Saturday, July 11, 2020

4 Cara Agar Tak Terlarut dalam Kekecewaan

Manusia diciptakan dengan berbagai macam perasaan yang selalu mendampinginya. Senang di saat mendapatkan nikmat, sedih ketika tertimpa musibah. Merasa bersalah ketika membohongi orang tua, dan berbagai macam perasaan lainnya. Salah satu yang bisa jadi setiap orang pernah rasakan adalah: kecewa.



Saya merasakan kecewa ketika ikut kompetisi blog tapi belum bisa keluar menjadi pemenangnya. Saya kecewa ketika orang-orang tidak tepat waktu sesuai kesepakatan sebelumnya. Yang paling sering...saya kecewa bila ummi pulang kerja nggak membawa makan yang sesuai dengan ekspektasi saya. Hehe.

Boleh nggak sih kita merasa kecewa? I will say: boleh banget! Why not? Malahan menurut saya orang yang bisa merasakan kecewa berarti keadaan jiwanya sehat. Rasa kecewa muncul karena adanya harapan. Harapan memenangkan kompetisi, harapan untuk orang-orang agar datang tepat waktu. Dan, harapan untuk makan ayam goreng di saat perut sedang lapar-laparnya.

Dengan berharap, sesungguhnya saat itulah jiwa dianggap hidup. Ngeri nggak sih, orang yang mengaku "hidup" tapi nggak punya harapan? Coba kita menanyakan bagaimana rasanya orang sakit parah yang divonis oleh dokter "Tidak ada harapan untuk sembuh"? I'm pretty sure it feels like the end of world for them. Makanya saya berani bilang kalau merasakan kecewa itu wajar.

Yang nggak wajar itu orang yang kecewa berlebihan. Berlarut-larut dalam kekecewaan. Terus-menerus sampai titik nggak mau move on. Nggak mau take a step forward. Wah, gawat banget kalau sampai kayak gitu. 

Contoh kekecewaan yang berlarut-larut: kalah dalam kompetisi, nyalahin panitia, nggak mau ikut kompetisi lagi. That's a BIG NO! Semakin berlarut-larut dalam kekecewaan akan semakin banyak kesempatan baik yang terlewatkan begitu saja.

***

Nah, maka dari itu saya jadi kepikiran gimana ya caranya biar kita nggak berlarut-larut dalam kekecewaan? 

1| Evaluate yourself


Sebelum menyalahkan keadaan maupun orang di sekitar, ada baiknya menelisik lebih dalam pada diri sendiri. Mengevaluasi diri sendiri dimana letak kesalahannya. Kalau saya belum menang kompetisi blog, apa yang salah dari saya? Tulisan saya?

Atau, kenapa ya kok orang lain mengecewakan saya, apa saya pernah mengecewakan orang lain dengan cara yang sama dan ini balasannya?

Trust me it's way better than blaming others. Jangan jadi orang yang gampang menyalahkan orang lain. Atau malah menyalahkan sesuatu yang nggak bisa dimintai tanggung jawab.

2| Do better


Nggak cukup berhenti dengan evaluasi aja. Setelah evaluasi ini itu, saatnya berubah menjadi power ranger lebih baik! Disini bahan evaluasi yang udah ada dianalisis (asyique lah) gimana sih biar bisa lebih baik lagi? Nggak mengulang kesalahan yang sama?

3| Move on


Jangan pernah stop berhenti pada sesuatu hanya karena...kecewa. Berhentulah ketika ada kesadaran bahwa kamu sudah berusaha dengan maksimal. Lalu hasilnya memang tidan memuaskan. 

It is okay. Kita diciptakan tidak untuk bisa dalam segala hal. We might fail on some. But we can also excel at other field. Bergeraklah! 

4| Only put your hopes/biggest expectation to Allah


Ini sih. Harusnya ditaruh paling awal, ya? Remember. Hanya kepada Allah satu-satunya kita berharap. Jangan ke manusia. We are all equal. Terbatas kemampuannya. Yang memampukan siapa? Ya hanya Allah.


It is a matter of faith, I think. Mudah sekali ngomong ok aku percaya Allah. Apa itu udah beneran kita praktekkan dalam keseharian? Sikap kita? Tindakan kita? Menurut saya ini udah keimanan level tinggi. Hahaha. Ya untuk mencapainya kita berusaha naik, naik kelas. Memupuk keimanan. Oemji I sound so religius am I?

***

So, gimana kalian mengatasi kekecewaan? Share with me! 

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!