Kenapa ada huruf C diantara B dan D?

B adalah birth. D adalah death. Kenapa C ada ditengah? Karena setelah dilahirkan dan sebelum meninggal, atau dalam fase hidup adalah fase choice. Pilihan. Memilih. Dipilih.

Memasuki November, iklim memilih sangat terasa. Memilih disini lebih kepada memilih pemimpin. Pilkada serentak, yang kota Semarang turut serta akan dilaksanakan 9 Desember. Ada 3 calon yang bersaing disana. Pemira Undip, pemilihan ketua BEM Undip periode 2016-2017 tinggal menghitung hari dengan 2 calon yang siap berhadapan head to head. Pemiltas FKM dimana memilih ketua BEM FKM Undip pun juga turut serta. 3 pasang calon memperebutkan kursi FKM 1.

Choice. Pilihan.
Sesuatu dikatakan pilihan ketika ada lebih dari 1 variabel. Siapa yang akan kau pilih menjadi pemimpin? Memutar waktu dimana saya sangat naif dan polos. Setiap kali mendengar kata pemilihan pemimpin, yang ada di benak saya adalah “Bagaimana mungkin mereka ingin menjadi pemimpin begitu menggebu-gebu padahal tanggung jawab seorang pemimpin sangat besar di hadapan Allah kelak?”. Ya. Saya dilahirkan dari keluarga yang bisa dikatakan taat dalam beragama.

Hari demi hari berganti, begitu pula pemikiran saya. Melalui mata kuliah kebijakan kesehatan, saya mengerti “keuntungan” apa yang didapatkan dari menjadi pemimpin. Saya mengerti alasan mengapa orang “mengajukan diri”nya untuk menjadi pemimpin. Namun lebih dari itu, pemimpin adalah refleksi dari yang dipimpin. Buat saya, kriteria pemimpin ideal itu...

Jujur: berkata apa adanya; tidak dilebih-lebihkan. Contoh jujur yang paling sulit menurut saya ketika pemimpin dihadapkan pada hal yang tidak diinginkan, namun di satu sisi harus mengedepankan kejujuran. Maka pemimpin tersebut tidak akan menutupi kebenaran hanya untuk membuat tenang masyarakatnya. Sebaliknya, dia akan memilih kata yang tepat; membangun; memotivasi; agar masyarakat tidak antipati terhadapnya dan tetap mendukungnya dalam keadaan apapun. Simple, huh?

Amanah: seorang pemimpin harus menomorsatukan kepercayaan dari masyarakatnya. Siapa yang akan dia pimpin ketika kepercayaan masyarakat luntur?

Berani: berani membuat gebrakan untuk perubahan yang lebih baik; meskipun banyak yang menentang. Baik menurut siapa? Baik itu relatif. Maka hendaknya mendefinisikan baik tidak secara sempit, harus dengan pengamatan menyeluruh.

Eh, saya ngomong apa sih?
Intinya.. yuk kita memilih dengan cerdas. Bukan karena teman. Bukan karena iming-iming uang. Bukan karena apa pun itu, tapi karena kita sudah mengerti rekam jejak, mengerti kelebihan dan kekurangan, mengerti potensinya, dan yang pasti...karena dia memang pantas untuk dipilih.


Last part!
Kami (PH dan Ganeca Pos kru) berdiskusi di Teknik Lingkungan, lupa tepatnya ruang apa. Eh ruangannya bagus HAHA kayak bioskop kan berjenjang gitu duduknya jadi yang di belakang tetep kelihatan, nggak ketutupan sama kepala yang duduk di depan seperti halnya kalo sistem duduk sejajar. 

Pertama masuk ruangan, yang dilakukan adalah...perkenalan. Ya, kan ada pepatah tak kenal maka tak sayang. Yang perkenalan cukup dari Ganeca Pos. Kalo dari PH ikut kenalan semua, habis sudah waktunya buat perkenalan doang. Yang saya inget, PU Ganeca Pos namanya Mbak Mega. Mbak ini cantik...enak dilihat heu angkatan 2013. Ternyata, meskipun di ITB yang mungkin mayoritasnya cowok ini, PU-nya pun cewek juga. Padahal FKM yang mayoritasnya cewek pun tetep diusahaiinnnnnnnn banget kalo pemimpin itu cowok :"D ya sudahlah, pasti ada alasan kan di balik itu semua, weits.

Di Ganeca Pos produknya ada koran yang terbit dua kali tiap periode? Duh lupa hiks ini semua gara-gara nggak ngepos langsung setelah trip. HUFT. Korannya 16 halaman, ya di situ kayak koran pada umumnya. Lalu ada cyber di ganecapos.com. Bagus websitenya!! Rapi dan nggak bikin mata sakit. Ini bisa buat pembelajaran cyber-nya PH (baca: tim saya). Cyber-nya PH sendiri masih berusaha cari tutor yang bisa ngajarin buat mempercantik lagi website PH dan memaksimalkannya. Di zaman digital kan ya, apa sih yang nggak bisa diakses? Saya pun merasa kurang maksimal dalam memanfaatkan website PH. Huhu :" pengen belajar juga dari Ganeca Pos tapi karena keterbatasan waktu terpaksa nggak bisa.

