Selang sejam kemudian, ada yang berminat untuk membeli. YES! Akhirnya buku saya laku. Segera saya hubungi ke calon pembeli. Ternyata dia sedang tidak di Semarang. baiklah. Bukunya saya keep dulu. Jumat 20 November kami janjian untuk Cash on Delivery (COD) di satu tempat. Namun, karena janjiannya yang terlalu pagi (untuk ukuran saya) nggak taunya malah kebablasan tidur.
“Mbak, bukunya aku kirim pake paxel aja ya?”
“Penerimanya harus punya aplikasi juga?”
“Enggak kok”
“Yaudah, boleh”
***
Eh, kalian udah tau belum apa itu Paxel? Baru denger?
Nah, cocok dong berarti baca tulisan ini sampe habis yaa. Kamis, 22 November lalu saya hadir di acara Blogger Gathering bersama Paxel. Bertempat di Han’s Kopi Kariadi, puluhan bloger berkumpul untuk mengetahui lebih dalam apa itu Paxel.
Paxel adalah sebuah layanan jasa pengiriman yang diinisasi oleh Bapak Djohari Zein. Beliau juga salah satu orang penting di JNE loh, gaes. Kalian pasti udah tau kan JNE? Berawal dari pengalaman spiritualnya di Jabal Rahmah, beliau pengen banget untuk memberikan manfaat bagi banyak orang.
Bertepatan pada tahun 2010, udah mulai banyak e-commerce bermunculan. Di situ beliau melihat ada celah untuk membantu sesama. Lewat apa? Ekspedisi pengiriman. Yes. Saat e-commerce mulai banyak, ternyata “dimanfaatkan” dengan menawar harga murah pada jasa pengiriman. Padahal semakin banyak paket yang harus dikirimkan, otomatis jumlah kurir juga harus naik. Yang mana artinya cost semakin tinggi.
Disinilah Paxel muncul di bagian last mile/terakhir. Saat ini, paxel menyediakan jasa kirim paket di beberapa kota. Diantaranya Semarang, Bandung, Jogja, Solo, serta Jabodetabek.
Kelebihan dari paxel dibanding jasa pengiriman lain?
Paxel, Omiyago, Kolase, dan Rumah Harapan Indonesia
Ternyata hari itu kami nggak cuma dijelaskan tentang Paxel. Ada Omiyago yang bergerak di bidang food & beverage. Taglone #OlehOlehOnTheGo ini menggambarkan usaha membranding ulang makanan khas Indonesia untuk dijadikan buah tangan. Dengan adanya Omiyago, diharapkan kuliner Indonesia bisa "naik kasta".
Adapun Kolase merupakan crowdfunding untuk mendukung kolaborasi musik di Indonesia. Paxel, Omiyago, dan Kolase ini menjadi kesatuan dibawah naungan Global Basket Mulia Investama milik Pak Djohari Zein. Gituu gaes. Keren yah bisnisnya udah melebar ke berbagai bidang selain bidang logistik.
Lalu, apa itu Rumah Harapan Indonesia?
Ini dia. As we know setiap perusahaan diwajibkan memiliki Corporate Social Responsibility (CSR). Rumah Harapan Indonesia adalah bentuk CSR yang dilakukan oleh Paxel. RHI berfokus pada membantu memberikan harapan bagi anak-anak (hingga usia 18 tahun) yang sakit.
Contoh: saat ada anak sakit parah, biasanya anak tersebut harus menjalani pengobatan. Nggak semua anak punya akses mudah ke rumah sakit. Banyak dari mereka yang membutuhkan tempat tinggal supaya lebih dekat jaraknya dengan rumah sakit. RHI memberikan fasilitas GRATIS untuk mereka berupa rumah penginapan. Disini anak-anak bisa tinggal selama masa pengobatan. Nggak cuma itu, mereka akan diberikan kegiatan belajar mengajar oleh para relawan.
Tentunya hal semacam ini butuh biaya yang nggak sedikit kan, gaes? Paxel berkomitmen dengan memberikan biaya operasional Rumah Harapan Indonesia. Respek banget ngga tuh? Bentuk CSR mereka ini nggak berkala. Jatohnya setiap hari adalah CSR.
Back to pengalaman kirim paket pake Paxel
Gimana nih lanjutan dengan buku yang mau dikirim? Saya download aplikasi Paxel.
Isi data diri dengan lengkap. Pilih pick up location. Isi dengan lokasi dimana paket akan dijemput. Saya isi alamat rumah saya. Kemudian destination locationnya isi dengan alamat penerima.
