Ya sudah, aku mulai dengan apa yang aku bisa.
Kuliah jenjang S2, apakah masih ada kelas?
Jawabannya: ya. Di semester 1 ini kelasku rutin Selasa-Jumat. Sama seperti di Indonesia, jika ada perubahan dari dosen maka fleksibel untuk diubah. Sejauh ini sih ada 1 mata kuliah aja yang jadwalnya kosong atau berubah karena dosennya punya agenda lain.
Dalam sehari minimal 1 mata kuliah, maksimal 2. Jam kerja disini dari 09.00 - 17.00. Kalau di Indonesia 1 SKS dihitung 45 menit, disini 55 menit. Jadi ketika ada 1 mata kuliah 2 SKS, artinya 55 menit x 2. Dalam 1 jam 60 menit itu, 5 menitnya jeda istirahat. Nggak selalu begitu sih. Tergantung kesepakatan kelas.
Mau dilanjut tanpa istirahat, mangga. Mau selesai duluan sebelum waktunya, mangga. Yang aku perhatikan setiap dosen mau jeda atau selesai lebih awal pasti nanya persetujuan kami.
"Are you guys okay if we have a break / if we end early?" - nggak semata memutuskan sepihak.
Apa aja mata kuliah yang diambil?
Di pedoman beasiswa KOICA-Yonsei sudah ada informasi mata kuliahnya. Awalnya, semester 1 itu ada 3 mata kuliah wajib: Introduction to Public Health, Introduction to Biostatistics, dan Global Health Security Agenda. Realitanya? Yap, ketiganya aku dapatkan saat ini.
Lalu ada mata kuliah pilihan: Emerging Infectious Diseases and COVID-19 Pandemic: Epidemiology and Policies dan Monitoring and Evaluation of Health Programs. Kenyataannya, selain 3 mata kuliah tadi ada 2 tambahan, yaitu Current Health Issues in Developing Countries: Case Studies serta Digital Health and AI.
Total 5 mata kuliah yang diambil. Lagi-lagi sama seperti jenjang S1 lalu, mata kuliah ini udah ((dipaketin)) sama fakultas. Nggak ada tuh adegan war matkul di awal semester.
Enak ga? Menurutku sih enak aja ngga ribet dan ketar-ketir memenuhi minimal SKS. Hehe...
Ada beberapa yang nanya, "harus bisa bahasa Korea dong?". Tidaaks. Kelasku ini spesial diperuntukkan kerjasama dengan KOICA. Mahasiswanya semua internasional. Dosennya semua bisa berbahasa Inggris. So, kami nih nggak punya temen sekelas yang warga lokal.
Apa aja sih perbedaan kuliah di Indonesia dan di Korea?
Okay, ini paling penting sepertinya ya. Aku bersyukur bisa merasakan kuliah diluar Indonesia. Ada beberapa hal yang aku amati (PS: semuanya dari sudut pandang pribadi yha. No offense).
1. Nggak ada koordinator mata kuliah, adanya Teaching Assistant (TA)
Dulu ada koordinator yang ngatur jadwal setiap matkul. Kan ada tuh ya yang 1 matkul diampu beberapa dosen. Sama, disini pun begitu. Contohnya untuk matkul Introduction to Public Health. Tiap minggu dosennya beda. Yang ngehubungin dosen dan memastikan kehadirannya siapa? Ya Teaching Assistant.
TA juga yang menghitung kehadiran setiap kuliah. Mengingatkan cara dan batas pengumpulan tugas. Menginformasikan apabila ada perubahan. Intinya semua yang berkaitan dengan akademik sebaiknya lewat TA dulu sebelum ke dosen.
2. Komunikasi formal lewat email
Selama di Indonesia, aku sebagai mahasiswa lebih sering pakai Whatsapp. Malahan nggak inget kapan pernah email dosen? :)) bahkan terakhir untuk minta surat rekomendasi pun masih pakai Whatsapp.
Disini beda. Dosen akan mengarahkan untuk lewat email. Setiap berakhir kuliah, slide terakhirnya adalah "thank you" + alamat email. Hoho.
