Friday, December 25, 2020

Berkunjung ke Rumah Atsiri Indonesia: Selalu Nagih!

Rumah Atsiri Indonesia. Udah pernah denger? Saya tahu dari influencer yang berkunjung kesana. Pertama kali lihat postingannya langsung jatuh cinta. Konsep alam dan edukasi sesuai dengan selera *Indomie kali*. Yep, saya adalah korban digital marketing tapi bahagiaa sekali diracunin tempat sebagus ini.

Nggak ada alasan buka masker untuk kepentingan foto, ya. That's a lame excuse :)

Alhamdulillah tahun ini dikasih kesempatan berkunjung dua kali! Di bulan Februari dan Desember. Bersyukur banget. Tempat ini langsung jadi destinasi favorit saya. Berkunjung tiap tahun pun nggak akan bosan.

Apa itu Rumah Atsiri Indonesia? 

Rumah Atsiri Indonesia adalah destinasi wisata yang memadukan pemandangan alam serta edukasi tentang minyak atsiri. Hits-nya: essential oil. Yang buat di-diffuse dengan beragam aroma dan manfaat itu tuh. Tanaman disini diolah juga menjadi minyak atsiri dan beragam produk lainnya. Ada sabun, hand sanitizer, dll. Letaknya di Tawangmangu, masuk Kabupaten Karanganyar. Mirip lah dengan Puncak atau Bandungan-nya Semarang. Emang ya, dataran tinggi selalu punya pesonanya sendiri.

Untuk masuk ke Rumah Atsiri membayar Rp 50.000 per orang. Tiketnya dalam bentuk kartu deposit. Bisa digunakan untum tur taman, masuk museum, makan, dan beli produk. Kalau kurang, bisa membayar tunai. Tapi kalau kelebihan nggak bisa dikembalikan, ya.

Saat disini, saya mencoba 3 hal. Tur taman, tur museum minyak atsiri dan tentu saja makan di restonya. Yang awal tahun tanpa makan sih karena masih merasa berat di kantong. Hahaha. Justru yang baru-baru ini kesini malah sempet makan doang. 

Oh ya, Rumah Atsiri juga menyediakan tempat untuk meeting, wedding, dan terakhir nih belum dibuka: glamping! Masuk wish list tahun depan deh cobain. Denger-denger bakal dibuka untuk umum mulai April 2021.

Udah kebayang hawa pegunungan yang adem + cozy-nya camping. Pasti seru! Ada beragam aktivitas seperti bebikinan sabun juga tapi saya ngga ikutan. 

1. Tur taman

Ini pertama yang saya lakukan. Bulan Februari lalu, tur taman gratis. Hanya di lobby terpotong Rp 15.000. Ternyata terakhir kesini sistemnya berubah. Membayar Rp 20.000 dan masuk lobby ngga bayar.

Karena kami dateng berdua, harus nunggu pengunjung lain agar banyakan. Saat menunggu nih agak bete sih. Dijanjikan jam 10.30 (ato berapa ya lupa) tapi ngaret. Karena ya itu nunggu pengunjung agak banyakan. Lebih enak rombongan kali ya jadi langsung dapet slot. Sempet yang, "Wah kok pelayanannya gini banget sih" - padahal baru pertama kesini kok mengecewakan.

Tur taman harus dengan pemandu, ya. Pemandu ini tugasnya ya beneran memandu. LOL. Dimulai dari tanaman lavender yang berada di pintu masuk hingga taman dan green house, semua dijelaskan. Tur ini memanjakan beberapa indera seperti penciuman, meraba, dan tentu saja visual. Ada tanaman yang boleh dipetik untuk mendapatkan pengalamannya. Seperti rosemary, sereh. Ada pula yang cukup dilihat dan disentuh saja. 

Di taman ini juga diperlihatkan proses penyulingan minyak atsiri. Mon maap tapi saya udah lupa semua penjelasannya hahaha. Pokoknya untuk mendapatkan minyak atsiri itu dibutuhkan banyak sekali bagian tanaman. Ada yang kalo nggak salah 1000 kg bunga hanya menghasilkan 1 liter minyak atsiri. Itulah kenapa essential oil dijual dalam jumlah kecil (mililiter). Emang perjuangannya panjang, sis.

Disini ada juga tanaman yang langka seperti cendana, gaharu. Semua tanaman yang tumbuh dimanfaatkan menjadi minyak atsiri. Jadi jangan nanya ada pohon mangga atau pohon rambutan, ya. Itu sih adanya di kebun tetangga. Hehe.

Spot favorit pengunjung tentu saja green house dengan bebungaannya. Minusnya sih: panas. Namanya juga green house, buuu....

Ijo royo-royo

Cantik ya....koleksi bunganya

Selama tur taman ini saya termasuk aktif nanya. Beneran kepo, soalnya. Ada banyak tanaman yang baru tahu. Maklum deh bukan pecinta tanaman. Paling taunya anggrek, monstera, gitu-gitu aja. Padahal tanaman di Indonesia itu beragam jenisnya. 

2. Museum rumah atsiri


Kedua, masuk ke museum. Ini juga ada slotnya ya. Jadi "daftar" dulu. Lagi-lagi untuk memenuhi kuota pengunjung per-pemandu. Dari luar keliatannya museum ini ngga terlalu gede. Ternyata cukup luas dan berisi banget! 

