Selama ini aku hanya menggunakan media sosial untuk kesenangan pribadi. Ada sih kerjaan yang nambah uang jajan gitu. Tapi didalam hati nurani ini masih ada "calling" untuk berdakwah. Akhirnya aku memutuskan ketika isi channel YouTube tentang buku-buku itu berupa rekomendasi buku-buku Islam.Toh sekarang udah banyak banget buku-buku Islam yang membuat kita bisa belajar secara perlahan-lahan.
Ada kan ya orang yang nggak mau langsung masuk pembahasan "berat". Meskipun ya wajarlah bahas agama tuh berat, kan membahasnya tentang Allah. Tuhan semesta alam. Alhamdulillahnya buku-buku Islam sekarang banyak yang menggunakan bahasa lebih membumi. Dikemas dengan cara menarik dan mudah dipahami.
Salah satunya ya ini, konten buku pertamaku di YouTube: Secrets of Divine Love. Dalam perjalanannya, aku udah merekam video untuk ulasan buku kedua. But somehow I feel like I need to take it again. I still look awkward and not organized. Ngerti nggak sih tipe yang ngomongnya tuh kebanyakan filler bukan langsung to the point? Nah that's how I evaluate myself.
Sebelumnya aku bikin video itu hanya untuk memenuhi tugas kantor. Itupun lebih banyak berperan behind the camera and doing the voice recording, so my face is not shown. I know making a video is not as simple as it seems. Kecuali emang bikinnya ga ada tujuan dan buat kepentingan pribadi aja. Untuk konsumsi publik? Need to prepare it thouroughly.
First thing first: script. Asli sih ini penting. Minimal garis besar atau listicle lah isi videonya itu mau apa. Ada guidancenya. Tanpa itu, dijamin video ga jelas juntrungnya alias menampakkan kekopongan diri.
Kedua: tahan bosen. Berlaku untuk single fighter. Means mulai dari preparation, shooting dan editing dilakukan sendiri. Edit video tuh harus berkali-kali nonton clip yang sama. Diulang. Sampe menghasilkan video sesuai keinginan.
Itu baru hal teknis. And there's bigger thing I feel while making Youtube video. Muncul suatu kesadaran di diriku. Berhubung aku mengulas buku Islam, aku mempertanyakan sejauh mana dampak buku itu di kehidupanku. Aduh berat.
Triggernya dari buku kedua tentang hijrah dari hallyu. You know right? Yep, all about Korea. Intinya buku tersebut membahas penyimpangan apa yang terjadi saat kita menasbihkan diri sebagai fanboy/fangirl. Dan posisiku disini masih menonton drama Korea (meski nggak sesering dulu). Masih denger lagunya. Masih ngikutin info selebnya. Masih suka kembali melihat MV atau potongan clip ketika butuh hiburan. Yah, kirain dikit ternyata aku nulis ini kok banyak juga masihnya?!???
I feel like betraying my own self. Menuju hipokrit (kok kejam ya aku melabeli diri sendiri huh). Cukup kaget sih dengan hadirnya kesadaran macam ini. No one judge me or tell me to do this and that but the hidayah comes to me. Hidayah tuh memang bisa dateng kapan aja dan bagaimanapun bentuknya kita nggak tahu, yah.
Am I going to stop making YouTube video? Sepertinya tidak. Justru aku harus lebih semangat lagi karena ada suntikan untuk memperbaiki diri. Belajar berkonten, belajar pula mengupgrade diri. Apakah ini rasanya glow up versi non physical? HEU.
yeayy semangat mbak
ReplyDeleteaku juga punya channel yutub lama, dan rasanya mau ngedit kok ya maless
ehh beberapa waktu lalu aku niatin pokoknya sempetin ngedit, biar yutubnya nggak banyak laba-labanya juga