Monday, April 02, 2018

#MenujuSKM: Akhirnya Seminar Proposal

Alhamdulillah. Satu kata yang diucapkan sebanyak apapun nggak akan cukup menggambarkan betapa bersyukurnya saya. Yeah right. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya bisa seminar proposal juga.


Eh, apa tuh seminar proposal?

Tahun lalu saya udah sempet menyinggung tentang skripsi yang jadi kewajiban di tahun 2018. Dari awal udah berusaha menetapkan hati biar nggak gampang mengeluh. Nggak gampang down saat menghadapi tantangan. Kenyataannya? Jauh panggang dari api. Ya masih ngeluh, ya sempet down juga.

So this is how I started my undergraduate thesis journey.

Setahun yang lalu udah mulai mengumpulkan topik/judul, pembagian dosen pembimbing (dosbing). Singkatnya saya sekali ganti dosbing. Kedua dosbing ini memiliki gelar yang sama, dokter dan doktor. Ngajuin judul sekali ditolak, kedua kali ditolak, dan ketiga baru diterima. 

Judul yang ketiga ini diterima setelah...KKN selesai. Artinya udah 1,5 bulan berjalan dan saya "baru" sampai ke seminar proposal. Seminar proposal ini wajib hukumnya sebelum melaksanakan penelitian. Ibaratnya sepertiga dari perjalanan #MenujuSKM. 

Urut-urutannya kayak gini:

Pertama, seminar proposal. Dilakukan setelah menulis bab I sampai III plus instrumen penelitian. Ditambah syarat minimal bimbingan dan yang terbaru, cek persentase plagiasi menggunakan turnitin. Untuk bisa maju seminar proposal maksimal 30% kesamaan dari sumber lainnya. Kalo step ini udah disetujui dan dinyatakan layak, baru boleh melakukan penelitian.

Drama banget pake turnitin ini. Kami para mahasiswa nggak tau sistem kerjanya kayak gimana. Tapi tuh lucu banget kata atau kalimat yang terdeteksi bener-bener unpredictable lyke,
"Hah kayak gini mirip? Ini udah ngolah kata sendiri ga copas padahal!" 

Saking lucunya sampe ada temen yang nyetatus di LINE: turnitin membuat kita menjadi penyair. Cuma bisa ngakak so hard karena kebenaran status itu. LOL.

Kedua, seminar hasil. Memaparkan nih hasil dari penelitian yang dilakukan kayak gimana. Baru deh ketiganya ada sidang dimana dosen penguji mencecar hasil karya ilmiah kami dan of course memberikan nilai untuk mata kuliah 4 SKS ini.

***

Sebenarnya saya udah punya judul yang mau diajuin dari sebelum KKN. Sayangnya nggak sempet ketemu dosbing. Pun saat KKN bener-bener off dari kegiatan per-skripsi-an. Jadilah baru jalan setelah KKN. Niat hati dalam dua minggu langsung maju seminar proposal which means awal Maret. Eh ternyata, nggak semulus itu!

Ada banyak variabel yang mempengaruhi jalannya seminar proposal. Satu: birokrasi alias surat menyurat. Dua: dosen pembimbing. Tiga: diri sendiri. Serius deh, ini baru pertama kalinya saya menemukan diri benar-benar berjuang. LOL. Anaknya mageran banget tapi ini kayak dipaksa oleh diri sendiri biar nggak males *tepuk tangan*.

Studi pendahuluan harus dilakukan ke dinas terkait. Misal butuh data dari Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan lainnya. Harus bikin surat kan tuh dari kampus ditanda tangan Dekan atau Wakil Dekan. Belum tentu sehari langsung jadi. Bisa aja nunggu yang bersangkutan tanda tangan sampe berhari-hari. 

Selesai surat, diberikan ke instansi. Biasanya prosesnya juga nggak cepet. Minimal seminggu. Dan, BELUM TENTU JADI SESUAI WAKTU YANG DIJANJIKAN. Pelajaran pertama dari survei pendahuluan adalah: lower your expectation. Jangan pernah berharap sekali masukin surat langsung dapet apa yang diharapkan. Jangan. Kenyataan seringkali menyakitkan dan memupuskan harapan *apa sih*.

Udah gitu saat kita dikasih data pun belum tentu sesuai sama yang kita inginkan. Harus pinter-pinter putar otak gimana caranya dapet data yang pas dan sesuai.

