Thursday, July 21, 2022

Pengalaman Glamping di Rumah Atsiri Indonesia - Day 2

Malam sebelumnya kami ditanya mau dibangunin gak? Yah meskipun biasa bangun pagi. Ga ada salahnya kan siapa tau kelewat.


Tidurnya nyenyak gak??? Nah ini. Tenda kami tuh nggak kedap suara seperti yang disampaikan host sebelumnya. Dan ternyata benar. Masih kedengeran orang ngomong. Mending sih ngomong. Ini rumpita ibun-ibun keknya. Rame banget terutama pas ketawa ketiwi. Agak mengganggu sih. Harusnya ya tahu diri sama-sama mau istirahat :')

Kemudian namanya deket gunung kan. Anginnya lumayan kenceng. Si tenda ini mengeluarkan bunyi berderit. Awalnya aku kira ada serangga di dalem tenda. Setelah beberapa kali kok berulang ya? Aku menyimpulkan sendiri karena terpaan angin. Ya, sudahlah...namanya juga di alam kan.

Trekking


Di jam 06.00 pagi pintu kamar diketok untuk bangun. Yang pada kenyataannya kami udah bangun. Hehe. Siap-siaplah untuk trekking. Ingat "hanya" trekking ya. Jaraknya bolak balik paling hanya 3-4 km lah. Masih bearable untukku. Tidak untuk teman jompoku. LOL.

Kami trekking dalam tim. Bergabung dengan rombongan lain. Ini juga caution ya karena bergabung, saling sadar diri aja tepat waktu biar ga banyak waktu kebuang.

Trekking dimulai dengan pemanasan yang dipimpin oleh tour guide. Maap, lagi-lagi lupa namanya. Setelahnya, dari keluar Rumah Atsiri menuju perkampungan rumah warga. Jalannya turunan, hati-hati. Tour guide-nya beneran jempolan. Menjelaskan tentang tanaman obat yang ada disekitar, sejarah daerah Tawangmangu, dsb. Responsif juga dengan pertanyaan yang kami ajukan.


Pemandangannya....yaAllah sangat menyenangkan. Paduan hijaunya persawahan & perkebunan, sinar matahari terik dan langit biru. Monanges :') cuma mau bengong aja liatnya. Saking di Cibinong ketemunya langit abu mulu karena polusi :')

Cerita dari tour guide-nya hanya beberapa yang bisa aku ingat WKWK yaAllah gimana cara mengingat dengan baik???

Ada cerita tentang petilasan dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Ada cerita tentang tumbuhan apa aja yang bisa digunakan untuk pengobatan, termasuk ada untuk mata! Ih ngeri deh ini kayaknya harus diteliti lebih lanjut. Lalu ada cerita tentang singkong khas Tawangmangu yang hanya ada di daerah ini. Digunakan untuk getuk khas-nya. Cerita tentang Gunung Lawu, dsb. Kaaan pengen mendaki gunung. Kapan, ya?

Aku kira jalurnya nggak terlalu ekstrim. Ternyata salah besar. Jalur naik turun rerumputan, licin, harus hati-hati kalo ga mau kepleset. Kami berpegangan satu sama lain. Dengan aku yang paling belakang alias menjaga ketiga ciwi-ciwi ini. Sekaligus seksi dokumentasi berhubung pada ga berani megang handphone. Oke bhaiq.



Di perjalanan balik, kami berhenti sejenak untuk minum teh. Spot peristirahatan sementara ini pas banget deh. Memandang keatas ada gunung. Bawahnya ada sawah dan jalan setapak yang estetik pol. Tehnya enak :') jajan pasarnya juga enak :') ah I love slow living wkwkw. Definisi healing-nya anak perkotaan begini.


Capek trekking, istirahat sebentar dilanjutkan sarapan. Yeay! Another makan-makan.

Menu sarapan kami adalah:
1. Rendang Tacos


Unik banget ini. Biasanya rendang dipadukan sama nasi, kuah, sambel ijo dan daun singkong rebus. Kali ini disajikan tanpa nasi, digantikan dengan selembar nacos dipaling bawah, diatasnya ada rendang + kacang merah, diatasnya lagi ada kentang goreng. Terakhir ada sentuhan sayur kering! Iya krispi kriuk-kriuk gitu. Secara keseluruhan sih rasanya "seret" ya. Kering kerontang gitu. Nacosnya nggak cocok sih buatku terlalu keras jadi ga habis.

Si sayurnya ini awalnya enak WAW ga pernah liat penyajian macam ini. Tapi lama kelamaan kayak di tenggorokan ga enak ehehe. Ya sudaahlaaah. Cukup untuk mengisi bahan bakar keliling Rumah Atsiri nantinya.

2. Fruit Platter a.k.a buah potong
3. Beverage. Minumnya disediakan infused water dan jus buah sayur gitu. Enak. Seger bats!

Tour Taman Aromatik


Kenyang makan lanjuut tour taman aromatik. Awalnya nih aku kira ngga bakal terlalu capek. Sebelumnya udah pernah kan. Tapi kok buat temenku yang jompo bilang capek :') bisa mengukur diri masing-masing lah ya. Pas capek bilang ke guide biar ngga ditinggal.

Sesuai dengan namanya, tur ini keliling taman yang isinya tanaman penghasil minyak atsiri. Ya, bukan lagi sawah atau kebun sayur buah kayak waktu trekking. Semua yang ada di taman, diolah langsung oleh Rumah Atsiri untuk dijadikan sediian farmasi berupa kosmetika. Paling banyak tentu minyak atsiri, atau hits dengan essential oil. Kemudian ada produk hand sanitizer, sabun, parfum, daan masih banyak lagi.

