Thursday, October 08, 2015

Mentoring, Not Just a Group

Coba tanyakan kepada mahasiswa masa kini, tempat nongkrong mana saja yang hits saat ini. Pasti dengan mudah mereka menjawabnya. Bahkan mungkin tanpa berpikir banyak, serta lebih dari satu tempat yang dapat disebutkan. Lalu, cobalah tanya dimana masjid yang rutin mengadakan kajian keislaman? Belum tentu yang menjawab sebanyak jawaban pertanyaan pertama.
Bukankah miris? Di saat tempat-tempat dimana ilmu diberikan secara mudah dan gratis sedikit peminatnya. Justru, tempat nongkrong yang jauh dari manfaat serta menghabiskan uang lebih diminati. Sebagai seorang aktivis dakwah, apa yang dapat kita lakukan? Apakah membiarkan begitu saja, atau melarang dengan tegas? Ada kalanya kita perlu memberikan masukan-masukan. Namun, apakah cukup begitu saja?
Berdasarkan teori perilaku, seseorang tidak akan mudah berubah hanya dengan satu kali interaksi. Diperlukan interaksi terus-menerus agar sebuah informasi dapat diimplementasikan dari informan kepada receiver. Sebagai mahasiswa dengan banyak kesibukan, tentu saja untuk mengingatkan setiap hari bukanlah hal mudah. Disinilah peran mentoring dapat berjalan. Apa itu mentoring? Mentoring adalah kegiatan pendidikan dan pembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Setiap kelompok mentoring terdiri atas 3 – 10 orang, dengan dibimbing oleh seorang pembina yang disebut pementor.
Tidak ada jaminan bahwa mengikuti mentoring akan lantas mengubah kita menjadi pribadi yang sempurna. Namun, setidaknya dalam mengikuti mentoring akan menstabilkan iman. Ada beberapa sebab berkurangnya iman. Sebab ini dibagi menjadi dua, faktor internal serta faktor internal. Kebodohan, kelalaian, perbuatan maksiat dan dosa, serta nafsu yang mengajak keburukan menjadi faktor internal yang menyebabkan berkurangnya iman seseorang. Peran pementor disini sangat besar ketika mentee, sebutan bagi anggota mentoring mulai lalai. Pementor harus segera peka dan mulai memberikan siraman kembali agar iman mentee tidak layu.
Sedangkan faktor eksternal diantaranya syeitan, dunia dan fitnah (godaann)nya, serta teman bergaul yang jelek. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.”
Sebagaimana sabda Rasulullah diatas, memilih teman menjadi faktor penting dalam kestabilan iman seseorang. Sebab itu, untuk meningkatkan keimanan banyak hal dapat dilakukan. Salah satunya adalah belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur’an dan as Sunnah. Dalam belajar, tentunya peran seorang guru diperlukan. Para proses mentoring, peran pementor juga berperan sebagai guru.

Tidak hanya itu saja, dalam lingkar mentoring rasa kekeluargaan sangat besar. Meskipun tidak ada hubungan darah namun rasa memiliki tetap ada. Dimana lagi mahasiswa bisa mendapatkan keluarga ketika jauh dari keluarga yang sesungguhnya? Mentoring lah jawabannya.

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!