Friday, November 01, 2019

Nyaman Nan Gelisah

Banyak orang menasihati agar jangan mau berada di zona nyaman. Memang, apa salahnya? Oke, benar dan salah disini nggak absolut. Benar bagi saya bukan berarti benar buat kamu. Enak sih hidup nyaman. Penghasilan tetap, ngga ada tanggungan. Mau ini itu tinggal jalan aja.


Kenyataannya?
This is probably sound like sambat. But, no. Saya ingin membagikan apa yang selama ini bercokol di kepala. This is 23 years old me. Baru sebulan lalu genap 23. Umur 23, apa prestasi yang sudah saya dapat?

1. Mendapat pekerjaan tetap. Prestasi karena saya nggak merasakan namanya "mencari" kerja. Beberapa bulan setelah lulus mendaftar cpns dan diterima. Nyaman? Iya.

2. Tinggal di tempat dengan fasilitas lengkap. Dalam artian saya bisa ngapain aja yang saya mau. Makan, minum, kebutuhan dasar semua terpenuhi. Pun dengan kebutuhan hiburan. Mall deket. tempat makan banyak. Masjid banyak. Kajian Islami tumpah ruah dimana-mana.

3. Lingkungan kerja baik. Senioritas, apa itu? Ngga kentara dan nggak berasa ke pekerjaan. Seenggaknya sih selama ini ya.

TAPI...

Kenapa sih rasanya tetep ada yang dicemaskan? Gelisah? Ada waktu-waktu dimana saya mempertanyakan lagi jalan hidup ini. Udah bener belom sih, apa yang saya jalani? Bakal cukup kah untuk "bekal" di hari yang kekal nanti?

***

Kemudian membaca banyak berita di luar sana. Ya climate change, penggempuran Gaza lagi oleh Israel. Pemerintahan Indonesia yang baru saja kabinetnya dilantik. Saya merasa perlu untuk mengetahui itu semua. Saya merasa perlu bergerak menyelesaikan isu tersebut. Saya merasa nggak berdaya ketika nggak bisa berpartisipasi aktif.

Apakah berdonasi saja cukup?
Apakah berdoa cukup?
Apakah membagikan isu terkini dan memunculkan awareness kepada sekitar cukup?

I feel like I'm doing nothing. I feel like an ego self that only thinks of me. Semuanya tentang saya harus ini. Saya harus itu. Saya harus memenuhi kebutuhan A B C hingga Z.

Bisa jadi itu yang membuat saya gelisah? Karena segala hal dimasukkan? Mungkin benar. Untuk kewarasan, kita (atau saya) perlu menyaring apa-apa yang boleh dipikirkan.

Saya tahu saya nggak bisa membenahi apa yang salah. Apa yang nggak berada di tempatnya. Hei, sepertinya butuh teman diskusi. Tapi, ada yang mau diskusi hal-hal macam ini? Belum menemukan.

2 comments

  1. This kind of feeling hit me in 2014, ketika saya memilah-milih jurusan untuk kuliah.

    Semangat kak, jangan lupa makan enak dan istirahat yang cukup :)

    ReplyDelete
  2. Banyak sekali konspirasi mengenai Gaza-Palestina yang beredar. Tapi apapun itu, foto-foto pemukiman masyarakat sipil yang hancur lebur, anak-anak yang dibantai, sudah cukup jadi bukti bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja.

    Sampai kadang, saya udah gatau mau digimanain lagi Palestina tuh. Kayanya zionis bener-bener mau genosida tak bersisa.

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!