Dari Ganeca Pos sendiri yang saya ingat mbaknya bilang suka buat propaganda. Contohnya, mereka mengadakan polling tentang siapa sih yang cocok menjadi ketua Kabinet (kalo di UNDIP namanya BEM) jadi ketua BEM gitu. Nah mereka menyebut nama kan. Di situ secara nggak langsung sebenarnya mereka mendorong orang yang memiliki nama tersebut buat maju mencalonkan diri. Keren, ya? Propaganda ini yang saya dapet di kuliah bisa loh mempengaruhi orang. Emang deh T.O.P. idenya buat propaganda ini.

Trus apa ya? Kaderisasi. Fyi aja, di FKM ada banyak sistem buat bisa masuk UPK yang di ITB disebut klub. Di PH sendiri dulu saya harus melewati beberapa tahap tes. Yang pertama magang. Berhubung saya magang di cyber, maka saya juga harus bikin web yang atraktif. ((atraktif)) hahaha. Lalu ada tes tertulis yang tentu saja tentang ke-jurnalistik-an. Dan yang terakhir tes wawancara untuk mengetahui seberapa besar komitmen untuk berkontribusi di UPK ini. Kalo di Ganeca Pos, mbaknya bilang apa ya? Cenderung kekeluargaan, dan kesadaran. Ada seleksi alam di situ. Jadi, di ITB itu ada 80-90an klub. Gilz banyak bet gakuku. Mbaknya sendiri (ini mbak yang mirip Ghea, teman SMA saya. Kalo nggak salah namanya Ludya) bilang dulu dia milih 7 atau 8 klub. Di situ saya langsung melongo "................." seriously? Hahaha. Berakhir di Ganeca Pos satu-satunya. Jadi nggak ada sistem tes segala macem gitu.

Banyak ya ternyata perbedaan sistem organisasi di Undip dan ITB. Seneng sih, saya jadi dapet banyak wawasan. Itulah tujuan studi banding. Biar dapet pencerahan. Biar sadar kalo dunia itu luas. Biar sadar buat nggak merasa udah pinter cuma gara-gara tau sesuatu. Masih banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkk sekali di luar sana pengetahuan yang belum didapat. Masih banyak hal-hal yang mungkin buat saya baru. 
Masih ada lagi perbedaannya. Kalo di PH buat dana selalu ada dari fakultas walaupun nggak tentu kapan turunnya. Kalo di Ganeca Pos, mereka bilang selama mereka nggak ngajuin dana ya nggak dapet dana. Lain halnya kalo mereka ngajuin, ya baru dikasih dana. Selama ini mereka bergantung sama iklan baik itu di koran maupun media cetak. Di PH juga, eh di FKM. Tiap UPK pasti setelah satu tahun periode kepengurusan harus ada LPJ ke Senat. Kalo di Ganeca Pos, nggak ada tuh LPJan ke lembaga yang istilahnya lebih tinggi gitu. Kabinet, Legislatif (Senat-nya), dan Ganeca Pos ini sejajar kedudukannya. Jadi nggak perlu melakukan LPJ ke Legislatifnya. 

Itu kalo perbedaan secara umum ya. Nah sebagai pers mahasiswa, tentu saja harus punya produk apa yang berguna untuk menyebarkan info. Tadi sudah saya sebutkan kalo dari Ganeca Pos "hanya" ada 2 yaitu koran dan online. Di sini saya sadar, wah ternyata PH "sedikit" lebih maju dong. Kenapa? Karena di PH ini ada 5 produk. Banyak, ya ternyata? Yang pertama ada majalah. Seperti halnya koran Ganeca Pos, majalah ini terbit 2 kali tiap satu periode. Lalu ada buletin PH Kita yang memang khusus untuk mahasiswa FKM tiap sebulan sekali. Ada cyber yang insidental. Mading tiap 2 bulan sekali. Dan yang terakhir ada PH Express untuk info yang harus segera disampaikan buat warga FKM. Bangga deh, rasanya jadi bagian dari keluarga PH. PH ini konsisten ternyata sama produknya. Two thums up won't be enough, I think. Walaupun memang kadang buletin molor waktu rilisnya, hehe.

Soal isu, di Ganeca Pos semua isu bisa masuk tentang ITB. Padahal.......di FKM masih ada isu-isu yang dianggap riskan dan dilarang buat dibahas di produk PH. Salah satu contoh mudahnya aja nih yang saya alami sendiri. Saya dan tim cyber pernah ingin membahas tentang K3 yang sudah menjadi prodi di FKM UI. Tapi karena berbagai hal, salah satunya intervensi dari pihak lain jadi nggak terbit. Hikz, di situ saya juga sudah wawancara lho. Hemmm, mengapa bisa begini :"D 

Oh ya, Ganeca Pos juga punya TV! Dan liputannya juga keren-keren. Ini nih harapan dari Redpel Cyber tahun lalu yang belum terwujudkan. Ini juga termasuk pertanyaan yang pernah saya terima saat tes wawancara. Siap nggak bikin PH TV????? Saya saat itu jawab realistis kalo nggak akan mudah, tapi bakal tetap berusaha. Dan sekarang saya memikirkan kembali, jadi apa usaha yang telah saya lakukan buat bikinnya? Belum terjawab hingga saat ini. Masih banyak ternyata PR yang belum saya kerjakan di PH. Padahal sudah setahun "mengabdi". Seru ternyata mengetikkan banyak cerita mengenai pers mahasiswa. Padahal ini ceritanya tentang trip! Hahaha yah namanya juga not a mere trip but studi banding!