Ada tuh dosen yang aktif email mahasiswa buat membagikan info konferensi. Bahkan nanya temen sekelas untuk follow up ketika di kelas ada kesulitan atau ada pertanyaan yang belum bisa dijawab saat itu. Best lah.
3. Dosen lulusan universitas top dunia dan berpengalaman internasional
Lulusan John Hopkins? Ada..
Lulusan Harvard? Ada...
Berkarir di kementerian? Ada...
Berkarir di WHO? Ada...
Remah-remah rengginang ini masih ngga nyangka bakal berinteraksi dengan beliau beliau yang lulusan top univ ini. Belum lagi pengalamannya, beuhhh...udah internasional. Bedanya apa sih? Yaa semakin membuka sudut pandang.
Di aku: semakin menyadari betapa tertinggalnya ibu pertiwiku.... :"))) kayak, oh ternyata yang sekarang lagi dilakukan tuh udah dilakukan sama negara maju dari berpuluh tahun lalu. Jalan kita masih panjang gaes untuk lulus dari status negara berflower.
Di Indonesia ada lulusan universitas top dunia? Waktu aku sih yaaa...masih sangat terbatas. Yang kuingat hanya 1-2 aja?
4. Selalu bertanya balik mengenai pendapat/pengalaman mahasiswa
.....yang mana aku seringnya ga bisa jawab. LOL. Alasannya sih karena kebanyakan di bidang kesehatan ranah Kemenkes. Tapi ya itu, alasan aja :P
Dosen juga nggak selalu merasa benar. Bahkan ada tuh temen sekelas yang punya pendapat beda sama dosen. Jawaban beliau apa?
"Baik, pendapat kamu saya terima. Mungkin beberapa tahun lagi definisi tentang hal ini akan berubah. Tapi, untuk sementara karena teori yang udah terbukti itu AZ, jadi kalau ujian nanti jawabnya AZ ya."
Hahaha. Diplomatis banget. Tapi bagus lho nggak ngotot dosen paling benar. Mahasiswa tau apa :))
5. Sabar, mau menuntun dan full word of affirmation
...dan murah pujian. Hahaha.
Pujiannya lucu lagi,
"Genius"
"Super intelligent"
"I think you're ready to teach than me"
"Raise your hand if you have any difficulty"
"Sorry if our progress is kind of slow. And thank you for waiting our friend" - ini pas praktik pakai R Studio dan dosennya nyamperin satu persatu memastikan kami berada di jalan yang benar. Huhu cry. Kami yang ngerepotin beliau yang minta maaf :"))
Di Indonesia seingatku dosen agak ramah pas udah mau sidang. Ketika kami desperate. Hahaha. Masih kayak gitu nggak?
6. Ada portal learning
Kurang tau ya sekarang udah ada belum. Aku kan kuliah S1 udah hampir 10 tahun, bisa jadi sekarang pun punya. Masaku dulu, berbagi ppt dosen dan informasi lainnya di grup facebook! Yaampuun, masih ada yang pake nggak sekarang?
Nah kalau disini kami disediakan portal namanya LearnUs YONSEI. Bisa diakses menggunakan nomor mahasiswa (Student ID). Setiap dosen upload ppt-nya disini. Material apapun termasuk bacaan yang relevan, atau script R juga disini. Upload tugas pun bisa disini. Bermanfaat banget lah pokoknya!
7. Interupsi dosen hal yang biasa
Ini pun masih belajar. Didikan disini tuh bertanya = bodoh. Takut pertanyaannya receh lah. Takut nggak sopan memotong orang ngomong lah. Alhasil, ya...masih kebanyakan diem di kelas disaat yang lain udah biasa aja ngomong ini itu.
***
Persamaannya? Sama-sama mahasiswa yang nunggu dosen dong. Alias ga boleh datang terlambat. Nanti kalau ada yang baru lagi akan di-update. Nah, kira-kira yang punya pengalaman studi diluar negeri, ada yang mau nambahin ga nih?
Post a Comment
Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!