Didepan udah disambut dengan kokodama. Seni tanaman ala jepang yang unik. Lalu ada gelas-gelas berisi wewangian. Keliatan mevvah gitu deh. Dilanjutkan sejarah minyak atsiri di Indonesia dan di rumah atsiri sendiri, proses pembuatan, pemanfaatan dari zaman dulu hingga sekarang. Resep minyak atsiri untuk tubuh, anak, dan untuk menggambarkan emosi. Paket komplit.


Sayangnya nih pemandunya cepet banget jelasinnya huhu. Alhasil kami ikut grup dibelakang deh. Pengen menikmati soalnya. Namanya aja museum ya. Banyak yang harus dilihat dan dipelajari. Apalagi saya tipe orang yang beneran menikmati, baca info yang disuguhkan. Merekam dengan penglihatan saya. Nggak bisa cuma sebatas lalu apalagi cuma nyari spot foto doang. It's a big no for me.

Untunglah pemandunya paham. Jadi diperbolehkan ikut grup belakang. Hahaha. Respek sih buat pemandunya. Karena di grup awal saya itu ada kakek yang udah tua banget. Dan ada juga anak usia SD gitu nanya macem-macem beneran DIJAWAB. 

3. Resto rumah atsiri


Nah kalau udah puas jalan bisa makan disini. Harganya cukup pricey untuk saya. Makanan mulai dari Rp 30.000 dan minumnya mulai dari Rp 20.000. Harga ini belum termasuk pajak dan service. Waktu kesini rombongan 7 orang menghabiskan Rp 479.000. Ya untuk per-orang minimal Rp 100.000 lah biar puas.

Menu nusantara seperti gado-gado dan sate ada. Selain itu menu khas Rumah Atsiri. Saya pesen Chicken Rosemary Lemon dan minumnya apa deh lupa hahaha. Agak ga niat nih nulis ulasan. Pengen selalu inget aja makanya nulis. Nunggunya lumayan sih sekitar 20-25 menit. Alhasil saya pepotoan dulu di marigold plaza. Jangan sampe ngga foto disini ya, ini juga instagram-able banget. Hahaha.

Jamaah kerjaan

Sekadar liat pun memanjakan mata. Sekeliling dipenuhi bunga yang cantik dan terawat maksimal. Berasa damainya gengs.

Oh ya ini ((bentukan)) makanan saya. 

Alhamdulillah mengenyangkan bun

Seger banget ga boong

Karena datang kesini masih pandemi saya liat juga tuh protokolnya gimana. Dari staf sih udah bagus ya. Justru dari pengunjung yang terlalu loss. Apa mungkin karena rombongan jadi pede aja. Masalahnya makanan di piring udah habis tuh belum pake masker udah pada ngobrol dulu. Agak parno juga. Jarak meja antar pengunjung pun rasanya masih dekat :" baiknya sih diperketat lagi ya. Agar nggak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu di marigold plaza-nya ada pengunjung yang foto lepas masker. Errr...gimana ya. Bingung akutuu. Meskipun itu ruang terbuka tapi kan nggak menjamin juga untuk steril. Baiknya sih dari pengunjung paham kalau namanya pandemi, foto ya ga usah lepas masker. Kayak kami dong! Dan dari pengelola juga sebaiknya tegas.

Sekali lagi, demi keamanan bersama. Misal ada kasus disini (nauzubillah) yang kena kan manajemen juga ya. Makanya lebih baik mencegah daripada mengobati.

***

Fasilitas lain seperti toilet dan tempat sholat cukup memadai. Toiletnya bersih! Suka. Ada pula toko dengan beragam produk. Essential oil, diffuser, kaos hingga cemilan. Saya sih nggak beli. Emang nggak diniatin...

Oh ya selama pandemi ini jika datang rombongan lebih dari 10 harus reservasi dulu. Kurang dari itu nggak perlu. Di pintu masuk disediakan alat cek suhu tubuh dengan mendekatkan telapak tangan. Nggak nempel, kok. Lalu staf membawa hand sanitizer untuk disemprotkan ke tangan. Good. Jadi nggak pegang barang yang dipegang banyak orang.

Hmm, apalagi ya? Oh ya sepertinya di Rumah Atsiri masih belum 100% selesai. Karena ticketing berubah sistemnya. Lalu tata letak juga seingat saya berubah dari awal kunjungan. Jadi besar kemungkinan info yang saya tulis disini bisa juga berubah. Baiknya langsung menghubungi Rumah Atsiri untuk info terbaru. Cukup responsif kok.

Nah, kalo ada kesempatan ke Karanganyar atau lewat saat mudik bisa mampir. Ini jalan perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur. Kayaknya biasa dilalui juga. Rugi rasanya kalo ngga berkunjung kesini.

2 comments

  1. Saya tahu tentang rumah atsiri dari kak Alodita. Enak banget tempatnya ya, adem dan asri gitu. Ini sih bisa jadi wisata edukasi untuk semua umur ^^

    ReplyDelete
  2. Hi mbak Lulu salam kenal!

    Waa aku semangat sekali membaca artikelnya mbak.. tapi baru sadar kalau Rumah Atsiri itu ada di Tawangmangu, aku kirain di daerah Bogor.. sudah siap-siap mau kesana mbak haha :D

    Wah seru banget ya wisata pembuatan minyaknya.. kayanya temenku dulu juga pernah memberiku minyak essential oil dari tempat seperti ini juga, tempat yang bisa meracik sendiri wangi yang diinginkan.

    Menarik mbak, terima kasih infonya

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!