuk ketemu di Cawang aja. Dari stasiun Cawangnya pun nggak jauh. Sekitar 10 menit naik gojek. Tergantung kondisi jalan juga sih, maklum Jeketi kapan sih sepinya.
Sudah rahasia umum Indonesia tuh jam karet, jangan harap berangkat tepat waktu. Tetep molor sekitar 30 menit-1 jam dari waktu yang ditentukan. Meskipun begitu aku pribadi tetep mengusahakan sampai di jam 21.00 untuk setor muka ke guidenya.
Asik deh berasa nostalgia piknik jaman sekolah (yang mana udah lama banget enggaak!). Piknik kantor pun entah kenapa ga pernah kebagian ikut. LOL. Bedanya kalo piknik kantor itu identik dengan ribut di bus, entah karaokean atau ngobrol, kami justru disuruh tidur sama guide-nya.
Kenapa? Ya karena perjalanan masih panjang. Setelah perjalanan darat masih ada perjalanan laut.
Kami melakukan perhentian pertama (dan satu-satunya) di Serang untuk makan malam dan keperluan lainnya. Cukup lama sekitar 1 jam. Kami berhenti di tempat makan dan ada minimarket deideketnya. Tapi ya sebagai kaum mager aku memutuskan tidur aja.
Sekitar jam 3 atau setengah 4 dini hari, kami sampai di Sumur. Lokasi letak dermaga penyeberangan menuju Pulau Peucang. Ternyata bus di parkir agak jauh dari dermaga. Alhasil kami kudu jalan bawa backpack sambil ngantuk-ngantuk plus kedinginan melawan angin laut yang kencengnyaaa khan maeeeen!
Aku bersyukur waktu trip ini nggak nabrak waktu sholat. Perhentiannya pas banget pas subuh. Disini cuma ada 1 saung mushola untuk bersama. Jadi sadar diri jangan stay di mushola kalo mau istirahat.
Banyak kok bale-bale dan warung untuk sekadar meluruskan kaki. Tiduran juga boleh selama ga malu atau gengsi :P
Pas matahari terbit, kami mulai satu persatu naik kapal. Pemandangan laut di waktu matahari terbit cakepppppppppp banget! Airnya jernih. Dasar lautnya keliatan. Banyak kapal sedang bersandar. Semburat keemasannya kelihatan jelas dan surreal. Really, baru sampe sini aja udah hepi :') aku anaknya gampang hepi dengan lukisan indah ciptaan Allah. Alhamdulillah.
Untuk menyeberang ke Pulau Peucang, kami naik kapal motor (?) gatau namanya itu dah. Kapasitasnya lumayan, sekitar 50an orang belum krunya. Kami 1 bus keangkut semua. Kami bisa pilih mau duduk dimana. Bagian depan yang terbuka, tengah tertutup dan belakang terbuka. Berhubung kami pemula, kami pilih didepan. Dengan polosnya tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. LOLLLL.
Dan yang terjadi apa? BASAH. I don't know if it's normal? Basahnya tuh kecipratan air laut buanyak banget setiap ada ombak gede. Ini entah untung atau enggak, cuacanya terik. Alhasil basah kena air-kering kena sinar matahari-repeat. Bagi yang ga suka sensasi basah lengket mungkin bakal jengkel sejengkel-jengkelnya dan bad mood.
Hamdalah kami berempat udah menyiapkan diri untuk hal ini. Gak ada tuh bete-betean. Cuma saling memandang pengertian.
Itinerary yang awalnya:
1. Sampai di Pulau Peucang check in penginapan
2. Acara santai
3. Treking ke Pohon Kiara
4. Snorkeling Ciapus
Berubah menjadi
1. Canoing di Sungai Cigenter
2. Check in penginapan
3. Snorkeling Ciapus
4. Hunting Sunset
Perubahan dilakukan sepihak tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Tiba-tiba kok udah menepi, bukannya katanya 3 jam perjalanan menyeberang? Eng ing eng. Ternyata canoing dulu.
Canoing ini menyusuri Sungai Cigenter. Kabarnya kalau beruntung bisa ketemu banteng di pinggiran sungai. Sayangnya kami kurang beruntung, alhasil hanya disambut burung-burung diatas langit. Sungainya berair hijau dan berbusa gitu.
Untuk aktivitas canoing nggak masuk paket tour. Yang berminat bisa menambah biaya Rp 50.000. Ada baiknya sih ya aktivitas terpisah begini, jadi setiap orang bisa bebas memutuskan mau ikut atau engga. Bukan karena udah bayar lantas wajib ikutan.