Setelah kami diskusi, nggak lupa dong dokumentasinya. Ini dia #GanecaPosxPublicaHealth (captionnya ala-ala gitu HAHA)
#GanecaPosxPublicaHealth

Selesai sudah post BANDUNG Trip! This is all I wrote for myself. To remind me what have I done. Yayyy see ya next post fella!
Assalamu'alaykum.
Alhamdulillah bisa berjumpa kembali melanjutkan postingan kedua dari trip ke Bandung. Postingan pertama bisa dibaca di sini. Yup, ITB. Siapa sih yang nggak tahu ITB? Bandung Institute of Technology. Dari dulu walaupun nggak ada niatan buat masuk ITB, tapi selalu kagum sama ITB. Karena untuk tes masuknya hanya dari jalur SNMPTN dimana nilai sangat diperhitungkan dari kelas X-XII dan SMBPTN yang pastinya passing grade tinggi dan tingkat nyontek mungkin probabilitasnya sangat kecil. Jadi bisa disimpulkan pinternya anak ITB itu kayak apa. Aku mah apa atuh dibanding anak ITB :"> tapi seperti janji Allah tidak ada orang yang lebih baik di sisi Allah selain orang yang bertakwa. As long as saya bertakwa kepada Allah, bisa lah sederajat sama anak ITB heu :"D

Ngapain ke ITB? Masa trip ke ITB? Yang namanya trip itu ke tempat yang refreshing. Hemm let me explain it ok. Tujuan utama trip ini sebenarnya memang untuk studi banding. Studi banding ini bermaksud menimba ilmu. Dari siapa? Karena di sini atas nama pers mahasiswa, maka ilmunya pun tentang pers mahasiswa. Di ITB ada pers mahasiswa bernama Ganeca Pos. Lambangnya Ganesha yang bisa dibilang merupakan simbol dari pendidikan? Setau saya sih begitu.

Nah kemarin setelah dari Bandung TV, rombongan PH (Publica Health) menuju ke Cibaduyut dulu. Biasa, belanja. Apalah arti perjalanan wisata tanpa belanja. EHE. Setelah itu sebenarnya ada rencana ke Masjid Raya. Bahkan udah sampai di tujuan. Tapiiiiiiiiiiii...berhubung kami ini naik bus, dan saat itu adalah weekend, susah sekali buat cari tempat parkir. Tahu kan, bus wisata segede apa dan jalan tempat parkir seluas apa, ditambah itu weekend? Akhirnya dengan amat sangat menyesal kami langsung cuss ke ITB. Masjid Salman menjadi tujuan pertama karena memang pas waktunya dengan shalat Ashar.

It was my first time stepping that sacred place. Sejak denger dari alumni ITB sendiri tentang Masjid Salman, I always curious about how it stand and how the feel to pray there. Dan bam! Akhirnya kesampean. Rasanya tidak bisa dilukiskan oleh kata-kata lagi. HE, emang terkadang baper saya nggak bisa dikontrol. Nggak ngerti lagi gimana muka saya yang cengo liat masjid Salman ini. Sebenernya ya nggak gede ato mewah ato gimana. Cuma emang feel nya beda kan karena pengen. Sama masjid Undip yah..kalo masjid Undip kan tinggi ya dan arsitekturnya emang beda. Dan menurut saya masjid Undip kurang terawat gitu, apalagi yang bagian atasnya. Kalo masjid Salman nggak tau sih kan saya cuma di lantai bawah aja wkwk.

Tempat wudhunya bagus, bersih, tertutup. Kamar mandinya juga bersiiiiih. Airnya adem. Trus kalo minjem mukena ada ruangan khusus buat minjemin. Jadinya tetep teratur nggak berantakan. Lantainya dari kayu, eh nggak tau sih itu kayu ato motif kayu. Liciiiiin, adem juga hehe gimana ya orang Semarang kan panas jadi saya pribadi suka sama sesuatu yang hawanya adeeem... Waktu shalat, nah ini yang saya suka. Ada ibu2 yang ngatur shafnya sampe bener-bener lurus dan rapat. Imamnya juga bilang kalo tidak rapatnya barisan shaf shalat dapat menyebabkan perpecahan. Ini satu hal yang masih suliiiit diterapkan untuk sholat di mana saja. Contohnya di musola FKM. Bahkan terkadang anak GAMAIS (maap nyebut merk ya) masih ada yang ketika sholat, shaf nya belum rapet. Sedih sih, sering kali ngingetin temen buat merapatkan kakinya tapi enggan banget entah kenapa. Padahal kan cuma merapat nggak sampe menginjak :( yuk temen-temen yang baca ini dibiasakan merapatkan shaf shalatnya. *siapa yang baca*

Kalo ada yang telat juga langsung iqomah buat jamaah, nggak sholat sendiri-sendiri itu juga yang bener. Pernah baca status kakak tingkat yang bingung di masjid Undip sering ada beberapa imam yang solatnya telat. Saya sendiri belum baca atau tau sebenernya kayak gimana. Tapi temen saya bilang harus imam itu selesai dulu baru ada imam lagi. Nah ini mungkin yang harus saya tabayyun kan juga yang bener itu kayak gimana.

