Thursday, November 17, 2022

Kebaya Merah dan Edukasi Seksualitas Masa Kini

Scroll..
Scroll..

Scroll..


Tiada hari tanpa scroll media sosial. Termasuk twitter. Ada 1 trending topik yang menarik untuk kutelisik. Pas diklik, yah ternyata isinya link jualan :P tetot. Untungnya punya temen yang cukup up to date. Dapetlah informasi tuh bahwa kebaya merah ini konotasi negatif. Ada perempuan open BO (bahasa masa kini untuk perempuan panggilan) dengan menggunakan kebaya merah. Videonya tersebar di internet dan sudah diselidiki oleh polisi.

Hari gini yah, penyebaran informasi makin mudah. Yang bagus ada, buruk pun banyak. Tergantung bagaimana kita memilah. Sama seperti kebaya merah ini. Trending topic yang bisa aja aku hindari klik tapi terdorong rasa penasaran tetep aja aku klik.

Untuk orang kategori dewasa bagiku bukan masalah besar yah. Toh nonton film rating 21+ pun sudah memenuhi umur. Masalahnya, sekarang tuh pengguna media sosial beragam umurnya. Iya sih ada pembatasan umur waktu daftar. Tapi mudah banget untuk diakali dengan memundurkan tanggal lahir. Ya, kan?

Kepikiran di otakku ini. Gimana nasib generasi penerus bangsa yah kalau dicekoki hal hal berbau pornografi seperti ini? Eh, kita samakan persepsi dulu ya definisi pornografi.

Definisi pornografi ada di Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi. Dimana pornografi merupakan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Sepaham, sekarang?

Aku sebagai kakak dengan adik yang masih dibawah umur, jujur takut. Sudah berkali-kali aku mengingatkan adikku untuk nggak mendekati hal-hal berbau pornografi. Mulai dari ngepoin konten apa yang mereka konsumsi tiap hari, cek history pencarian websitenya, sampai aku ingetin secara langsung buat nggak akses/mengetikkan keyword menjurus porno.

Menurutku pun hal ini masih nggak cukup. Aku nggak bisa atur penggunaan gadget mereka selama 24/7. memangnya kenapa sih anak-anak tuh dilarang nonton pornografi? Well, orang dewasa pun baiknya juga nggak konsumsi sih. 

Jadi, seperti yang kita tahu manusia dianugerahi Allah otak untuk berpikir. Otak ini ada beberapa bagian, salah satunya bernama pre frontal cortex (PFC). Bagian ini penting karena membedakan manusia dan hewan. PFC berperan untuk menata emosi, berkonsentrasi, memahami dan membedakan antara benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

Awalnya ketika liat hal porno ada rasa jijik, tapiii disaat yang sama otak mengeluarkan hormon dopamin. Hormon ini punya efek memberi rasa senang, bahagia dan ketagihan. Nah karena adanya dopamin mengalir ini, PFC jadi nggak aktif. Alhasil peran-peran yang seharusnya dijalankan PFC nggak berjalan dengan baik. Mulai deh penyimpangan perilaku terjadi. Ketika ini terjadi terus menerus, inilah yang disebut madesu alias masa depan suram :( sad :( yha gimana yang ada dipikirannya cuma hal-hal porno agar "merasa bahagia" meskipun itu semu :(

Solusinya apa dong? 

Emang menantang ya jadi orang dewasa tua jaman now. Utamanya pasti harus memenuhi kebutuhan jiwa raga anak. Menjawab semua keingintahuan. Mengarahkan ke jalan yang lurus. Jangan sampai anak tuh mencari validasi/kebahagiaan diluar sana karena dari dalam rumah nggak terpenuhi. Kalau dirasa belum mampu melakukan sendiri, saat ini udah ada psikolog anak, maupun platform edukasi seksualitas. Dari situ bisa pelan-pelan kasih tau generasi emas penerus bangsa ini tentang seksualitas.

Salah satu platfom yang aku suka nih namanya taulebih.id. Sebuah platform edukasi kesehatan seksualitas berbasis agama Islam. Postingannya menjawab keresahan tentang seksualitas di masa banjir informasi ini.

Kita bisa belajar, anak pun bisa. Toh sekarang media sosial nggak lepas dari kehidupan sehari-hari. Daripada melarang-larang, lebih baik diarahkan untuk dapat informasi yang memang berguna. Tumben banget aku nulis agak bener begini. Haha. Ya kalo enggak ditantang Gandjel Rel, mungkin tulisan ini ga bakal jadi :P

***

Kamu ada nggak sih pengalaman untuk edukasi seksualitas ke anak maupun remaja? Boleh share di komen ya!

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!