Disini kami diperlihatkan bagaimana cara mengambil minyak atsiri dari tanaman. Ada yang dengan disuling, ada yang diletakkan di media lilin (lupa euy namanya :P). Semua alat dan bahan tersedia pada saat taman.

Dijelaskan pula sejarah dari tanaman atsiri, kegunaan, cara tumbuh, serta berbagai trivia. Menyenangkaaan sekali buatku. Memanjakan indra penglihatan, penciuman, pengecap dan peraba. Indra pendengaran juga sih kalo beneran menyimak atau mendengarkan angin yang bertiup. Hehe.

Di beberapa titik ada tanaman yang bisa kita sentuh dan hirup aromanya seperti sereh wangi dan sereh dapur. Yang bisa dicicip: daun mint. Rasanya? Enak aja tuh :P



Lagi-lagi aku dibuat terpesona sama guide-nya. Eh nyebutnya edukator ding. Beneran berwawasan, bisa menjawab pertanyaan kami, cara menjelaskannya pun menarik. Keliatan niat dan nggak asal-asalan. Kudos to mbaknya!


Istirahat sebentar, kali ini ngadem. Yup, Museum Rumah Atsiri ini indoor. Tenang ngga bakal gembrobyos.

Tour Museum Rumah Atsiri


Kami udah diingatkan untuk makan/minum/buang air dulu sebelum masuk. Soalnya ngga boleh melakukan 3 hal tsb dan ngga ada toilet juga.


Naah, museumnya isinya apa? Buanyaaak dan sarat akan informasi. Ada sejarah Rumah Atsiri, yep bangunan ini merupakan peninggalan sejarah yang masih ada. Bentuk fasadnya masih tetap terjaga. Ada foto before after renovasi. Ada juga bagian tungku yang dipamerkan. Saat ini nggak digunakan, sih...


Dipamerkan sejarah penggunaan minyak atsiri dari berbagai kebudayaan, daerah penghasil minyak atsiri di Indonesia, fungsi minyak atsiri, dsb. Semuanya ditata apik sehingga (uhuk, ini penting) instagram-abel. Sangat jauh dari stigma museum yang gelap dan menyeramkan.




Oh ya, museum ini buat pengunjung non glamping bisa ya. Untuk masuk harus disertai edukator. Nggak bisa sendirian. Meski keliatannya dari luar kecil, ternyata luas juga lhooo. Setiap bangunan di Rumah Atsiri ini terhubung satu sama lain. Di penghujung bangunan aku sempat mengintip ruang produksinya (alias yang mengaudit yah temenku :P). 

Bukan nganter orang ya, maksudnya...

Katanya kalau datang di weekday bisa liat langsung proses produksinya. Soalnya memang dari luar diberikan kaca bening, bukan yang tembok semua. Ah, pasti seru. Belum pernah nih audit ke pabrik kosmetik *LAH.

Capek? LUMAYAN. WKWK. Saatnya makan siang. Ini dia menu terbanyak selama glamping. Apa sajakah ituuu?


1. Chicken Parmigiana
2. Swedish Meatball (haa keinget bakso-ya Ikea yang sampai detik ini belum pernah aku coba)
3. Sauted Vegetables
4. Meatball Sauce
5. Beverage
6. Butter Rice
7. Baby Potato
8. Mix Salad

Aslikk pas dateng meja kami penuh! Sangat mengisi tenaga setelah keliling berkilo-kilo meter dalam sehari. Yang aku notice dari makanan Rumah Atsiri ini: well balance. Sayur, buah, karbo, protein, semua diolah dengan rasa ENAKKKK dan penampilannya warna-warni me luv.

Biarkan gambar yang berbicara aja ya berhubung nggak terlalu pandai mendeskripsikan makanan. Kelar makan, goleran bentar di tenda, packing dan check out.

Kelas Ecoprint


Kegiatan terakhir dari glamping. Udah sisa-sisa banget tenaganya jujyuur. Ecoprint adalah sebuah seni mencetak pola tertentu diatas kain. Kali ini kami kebagian tas berbahan blacu. Alat bahannya antara lain bagian tanaman yang berwarna. Bisa daun atau bunga. Plastik sebagai media transfer, palu untuk memukul-mukul (palunya tipe ujung karet bukan besi).

Cara bikinnya?

Tempelkan pola serta warna yang diinginkan diatas kain. Pastikan bagian warna yang mau dicetak itu bersentuhan langsung dengan kainnya. Jadi misal kelopak bunga, yang warna ngejreng itu yang nempel di kain. Setelah itu lapisi dengan plastik. Tipis aja plastiknya kayak plastik fotokopian. Udah deh dipukul-pukul pake palu.

Di saat energi udah terkikis eh ini disuruh mengeluarkan energi lebih. Alhasil mleyot lah WKWK. Durasinya 30 menit-1 jam tergantung tingkat kelelahan memukul ya ges ya. Kami sekitar 30 menit aja berhubung ibu driver harus nyetir sendiri sampe Semarang. Iya, kami belum ada yang bisa menggantikan :")


AAAAKKKK cepet banget rasanya selesai. Masih gak rela. One of best experience in my quarter life ini sih. Untung temenku juga beranggapan yang sama. Kapan lagi bisa liburan bareng sobi, kan?

At the end of the day di waktu pamitan ternyataa masih dioleh-olehin lagi sama Rumah Atsiri. Yaampuuun!!! Totalitas deh. Nggak perlu cari oleh-oleh buat keluarga dirumah. Luv luv. Biaya yang dikeluarkan selama glamping buatku really really worth it! 


Makasih ya Rumah Atsiri atas pelayanannya. Semua karyawan well-trained. Gercep satsetsatset. I'm a happy costumer.

Post a Comment

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!