Biar kurirnya nggak kesulitan cari alamat, bisa ditambahkan catatan dibawahnya. Untuk pick up, saya isi keterangan rumahnya atas nama siapa. Sedangkan untuk alamat destination saya isi dengan penunjuk jalan yang diberikan sama pembeli buku.
Alamat lengkap, saya diminta mengisi detail paketnya. Ukuran paket dan tipe barang yang dikirimkan apa, pilih. Bedanya Paxel dengan yg lain ini nih. Hitungannya bukan jarak jauh dekatnya tapi dimensi barang. Saya pilih medium, ngira2 aja sih nggak ngukur beneran. Kemudian isi deh time slot kurir dateng kapan. Karena pembelinya bilang saat itu bisa didatengi, saya pilih 10 -12 PM.
Tepat jam 12 siang, kurirnya dateng dong. Sebelumnya Paxel Home telfon dulu untuk memastikan saya ada dirumah. Kurir berjaket ungu-kuning pun datang menjemput paket kiriman saya.
“Mbak, saya ukur dulu ya paketnya.”
“Oh iya, mas”
“Ini paketnya small mbak”
Ternyata salah pilih, saya. Trus gimana, dong? Happines hero nya yang mengganti di sisitem mereka. Saya nunggu aja dengan santai. Hehe. Hero masih nanya apakah paket saya perlu dibungkus? Nggak usah, mas. Mau langsung dibaca kok hahaha. Baiklah.
Selanjutnya hero meminta ijin untuk ngefoto saya beserta paketnya. Diminta tanda tangan juga. Eits, ttd nya langsung di smartphone. Ngga pake kertas. Surprise lagi, saya kan pilih waktu pengirimannya antara pukul 14.00-16.00. Ternyata sang hero nanya, "Mau langsung dikirim ke penerima mbak?" Waah otomatis saya iyakan dong, cepet kan nyampenya. Sebagai bukti pengiriman, hero mencetak Airway Bill di tempat.
Nggak berapa lama, ada notifikasi paket diterima. Di aplikasi saya, ada foto penerima beserta detailnya dia siapa. Maksudnya gini, yang nerima paket kan belum tentu orangnya langsung yah. Bisa aja keluarga atau ART-nya. Disitu keliatan yang nerima keluarga dari pembeli.
Menurut saya nih membantu banget biar nggak ada lagi, “Yang nerima paket siapa ya mas?” kita langsung tau. Ada fotonya kan tuuh.
Puas nggak, pake Paxel? PUAS, kak. Nanti mau coba kirim paket keluar kota deh. Oiya, buat kamu yang pengen juga nyobain Paxel, pake aja kode referral saya lulukhodijah. Saldo sebesar Rp 100.000 bakal langsung masuk ke akun kamu. Buruaan coba!
Paxel adalah sebuah layanan jasa pengiriman yang diinisasi oleh Bapak Djohari Zein. Beliau juga salah satu orang penting di JNE loh, gaes. Kalian pasti udah tau kan JNE? Berawal dari pengalaman spiritualnya di Jabal Rahmah, beliau pengen banget untuk memberikan manfaat bagi banyak orang.
Bertepatan pada tahun 2010, udah mulai banyak e-commerce bermunculan. Di situ beliau melihat ada celah untuk membantu sesama. Lewat apa? Ekspedisi pengiriman. Yes. Saat e-commerce mulai banyak, ternyata “dimanfaatkan” dengan menawar harga murah pada jasa pengiriman. Padahal semakin banyak paket yang harus dikirimkan, otomatis jumlah kurir juga harus naik. Yang mana artinya cost semakin tinggi.
Disinilah Paxel muncul di bagian last mile/terakhir. Saat ini, paxel menyediakan jasa kirim paket di beberapa kota. Diantaranya Semarang, Bandung, Jogja, Solo, serta Jabodetabek.
Selain itu ada juga inovasi Paxel berupa loker. Konsepnya seperti bus surat, gaes. Loker ini bisa dipasang dimana-mana. Gedung, apartemen, rumah sakit, atau ruang publik lainnya. tujuannya agar orang dengan mudah mengantar kirim paket tanpa perlu memanggil kurir. Dengan ketiadaan kurir yang harus mengambil paket, menurut bapak Djohari Zein, dapat memotong rantai perjalanan sehingga cost menjadi turun. Dengan konsep ini, pak Djo ingin bukan hanya keuntungan yang didapet Paxel, tapi juga manfaat bagi masyarakat, e-commerce, maupun industri.