Di masjid Salman, kakak saya malah reunian sama temennya. Hmpft, bikin iri! Sayang sih, saya nggak punya temen di ITB hiks.
Duh kok jadi ngomongin masjid Salman ya? Ganeca Pos nya di postingan selanjutnya yah, ini beberapa foto di masjid Salman!

Via, my Cyber teammate

Left to Right: Arni, Sanrya, Via, Vina, Laili, Kak Pudes

Waiting for a turn to take selfie hahaha

Adeem...

Sepatu pinjeman, rok dapet hadiah



Yayness! Setelah sekian lama nggak piknik akhirnya I got a chance. Hehe. Saya bukan tipe orang yang sering jalan-jalan. Bukan karena males jalan tapi karena memang ada beberapa hal yang memaksa saya untuk lebih sering berdiam diri dirumah. Dan, bandung menjadi tujuan untuk trip pertama di waktu kuliah ini. I have to say that this is not fully a trip. Ini adalah salah satu program kerja LPM Publica Health yaitu studi banding. Sudah menjadi hal yang biasa di Fkm Undip untuk UPK mengadakan studi banding ke universitas lain. Tahun ini saya berkesempatan turut berpartisipasi di studi banding LPM PH.

Awalnya sempat ragu apakah diizinkan untuk ikut. Akhirnya memberanikan diri meminta izin dari Abi (re: ayah) dan alhamdulillahnya diizinkan. Tentuuu dengan syarat dan ketentuan berlaku. HE. But that’s okay. I don’t even expect his permission anyway :’) dengan diizinkannya saya bukan berarti masalah selesai. Masalah lainnya adalah, saya sudah terikat dengan kepanitiaan pada tanggal 31 Oktober – 1 November. Ini adalah satu-satunya kepanitiaan yang saya daaftar sendiri bukan karena otomatis jadi panitia. HU. Sedih rasanya nggak bisa berpartisipasi saat hari H. Cuma bisa berpartisipasi mempersiapkan sebelum hari H. Tap mau gimana lagi, namanya juga hidup kan harus memilih ea. I’m not sure what kind of decision will I make if it was my old self. My current self now kinda cool, eh? HE abaikan.

Ok lah lanjutkan. Hari Jumat 30 Oktober setelah solat Magrib cuss ke GSG Undip karena bus udah nunggu disana. Hujan menyambut saya dengan gembira(?) ya alhamdulillahnya nggak terlalu deres dan durasinya nggak terlalu lama. Sampai sana, ambil kocokan dulu buat temen duduk. Saya dapet 29 di sebelah mba Ayuchan dan deket jendela!! Yes seneng banget deket jendela karena bisa bersandar ea kurang bersandar bet nih? Nggak jadi sebelahan sama Ade yang dari sore udah ribut mau duduk sebelah saya HAHA walaupun begitu kita dapet seberangan aja kok HE.

Tempat duduk udah, nah udah sedia bantal sama selimut juga di bus nya jadi siap tidur. Dari Undip jalan sekitar jam 8an kalo gak salah. Di jalan, demi apa.........ada konser Raysha calon PH 1 HAHA. Gak kuadh deh pokoknya dari lagunya kerispatih sampe vierra semua dinyanyiin. Yang rusuh sih bagian belakang, kalo bagian depan pada kalem-kalem aja heu. Sampe Bandung jam setengah 4-an.

Disini lah kita...
In Frame: Inggrid

In Frame: Ade



Btw abaikan caption tanggalnya, salah ngeset tanggal kamera :” disitu kita mandi sebelum subuh, nggak terlalu dingin alhamdulillahnya. Trus sholat. Trus makan. Entah kenapa nggak terlalu pengen makan jadi ambil dikit aja. Sop nya asin banget heuw penting banget ini. Kenyang, cus deh ke Bandung TV. Bandung TV ini masih satu kerabat sama Bali TV, Semarang TV, dan lainnya. Cakupannya se-Jawa Barat. Letak studionya di pinggiran Bandung, lupa namanya apa. Bisa dilihat langsung di Wikipedia ada kok. Saya sempet ngintip juga di situ sebelum nyampe.

Di Bandung TV awalnya agak gabut nggak tau mau ngapain karena emang nggak di briefing. Beberapa saat kemudian kami diajak masuk ke studio. Peran kami disitu adalah penonton berbayar, berbayar ya bukan bayaran karena emang kami yang bayar wkwk. Kami ikut syuting acara “Halo-Halo Bandung” dimana itu LIVE. Presenternya 2 orang teteh cantik. Pertama kali banget nih saya liat langsung proses syuting, LIVE lagi. Memang ya make up harus tebel biar keliatan di layar kaca. Seriusan deh. Ternyata jadi presenter ngomongnya harus teratur dan cepet. Teteh yang pertama ngomongnya bagus dan lancar, kalo yang satunya agak berhenti-berhenti.

Nah apakah kami cuma jadi penonton aja? Ternyata enggak. Mbak Hana dan Mas Rogo sebagai Wa-PU dan PU ternyata berkesempatan tampil jadi narasumber WKWK. 

Pertanyaannya tentang kuliah di FKM itu mempelajari apa, trus peran mahasiswa di LPM Publica Health itu apa. Kesalahan teteh teteh ini adalah baca nya “pub” enggak “pab” wkwk ya biasa sih kayanya kalo orang pertama kali denger itu kayak gitu. Lucu juga liat Mba Hana yang malu-malu gara-gara pake gincu (baca: LIPSTIK) dan Mas Rogo yang tegang hahaha. Hebat lah ya pokoknya ini nggak pake script tapi responnya cepet. Yadums namanya juga PU-Wa PU PH eaa.

