Thursday, May 04, 2017

Menjadi Perempuan Indonesia: Muda, Kreatif, dan Inspiratif

http://www.ragamseni.com/sejarah-r-a-kartini-yang-menjunjung-tinggi-emansipasi-wanita/
Hari Kartini sudah terlewatkan beberapa saat yang lalu. Berbagai kegiatan diselenggarakan untuk memeringati hari yang dianggap sebagai kebangkitan bagi perempuan Indonesia. Perempuan, yang awalnya hanya dianggap pelengkap bagi kaum lelaki, kini sudah tidak terjadi lagi.

Kartini sebagaimana digambarkan oleh Hanung Bramantyo dalam filmnya dengan judul yang sama, digambarkan sebagai sosok penggiat pendidikan. Keinginannya untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya kaum adam begitu menggebu-gebu. Hasilnya? Saat ini perempuan Indonesia bisa lebih mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sudah cukup banyak perempuan Indonesia yang sukses menjadi kebanggaan. Sebut saja Sri Mulyani yang pernah menduduki jabatan di Bank Dunia. Tapi, sadarkah teman bahwa mereka adalah orang yang bisa dibilang cukup berumur? Sudah memiliki pengalaman yang banyak dibanding kita para dewasa muda dan remaja? Apakah ada sosok perempuan muda Indonesia yang juga menjiwai Kartini dalam kehidupannya?

Jawaban saya: ADA! 

Lupakan selebgram yang menganggap dirinya sukses karena menghasilkan pundi-pundi uang lebih banak dibandingkan orang lain. Setelah mengenal sosok dibawah ini, kalian akan tahu bahwa kesuksesan bukan hanya soal materi belaka.

Wirda Mansur


Putri dari Yusuf Mansur ini menjadi salah satu perempuan primadona remaja Indonesia. Di umurnya yang masih belasan, ia sudah melanglang buana untuk menuntut ilmu. Wirda memang tidak menempuh pendidikan formal sebagaimana kebanyakan. Ia keluar dari bangku sekolah formal di kelas 5 SD dan memilih untuk fokus dahulu menghafalkan Al-Qur'an. Jangan salah sangka dulu! Wirda tetap melanjutkan petualangannya mencari ilmu ke berbagai negara. Sebut saja Jordan, Amerika Serikat, dan belum lama ini: London.

Di negara-negara ini ia belajar mengenai banyak hal. Ia juga tidak segan-segan mendapatkan apa yang didapatkannya. Dari sosok Wirda, para remaja mulai termotivasi untuk kembali mempelajari agamanya. Wirda mengajarkan bahwa kecerdasan tidak hanya berupa intelektual saja tetapi juga spiritual. 

Seperti halnya Kartini, Wirda pun juga telah menerbitkan sebuah buku yang cukup fenomenal. Banyak remaja yang mengaku dirinya mulai berubah ke arah yang lebih baik setelah membaca buku tersebut.



Di tengah kebingungan remaja yang mencari-cari identitas siapa dirinya, Wirda menawarkan jawaban lewat caranya sendiri yang tidak membosankan.

Ghea Safferina


Sosok satu ini mungkin belum sepopuler Wirda. Saya mengenalnya hanya dari blog. Ghea adalah lulusan dari SMK yang melanjutkan studi di Jakarta. Namun, karena satu dan beberapa hal ia harus kembali ke Malang, daerah asalnya. 


Disini, ia mulai membangun startup bernama Pictalogi. Tidak tanggung-tanggung, startup miliknya ini sudah ikut berkompetisi pula di kancah internasional. Lagi, meskipun sudah menjadi seorang entrepreneur yang terbilang sukses, ia tetap melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi.

Gita Savitri Devi


Siapa yang tidak kenal perempuan satu ini? Sosok berkerudung yang sering dibilang mirip aktris Korea ini melejit melalui kanal Youtube-nya. Gita tidak hanya membagikan video berisi hiburan semata, tapi juga mengajak penontonnya untuk berpikir. Beberapa videonya pernah membahas mengenai isu terkini, sebut saja penggunaan racun sarin di kasus Suriah. Bahkan, ia juga menjelaskan mekanisme kerja racun sarin dengan bahasa yang mudah untuk dicerna! :))


Tidak hanya konten videonya saja yang bermanfaat, Gita juga aktif di blog miliknya. Blog ini berisi tentang opininya perihal berbagai topik. Seringkali Gita membuat pembacanya membuka mata agar melihat melalui sudut pandang yang berbeda. Tak jarang, isinya juga menyentil generasi masa kini.



***

Seperti halnya Kartini, ketiga sosok diatas adalah perempuan yang tetap memiliki kemauan untuk belajar meskipun ada hambatan dan rintangan yang menghalangi.

Bila Kartini hidup di zaman sekarang, bukan tidak mungkin ia juga bergerak melalui dunia maya. Toh, tujuannya tetap sama: bercita-cita agar perempuan Indonesia mau dan mampu untuk mengembangkan dirinya. Mulailah membaca, karena Kartini memahami dunia lewat buku yang dibawakan oleh Kartono, kakak laki-lakinya. Dengan membaca akan semakin memperluas pengetahuan kita para perempuan.

Berkaryalah, dalam bentuk apapun. Seperti halnya Kartini dengan buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Dalam banyak hambatan yang dialaminya ia tetap bisa menghasilkan karya. Dikungkung dalam rumah, dipaksa menikah dengan lelaki yang bukan pilihannya, bukan menjadi hambatan. Dan, tetaplah bersemangat karena dengan semangat itu, menjadi perempuan Indonesia yang kreatif dan inovatif demi majunya bumi pertiwi.

6 comments

  1. Ah kakak :'

    dari artikel kakak ini aku jadi mampir di blognya kak Ghea dan kak Gita. Hmmm~~~ they can represent modern Kartini so well :)

    Mereka hebat. Mereka bermanfaat bagi orang lain dengan caranya sendiri. Mereka menjadi gravitasi bagi sekelilingnya dengan cara mereka sendiri.

    Aku juga pingin bermanfaat seperti mereka :)

    ReplyDelete
  2. Wah, baru tahu ada influencer-influencer perempuan yang punya karya seluar biasa ini. Saya selalu salut kalo denger soal perempuan muda masa kini yang punya kepekaan sosial, bisnis dengan attitude yang humble dan modest seperti mereka...

    ReplyDelete
  3. Inspiring sekali, makasih mba :)

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!