Peraturan wajib saat survei pendahuluan (mungkin juga sampe sidang nanti): BANYAKIN SABAR. Ketemu orang A, sabar. Orang B, sabar. Senyum. Sifat setiap orang kan beda-beda ya, ada yang nyenengin dan suka membantu orang. Ada juga yang mempersulit dan masa bodoh. Ketemu orang tipe yang kedua ini hawanya ingin berkata halus sehalus muka Ha Seung Woon.

Faktor dosen pembimbing juga ngaruh banget. Wagelaseh ini beneran dosen diciptakan dengan berbagai sifat juga. Ada yang baik banget literally membimbing dari A sampe Z. Ada yang prinsipnya "udah maju aja kalo perlu cepetan wisuda". Ada juga yang nguji anak bimbingannya sejauh apa kematangan konsep penelitannya. Di situ lagi-lagi ya kesabaran diuji.

Terakhir dan yang juga paling penting: diri sendiri. Bakalan ada momen dimana kebanyakan mikir ini itu. Saran dari saya: nggak usah mikir! Terjang aja. Action dulu. Kelamaan mikir bikin banyak kesempatan lewat. Belum lagi pressure saat liat temen-temen yang lain udah sempro, semhas, atau justru sidang. Sementara kita masih di titik ini ini aja. It feels like you are willing to dig your own grave.

Percaya sama diri sendiri perlu banget. Nggak membandingkan dengan temen lain apalagi. Everyone has their own pace. Jangan karena envious lihat temen yang udah duluan, trus jadi rushing tanpa perencanaan yang tepat. Saya bilang duluan, bukan yang udah di depan karena...ya sebenernya nggak ada orang yang "didepan" atau "diatas" orang lain. For me, everyone equals. Yang membedakan hanya ketakwaan mereka sebagaimana prinsip yang saya yakini. You don't have to feel inferior nor exferior to others. Biasa aja. It will be okay as long as we know our destination.

Jangan sampe "cuma" gara-gara satu hal bernama skripsi, hidup jadi terhambat atau lebih parah lagi berhenti di tempat. It's okay to take a rest. But don't forget to continue your journey. Hal yang keliatannya remeh, tapi beneran bisa bikin semangat lagi. Percaya diri lagi.

***

Jangan dikira saat hari H seminar saya lancar aja. Pagi mengingatkan dosen, justru mendadak bilang diundur. Bikin wanna cry gak tuh? HAHA. Laptop yang dibawa nggak bisa nyambung ke proyektor. Alhamdulillahnya, pasti pertolongan Allah itu dateng. Saya nggak dibiarin kesulitan tanpa ada solusi. And it works! I'm done with seminar proposal. Saatnya revisian dan memulai penelitian.

Oh ya, jangan lupa buat minta do'a ke orang tua. Ke temen-temen. I did it, too! Setiap ketemu orang minta doain biar bisa disegerakan. Kalo sama temen yang deket minta didoain pake tanggalnya sekalian biar jelas, kaan. Do'a juga harus detail biar nggak meleset. Heheh.

Bismillah, semoga penelitian lancar jaya dan bisa mengakhiri masa kuliah tepat waktu 8 semester aja nggak perlu nambah! 

6 comments

  1. Akaaaaak!
    Alhamdulillah~~~ selamat yaaa, yeay go to the next level!

    Dan gak ada bedanya kan penelitian kuantitatif dan kualitatif? Maksudnya mereka sama-sama berguna dan valid.
    <- pejuang qualitative research xD

    Yeash, aku setuju banget. Teman-teman yang lain menjadi pengingat dan penyemangat kalau lagi kaslan alias males. Tapi bukan dijadikan patokan, kecepatannya harus sama kayak mereka. We have our own flow~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeayyy bismillah untuk kita semoga bisa mencapai tujuan sesuai dengan porsi waktunya! 💪

      Delete
    2. Awalnya aku udah ngetik di kolom komen ini, udah puanjang. Ealah tiba-tiba ilang :(

      Well, nggak apa2. Btw, ikut senang dan selamat ya. Aku juga udah ngelewatin masa-masa itu, dan udah sidang skripsi juga di tahun lalu.

      Memang ada masanya down, apalagi malas. Tapi kalau nggak membuat target, nggak action-action, ya bakal ngaret. Makannya peran teman itu jadi semangat, lihat orang yang udah lulus jadi semangat, yang udah sidang, mereka bisa, aku juga bisa. Gitu sih, aku sering nyemangatin diri sendiri.

      Semoga bisa dilancarkan ya, Teh. Beres tahun ini, dan dimudahkan juga untuk kedepannya.

      Delete
  2. Aamin YRA.
    Dah lama ga ada kesempatan BW, sekalinya baca yang begini, bikin ikutan semangat!
    Keep Up your good work Lulu!!

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!