Agak dagdigdug juga ya lagi-lagi ngambang di air kagak dikasih life jacket. Durasi canoing sekitar 30-60 menit udah termasuk ngantri. Yang spesial disini berasa banget ketenangan alamnya. Cuma ditemenin kecipak kecipuk dayung, suara burung, dan sesekali ambil selfie.
Yang mau dapet gambar bagus bisa duduk didepan :P yang belakang tahu diri aja.
***
Lanjut balik kapal dan check ini penginapan. Jujurrrr ini pantai terbagus yang pernah aku kunjungi. Bersih, jernih, airnya gradasi. Pasir putih. Kayak foto-foto Maldives yang beredar di medsos itu. CAKEP BANGET GAK BOONG T__________T
Sampe sini ngapain ya? Ganti baju buat snorkeling. Dari berempat yang minat snorkeling cuma dua, termasuk aku. Ini pertama kalinya nyoba snorkeling, ga ada gambaran sama sekali kayak apa?
Untuk snorkeling aku pakai baju renang biasa. Bukan kaos yak. Kayaknya sih aman wong sama aja di air. Yang aku kaget kan yah ini snorkeling alatnya DIGIGIT ya dan aku sewa WKWKWKWK.........tulung. Udah menghela napas liat alatnya tuh udah ada bekas gigitan, ada bekas lipstik, nangis banget. Saat yang lain pemanasan dan persiapan snorkeling, kami sibuk alat snorkelingnya.
Selain itu kami dikasih pilihan mau pakai sepatu katak ngga. Aku pakai, temenku enggak. Sotoy aja sih ini pernah aja enggak.
Pas nyebur, kaget. Asli. Jarak antara titik nyebur dan titik snorkeling tuh JAUH. Arusnya kenceng. Aku agak-agak panik, malah kepikiran ini sepatu katak kalo copot gimana dah. Habis ukurannya kegedean T_T sialun banget kan. Si temenku balik yaudah aku ikut balik dengan susah payah. Dibantuin mas-mas (atau adek-adek ya?) buat pegangan dan naik kembali ke kapal.
Agak menyesal sih, lebih ke kenapa ga lebih memberanikan diri? HAHA. Tapi yaudahlah ya pengalaman pertama. Berani nyebur disaat gabisa renang aja sudah prestasi buatku *self pukpuk. Sambil nunggu yang snorkeling kami foto-foto aja di kapal. Ada juga segeng yang sengaja foto-foto aja ga ikut snorkeling. Terniat memang nggak seperti kami yang amatir ini.
Agak deg-degan ya shay kalo nyemplung. Mau ambil foto lebih bagus ga berani lepas life jacket. Ya sutralah terima aja.
Selesai snorkeling, balik ke kapal buat ke penginapan. Dikasih waktu istirahat barangkali mau mandi dan bebersih. Nah berhubung kami ini anak mageran, kami nggak ada yang melakukan itu. Malah sibuk foto-foto lagi di pantai.
Agenda setelahnya apa? Hunting sunset. Sambil coba liat habitat langsung Banteng: Padang Penggembalaan Cidaon. Kami nggak berekspektasi tinggi sih. Dari awal guide udah memperingatkan kemungkinan ga ketemu, karena masih musim kemarau. Rumput yang terdekat kering. Pasti para banteng ini cari yang rumputnya masih lebat.
![]() |
Dan bener aja dong, kami ga liat apa-apa. Hanya semacam menyusuri jalan sepetak untuk bertemu lapangan yang luas. Kami juga diingatkan untuk nggak masuk terlalu dalam ke habitat bantengnya. Takut ngeganggu kali ya. Yang kami lakukan (lagi-lagi) foto-foto dan menikmati pemandangan. Ditemani suara-suara alam yang menenangkan itu :')
***
Capek main di daratan dan lautan, malamnya kami bebas ngapain. Oh ya di trip ini makan udah ditanggung 3x sehari yah. Menu makannya sederhana aja. Nasi, telur, sayur, ikan asin, daaan ada bonus jagung bakar dan pisang goreng! Kami girang banget waktu tau ada pisang goreng. Pada nungguin kapan itu keluar. Pas keluar, langsung ludes.
Cucok banget shay emang di pantai yang anginnya kenceng. Capek jalan-jalan, kami tidur dengan pulas. Gak lupa mengecas handphone berhubung listrik cuma terbatas mulai dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Besoknya ngapain? Cus ke postingan selanjutnya!
Subscribe to:
Posts (Atom)