Lebih lanjut tentang Paxel pun dijelaskan oleh Bapak Alexander Zulkarnain selaku Brand Happines Hero. Hero? Pahlawan dong? Yess, bener banget. Karyawan jasa pengiriman yang biasa disebut kurir, di Paxel disebut dengan hero. Karena jasa mereka mengantarkan paket dan mendatangkan kebahagiaan kepada penerima paket. Wuih, so swit yak. Hehe
Apa aja sih yang ditawarkan oleh Paxel?
Lebih lanjut tentang Paxel pun dijelaskan oleh Bapak Alexander Zulkarnain selaku Brand Happines Hero. Hero? Pahlawan dong? Yess, bener banget. Karyawan jasa pengiriman yang biasa disebut kurir, di Paxel disebut dengan hero. Karena jasa mereka mengantarkan paket dan mendatangkan kebahagiaan kepada penerima paket. Wuih, so swit yak. Hehe
Apa aja sih yang ditawarkan oleh Paxel?
- Same day service
- Your package, your rules
- Pick up and smart locker
Kelebihan dari paxel dibanding jasa pengiriman lain?
- No cancel
- Preferred time slot
- Flat price
- No distance limit
- Money back guarantee
- Free insurance up to 10 Million IDR
Paxel, Omiyago, Kolase, dan Rumah Harapan Indonesia
Ternyata hari itu kami nggak cuma dijelaskan tentang Paxel. Ada Omiyago yang bergerak di bidang food & beverage. Taglone #OlehOlehOnTheGo ini menggambarkan usaha membranding ulang makanan khas Indonesia untuk dijadikan buah tangan. Dengan adanya Omiyago, diharapkan kuliner Indonesia bisa "naik kasta".
Adapun Kolase merupakan crowdfunding untuk mendukung kolaborasi musik di Indonesia. Paxel, Omiyago, dan Kolase ini menjadi kesatuan dibawah naungan Global Basket Mulia Investama milik Pak Djohari Zein. Gituu gaes. Keren yah bisnisnya udah melebar ke berbagai bidang selain bidang logistik.
Lalu, apa itu Rumah Harapan Indonesia?
Ini dia. As we know setiap perusahaan diwajibkan memiliki Corporate Social Responsibility (CSR). Rumah Harapan Indonesia adalah bentuk CSR yang dilakukan oleh Paxel. RHI berfokus pada membantu memberikan harapan bagi anak-anak (hingga usia 18 tahun) yang sakit.
Contoh: saat ada anak sakit parah, biasanya anak tersebut harus menjalani pengobatan. Nggak semua anak punya akses mudah ke rumah sakit. Banyak dari mereka yang membutuhkan tempat tinggal supaya lebih dekat jaraknya dengan rumah sakit. RHI memberikan fasilitas GRATIS untuk mereka berupa rumah penginapan. Disini anak-anak bisa tinggal selama masa pengobatan. Nggak cuma itu, mereka akan diberikan kegiatan belajar mengajar oleh para relawan.
Tentunya hal semacam ini butuh biaya yang nggak sedikit kan, gaes? Paxel berkomitmen dengan memberikan biaya operasional Rumah Harapan Indonesia. Respek banget ngga tuh? Bentuk CSR mereka ini nggak berkala. Jatohnya setiap hari adalah CSR.
***
Back to pengalaman kirim paket pake Paxel
Gimana nih lanjutan dengan buku yang mau dikirim? Saya download aplikasi Paxel.
Isi data diri dengan lengkap. Pilih pick up location. Isi dengan lokasi dimana paket akan dijemput. Saya isi alamat rumah saya. Kemudian destination locationnya isi dengan alamat penerima.
Biar kurirnya nggak kesulitan cari alamat, bisa ditambahkan catatan dibawahnya. Untuk pick up, saya isi keterangan rumahnya atas nama siapa. Sedangkan untuk alamat destination saya isi dengan penunjuk jalan yang diberikan sama pembeli buku.
Alamat lengkap, saya diminta mengisi detail paketnya. Ukuran paket dan tipe barang yang dikirimkan apa, pilih. Bedanya Paxel dengan yg lain ini nih. Hitungannya bukan jarak jauh dekatnya tapi dimensi barang. Saya pilih medium, ngira2 aja sih nggak ngukur beneran. Kemudian isi deh time slot kurir dateng kapan. Karena pembelinya bilang saat itu bisa didatengi, saya pilih 10 -12 PM.
Tepat jam 12 siang, kurirnya dateng dong. Sebelumnya Paxel Home telfon dulu untuk memastikan saya ada dirumah. Kurir berjaket ungu-kuning pun datang menjemput paket kiriman saya.