Selesai syuting, ada sesi tanya jawab sama pihak Bandung TV nya. Ya seputar permasalahan, rapat isu, begitu-begitulah. Selain itu kami juga diajakin ke ruang MC (Master of Control)

In Frame: Pasutri hahaha gak deng PU dan WaPU PH
Ruang MC ini yang mengontrol semuamuanya. Kalo listriknya mati, yang diutamain dapet sumber dari genset ya ruang ini. Karena kalo ruang ini mati, nggak ada tayangan yang bisa dinikmati masyarakat. Trus tayangan yang lewat MC ini nggak langsung didapet sama masyarakat, tapi ditransmisikan dulu ke pusat. Walaupun begitu, nggak ada delay untuk sampe masyarakat. Yah, itulah hebatnya teknologi masa kini.

Yang saya perhatikan, ada kayak sesajen gitu di ruang ini. Waktu dari gerbang awal juga. Nggak tau sih buat apa juga....HMMM...setelah itu kami...foto-foto as usual hahah.

In Frame: Mb Dian & Mb Dhita

Seneng bisa belajar broadcasting. Semenjak masuk LPM keinginan untuk jadi presenter kuat lagi hahah. Ya walaupun belum terlalu kuat keinginan ini karena banyak pertimbangan. Dan harapannya LPM Publica Health lewat Cyber bisa meluncurkan PH-TV sesegera mungkin. Tahun depan, maybe? Amiiiin. 
Pernah jatuh cinta?
Pernah ditolak?
Bagaimana bila cinta itu merupakan cinta pertamamu dan kamu ditolak - setelah dia memberimu harapan -?

That's what happens on Ni'am. Ni'am Zamzami. Ketua BEM yang bisa jadi suami idamanmu karena sudah melewati masa LKMM Madya *lho hahaha. Yak Ni'am Zamzami ini kakak dari Nawaila (Luka yang Kau Tinggal Senja Tadi). Cerita Ni'am bisa dibilang jauh beda dari Nawaila, maksudnya cerita cintanya. Penuh lika-liku. Dan tidak berakhir bahagia. Well, meskipun bahagia juga belum ada ukurannya. Di sini ending yang terjadi tidak bisa dikatakan happy

Nah, tokoh disini ada Thaim (kakaknya Mufaisha - Rembulan di Pinggang Bukit), Euis a.k.a Dinar, Lathifah. Menurut saya mereka menjadi tokoh utama. Ni'am belum pernah sekali pun jatuh cinta. Sekali waktu, dia bertemu dengan Euis. Awalnya Ni'am tidak menggubris adanya Eius, bahkan cenderung mengabaikan. Hingga pada titik tertentu, apa yang Euis lakukan justru menarik perhatian Ni'am. Layaknya prajurit yang terlambat mengangkat tamengnya, Ni'am mau tidak mau justru jatuh cinta pada Euis. Padahal, Euis hanya menjadikan Ni'am pelarian dari Thaim yang akan menikah dengan Intan, adiknya sendiri.

Euis selalu merasa dunia tidak pernah berpihak padanya. 
Dunia hanya membuatnya sengsara.
Tuhan tidak pernah mengabulkan doanya.
Ia selalu teraniaya.
Orang lain selalu membuatnya celaka.
Namun ternyata dia salah besar. Dia tidak pernah tahu yang sebenarnya terjadi. Dia hanya menerima mentah-mentah informasi apa yang ia dapatkan, tanpa melakukan kroscek atau dalam Islam disebut tabayyun. Lalu bagaimana kelanjutan kisah cinta Ni'am?

Ni'am harus melepaskan Euis, cinta pertamanya.
Di saat pertama kali hatinya berdesir untuk seorang wanita.
Di saat pertama kali mengenal rasa cemburu.
Juga menjadi pertama kali sakit hati, karena crazy little thing called love.

Di cerita ini, Kak Susan mengajarkan untuk ikhlas. Untuk mencintai karena Allah. Jika biasanya wanita yang harus mengalah, di sini pria lah yang mengalah. Paling suka dengan line "Aku mencintaimu karena aku melihat Allah pada dirimu." di part berapa deh lupa pokoknya itu dalem. Iyalah mencintai karena Allah, maka orang atau barang yang dicintai tersebut hanyalah alat untuk mencapai tujuan utama yaitu Allah.

Dan sekarang saya tahu kenapa judulnya Malaikat pun Cemburu. Malaikat akan cemburu dengan manusia yang ikhlas ketika mendapat nikmat, dan ikhlas ketika mendapat musibah. Sejujurnya ini cocok sih dengan kondisi saya akhir-akhir ini. Ikhlas itu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Bisa jadi di mulut berkata ikhlas, tapi dalam hati? Siapa yang tahu kalau benar-benar ikhlas?
Karena itulah yuk coba ikhlas, dalam apa saja yang kita lakukan. As usual, cerita ini mengandung banyak nilai Islami. Ada juga puisi yang sejujurnya saya sendiri masih belum terlalu memahaminya. Hm..judul per-part nya juga bagus. Yang saya suka Hujan di Bulan September. Apa coba maksudnya? Hujan di bulan September itu berarti dua hal. Kabar gembira setelah musim panas berkepanjangan sehingga bumi pun basah. Dan kabar buruk karena bisa saja bumi mengalami anomali, secara september kan bukan musim penghujan.

Segini aja deh reviewnya. Yang mau baca yuk cus ke sini sebelum dihapus. Hihi. Biasalah penulis berkualitas nggak cuma berkarya di wattpad aja tapi ada bentuk cetaknya juga! See ya next time!
Coba tanyakan kepada mahasiswa masa kini, tempat nongkrong mana saja yang hits saat ini. Pasti dengan mudah mereka menjawabnya. Bahkan mungkin tanpa berpikir banyak, serta lebih dari satu tempat yang dapat disebutkan. Lalu, cobalah tanya dimana masjid yang rutin mengadakan kajian keislaman? Belum tentu yang menjawab sebanyak jawaban pertanyaan pertama.
Bukankah miris? Di saat tempat-tempat dimana ilmu diberikan secara mudah dan gratis sedikit peminatnya. Justru, tempat nongkrong yang jauh dari manfaat serta menghabiskan uang lebih diminati. Sebagai seorang aktivis dakwah, apa yang dapat kita lakukan? Apakah membiarkan begitu saja, atau melarang dengan tegas? Ada kalanya kita perlu memberikan masukan-masukan. Namun, apakah cukup begitu saja?
Berdasarkan teori perilaku, seseorang tidak akan mudah berubah hanya dengan satu kali interaksi. Diperlukan interaksi terus-menerus agar sebuah informasi dapat diimplementasikan dari informan kepada receiver. Sebagai mahasiswa dengan banyak kesibukan, tentu saja untuk mengingatkan setiap hari bukanlah hal mudah. Disinilah peran mentoring dapat berjalan. Apa itu mentoring? Mentoring adalah kegiatan pendidikan dan pembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Setiap kelompok mentoring terdiri atas 3 – 10 orang, dengan dibimbing oleh seorang pembina yang disebut pementor.
Tidak ada jaminan bahwa mengikuti mentoring akan lantas mengubah kita menjadi pribadi yang sempurna. Namun, setidaknya dalam mengikuti mentoring akan menstabilkan iman. Ada beberapa sebab berkurangnya iman. Sebab ini dibagi menjadi dua, faktor internal serta faktor internal. Kebodohan, kelalaian, perbuatan maksiat dan dosa, serta nafsu yang mengajak keburukan menjadi faktor internal yang menyebabkan berkurangnya iman seseorang. Peran pementor disini sangat besar ketika mentee, sebutan bagi anggota mentoring mulai lalai. Pementor harus segera peka dan mulai memberikan siraman kembali agar iman mentee tidak layu.
Sedangkan faktor eksternal diantaranya syeitan, dunia dan fitnah (godaann)nya, serta teman bergaul yang jelek. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.”
Sebagaimana sabda Rasulullah diatas, memilih teman menjadi faktor penting dalam kestabilan iman seseorang. Sebab itu, untuk meningkatkan keimanan banyak hal dapat dilakukan. Salah satunya adalah belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur’an dan as Sunnah. Dalam belajar, tentunya peran seorang guru diperlukan. Para proses mentoring, peran pementor juga berperan sebagai guru.

Tidak hanya itu saja, dalam lingkar mentoring rasa kekeluargaan sangat besar. Meskipun tidak ada hubungan darah namun rasa memiliki tetap ada. Dimana lagi mahasiswa bisa mendapatkan keluarga ketika jauh dari keluarga yang sesungguhnya? Mentoring lah jawabannya.
Assalamu'alaikum.
Edisi curhat tengah malem.
Baper.
Baper.
Baper.
Apa sih baper itu? Baper adalah akronim dari bawa perasaan. Lah emang manusia kan punya perasaan, ya jelas dibawa lah. Jadi kalo berdasarkan kitab gaul (iya, nama websitenya kitab gaul) definisi dari baper:
"Bawa Perasaan adalah semacam perasaan yang datang tidak disengaja dan bila dilanjutkan bisa menimbulkan komplikasi berkelanjutan."

Yak mari kita kupas tuntas baper ini dari sudut pandang saya. Ingat, dari sudut pandang saya. So there will be no right or wrong, it's just my opinion. Baper mulai terkenal sejak kuliah ini. Awalnya nggak ngerti apa sih baper. Tapi saya nggak nanya apa itu baper. Yes, I'm typical orang yang cari tau dulu baru nanya so that others won't be disturbed. Ngerti lah akhirnya bawa perasaan. Maksudnya apa? Saya pun memperhatikan kapan orang-orang menggunakan kosa kata ini.

Menurut saya, yang terjadi di kehidupan nih. Orang dibilang baper ketika:

1.Nggak bisa diajak bercanda
Saya termasuk orang yang pernah (atau mungkin sering) dikatain baper. Pernah suatu kali ada teman yang membercandai saya, dan itu pada saat yang serius. Kemudian saya pasang wajah jutek. Jutek lah coba bayangin ketika ada hal urgent dan temen kamu dengan santainya merespons dengan bercandaan. Is it polite enough? Bukannya bercanda itu nggak boleh. Tapi semua hal itu ada batasnya. Dan, lihat kondisi lah bagaimana keadaannya

2. Sensitif 
Nih kejadian lagi sama saya. Alkisah ((alkisah)) ah ya gitu lah kalo diceritain berasa buka aib kali. Intinya gampang nggak enakan alias sensitif juga rentan dibilang baper.