“Mbak, saya ukur dulu ya paketnya.”
“Oh iya, mas”
“Ini paketnya small mbak”
![]() |
Bawa meteran bener dongg |
Ternyata salah pilih, saya. Trus gimana, dong? Happines hero nya yang mengganti di sisitem mereka. Saya nunggu aja dengan santai. Hehe. Hero masih nanya apakah paket saya perlu dibungkus? Nggak usah, mas. Mau langsung dibaca kok hahaha. Baiklah.
![]() |
Siap #AntarkanKebaikan. Hihi |
Selanjutnya hero meminta ijin untuk ngefoto saya beserta paketnya. Diminta tanda tangan juga. Eits, ttd nya langsung di smartphone. Ngga pake kertas. Surprise lagi, saya kan pilih waktu pengirimannya antara pukul 14.00-16.00. Ternyata sang hero nanya, "Mau langsung dikirim ke penerima mbak?" Waah otomatis saya iyakan dong, cepet kan nyampenya. Sebagai bukti pengiriman, hero mencetak Airway Bill di tempat.
Nggak berapa lama, ada notifikasi paket diterima. Di aplikasi saya, ada foto penerima beserta detailnya dia siapa. Maksudnya gini, yang nerima paket kan belum tentu orangnya langsung yah. Bisa aja keluarga atau ART-nya. Disitu keliatan yang nerima keluarga dari pembeli.
![]() |
Kotak persegi coklat yang diblur itu fotonya yah. Sampingnya ttd penerima |
Menurut saya nih membantu banget biar nggak ada lagi, “Yang nerima paket siapa ya mas?” kita langsung tau. Ada fotonya kan tuuh.
Puas nggak, pake Paxel? PUAS, kak. Nanti mau coba kirim paket keluar kota deh. Oiya, buat kamu yang pengen juga nyobain Paxel, pake aja kode referral saya lulukhodijah. Saldo sebesar Rp 100.000 bakal langsung masuk ke akun kamu. Buruaan coba!
Paxel.Co
Ajib ya Paxel, semoga makin laris dan banyak yang pakai jasanya aamiin..semoga Ungaran juga cepat terjangkau paxel hihi
ReplyDeleteBelom kah? Semoga disegerakan.. Hehe
DeleteGo Hero! Go!
ReplyDeleteAku juga sudah nyobain layanannya...puas :D
ReplyDeleteTos mbak!
DeleteSungguh menginspirasi acara tsb yah mbk
ReplyDeleteIyaa banget kak
Deletebagus banget penulisannya, dan jelas banget kalo mbak lulu memperhatikan materinya, joss!!
ReplyDeleteThank you, memang posisi menentukan prestasi kok *lha
DeleteAsik nih ada Paxel yang bantuin Antarkan Kebaikan ya, Lu. Aku juga udah nyoba kirim paket via Paxel kemarin. Cepet sampai
ReplyDeleteGa khawatir salah input wong bisa dibenerin ama kurirnya ya
ReplyDeleteNahh iya hihi udah deg2an dulu padahal
DeleteSaya udah ngrasain moneyback guarantee nya. Mantap lah.
ReplyDeleteLangsung jadi favorit nih?
DeleteWah jadi super kilat ya. Begitu dipickup langsung dianterin paketnya
ReplyDeleteGampang nih cara pakai paxel. Trs banyak banget kelebihannya. Semoga akan hadir di kota2 lainnya dengan cepat yaa
ReplyDeleteAku suka CSR nya Paxel mbak hihihi
ReplyDeleteKeren ya Paxel. sayang belum ada di Bali... aku kadang kesulitan kalau pesan-pesan yang jaraknya nanggung, pakai ojek online udah lumayan tapi ambil sendiri harus ngepasin jadwal pak suami.
ReplyDeletepake paxel, kirim barang jadi mudah ya kak
ReplyDeleteIsi snack Omiyago nya kok beda-beda ya. :) Paxel mantap, dengan mito Antarkan Kebaikan menjadi lebih yakin. Semoga makin amanah.
ReplyDeleteKetagihan pakai Paxel. Benar2 same day service. Semoga saja jangkauannya makin luas.
ReplyDeleteWah bisa ya ga dibungkus
ReplyDeleteMudah banget ya.. salut sama semangatnya pak Djohari. Semoga bisa mencontoh setulus beliau.
ReplyDeleteMakin banyak alasan kenapa kita harus pake paxel 👍
ReplyDelete