Apalagi ya?
Ah, akhir-akhir ini saya sering "ngomel" di grup. Yha karena saya selalu ingin orang itu setidaknya merespon apa yang saya katakan. Apa daya kenyataannya sering berkata lain. Dari situ, saya berusaha untuk tidak peduli. But what can I do? Saya bukan aktor yang baik. Ketika saya peduli dengan sesuatu, ya saya tidak bisa untuk tidak memperhatikan dan ribut mengurus ini itu. Pun ketika saya tidak peduli dengan sesuatu, mau berpura-pura peduli itu menjadi berat. That's just who am I. 

Apa tujuan tulisan ini dibuat? Curhat aja sih. Lah. Karena saya tau ketika saya curhat macem ini ke orang pun..nanti saya dibilang baper. Hahaha. Ih, ketawanya gak ikhlas. Intinya sih, saya bingung sama orang yang susah diajak kerjasama..atau mungkin saya yang nggak bisa berbaur untuk kerjasama ya? 
Apa saya terlalu egois?
Apa saya terlalu keras kepala?
Dan, kembali lagi. Apa saya terlalu baper?
Ah, memang ketika berhubungan dengan manusia, yang sering terjadi hanya kecewa. Dan kecewa hanya muncul bila berharap. So, kesimpulannya when you interact with human eak human don't expect too much. Cause that too much can hurt you so much. Ini quotes tumblr banget. Yaudalah gitu aja, anggap saja ini angin lalu. :">
Review is backkk!


Yay, ngebut nonton 2 episode terakhir demi bisa menulis (lagi). Silly, eh?. YongPal? Hm pertama kali denger bikin penasaran. Biasanya judul drama korea tuh pada bahasa Korea lalu diterjemahkan. Kok ini enggak ya? Itu yang membuat saya bertanya-tanya. Karena rasa ingin tahu *halah* maka browsing lah saya dan menemukan bahwa yang main adalah JuWon! Yuhuy! Suka banget sama actinya di Tomorrow Cantabile dan Bridal Mask. Di Good Doctor apalagi, two thumbs up won't be enough. Kalo di Tomorrow Cantabile atau Bridal Mask dia perannya macho-bad boy tapi bikin melting kalo disini cukup kalem. Yha nggak bisa dibilang kalem banget juga sih. 

Jadi Yong Pal ini semacam nickname buat orang yang jenius, entahlah apa harus jenius di bidang kedokteran ato gimana saya nggak tau. Si jenius ini hanya orang tertentu yang tahu, jadi kayak hidden pearl gitu euh bahasa apaan coba itu. Juwon disini nama aslinya Kim Tae Hyun. Dia adalah dokter yang menerima house call. 

Apa itu house call? 


Disini maknanya dia dokter bayaran yang mendatangi pasiennya. Nah yang bikin beda, pasiennya adalah gangster. Gangster kan hobi banget sama kekerasan gitu, sering juga diuber polisis. Kalo para gangster ini terluka dan dibawa ke rumah sakit, otomatis identitas mereka terungkap dan polisi jadi gampang nangkep. Biar hal ini nggak terjadi, dipanggillah Yong Pal ini buat ngobatin luka gangster tanpa harus ke rumah sakit. Keren banget laa pokoknya waktu acting operasi bedah di tempat yang nggak seharusnya. Mejanya dari meja besi biasa. Trus dilapisinya taplak. Iya, taplak sama plastik kayak buat nutupin dagangan gitu deh...

Kenapa Tae Hyun ngelakuin gitu? Karena dia dililit utang buat bayar pengobatan adeknya. Liat interaksi dia sama adiknya disini duh brother-able banget. Lalu dia ketemu sama Han Yeo Jin. Han Yeo Jin ini anak orang tajir ato bahasa koreanya chaebol. Gimana ya jelasinnya? Complicated banget. Keadaannya Yeo Jin itu "dipaksa" tidur selama 3 tahun sama kakaknya sendiri. Dan Tae Hyun lah orang yang membangunkan tidur panjangnya itu. Sngkat cerita, typical korean drama lah nggak bisa jauh-jauh dari romance, mereka jatuh cinta. 

Jalan percintaan mereka pun nggak mudah. Karena itu tadi, ada power fight antar orang kaya ((orang kaya)) pengusaha bisnis gitu. Dan pembalasan dendam yang itu nggak berhenti-berhenti. Bagus sebenernya ceritanya. Cuma 6 episode awal itu kayak agak dilama-lamain. Sedangkan 2 episode akhir itu juga. Jadi kayak apa ya? Intermezzonya kebanyakan. Nah yang bikin gak ngerti ini endingnya. Gak puas banget...kalo saya. Jadi mendekati ending genrenya malah jadi melodrama bener sih kata kdramastars.com endingnya jadi melo ngetz.

Actingnya Juwon disini ngingetin sama di Good Doctor, mungkin karena dia disini juga perannya dokter. Saya pribadi lebih suka Juwon antagonis. Kenapa? Karena ekspresinya itu kalo melas kasian banget kayak butuh pukpuk. Ohiya di drama ini entah kenapa pipinya Juwon terlihat chubby banget kayak bakpao. Apalagi lumayan banyak tuh scene yang ngeshoot mukanya Juwon penuh. Wah, makin keliatan bakpaonya. 

Kim Tae Hee...cantik. Ah beneran deh itu cantik banget kayaknya lawan maen Juwon tercantik dibanding sebelum-sebelumnya deh. Chemistry mereka berdua menurut saya kurang dapet. Entah kenapa kalo nonton mereka berasa Kim Tae Hee ini nuna-nuna sama brondongnya wkwk. Paling pas itu Juwon waktu sama Sol Nae Il di Tomorrow Cantabile. Yha kenapa jadi membandingkan gini sih...

Overall, drama ini bagus tapi bagusnya cukup oh..iya..bagus gitu doang menurut saya. Yang bikin melongo itu kamar tidurnya Han Yeo Jin di Hanshin Hospital. Gilz pengen liat langsung deh kayak gimana jadinya.. Kalo di rate, saya cukup kasih 7.5/10 walaupuuun..di Korea sana ratingnya tertinggi di antara drama yang lain. Oke deh, cukup gitu aja. Selanjutnya mungkin akan mereview Twenty Again yay! Tunggu aja ya, see you!


“If you can't walk to the throne, you can sit on the throne.” - Yong Pal
Bingung ya liat blog ini isinya review, review, dan review. Ketika blogwalking ngerasa lha ini sebenarnya isinya apa blog saya? Hem.
Selamat Hari Raya Idul Adha, bytheway. Banyak draft yang udah saya tulis di blog ini, mungkin setengah jalan. Sayangnya males-malesan buat ngelanjutin. Ya sudahlah, tulislah apa yang kamu ingin tulis. Minggu terakhir bulan September. Wah, cepet banget rasanya. Udah satu tahun di FKM. Fakultas di mana nggak pernah kepikiran sebelumnya. Dan sampe sekarang pun kadang juga mikir kok bisa masuk FKM *lah kan...
Setahun di FKM, dapet apa?
Coba ya disebutin satu persatu.
Sertifikat. Wkwk. Ini sertifikat udah banyak...yha ada beberapa yang ngikutin gegara terpaksa sih kalo gak salah. Seminar yang bayar ada, gratisan ada, yang berhubungan sama FKM ada, politik juga ada.
Liputan. Kalo ini bisa dilihat di PH-cyber.com heheh. Sedih sih terkadang karena frekuensi nulis itu nggak pasti. Padahal untuk bisa nulis bagus ((bagus)) iya pokoknya bermutu lah butuh latihan ya dengan nulis itu. Tahun ini harus ditingkatkan. Tahun ini? Yha lah tahun kedua kuliah gitu.
Organisatoris. HAHA sebenarnya apa sih definisi organisatoris itu? Kalo diliat dari saya yang cuma ikut 2 organisasi sih nggak terlalu ya. Masih banyak di luar sana yang ini kenyataan karena mereka adalah teman-teman saya sendiri, yang ikut organisasi buanyak. Ada juga sih yang nganggep organisasi nggak penting dan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Well, itu pilihan mereka kan?
Kepanitiaan. Saya cuma daftar 1 kepanitiaan, yang bener-bener wawancara dan saya dengan kesadaran sendiri daftar. Dan pada akhirnya adaaa.....aja amanah yang dateng bruk dari langit. Gak deng. Dari atasan. Kepanitiaan yang udah kelewat: Verifikasi 2015, Pasca LKMM Dasar, PMB-PK FKM Undip 2015. Yang masih berjalan sampai sekarang: PJTD 2015, TR1, GIF, dan PHaSE. Banyak ya ternyata :"") Eh tapi gak kerasa sih kalo gak dirasain. Aih gimana sih bahasanya, ya intinya kalo ikhlas HAHA ikhlas............nanti tetibaaa aja udah lewat. Doakan ya semoga yang belum terlaksana bisa dilaksanakan dengan lancar, tanpa hambatan yang berarti amin yaAllah..
IPK. IPK???? Alhamdulillah meningkat, semoga semester ini juga meningkat baik itu IP maupun IPK, amin.
Peminatan? Hem kalo ini masih belum bisa menentukan. Udah ada gambaran sih but...I'm still not sure.
Jodoh? Dududuuu ini topik emang paling hitz deh di umur-umur segini. Saya masih 18 tahun bytheway. Tapi rata-rata sih temen saya 19 tahun. Alhamdulillah aja masih muda. Walaupun muda nggak menjamin juga bakal hidup lama. 
Seneng nggak sih di FKM?
Kalo ditanya kayak gitu, saya jawab SENENG. Nemu banyak karakteristik orang di sini. Melakukan banyak kegiatan juga. Yang paling saya seneng sih kondisi rohaninya. Mungkin..mungkin emang belum sebaik FT atau FSM yang Islami banget. Alhamdulillah perempuannya udah banyak berhijab. Ini juga salah satu kemudahan loh. Jadi orang berhijab nggak terasing. Doakan yang belum berhijab semoga kain kafan tidak menjadi hijab pertama dan terakhirnya. Banyak perempuannya. Ini juga bisa dibilang alhamdulillah. Kenapa? Because.... I'm kind of awkward to have interaction with a guy. Bukan apa-apa sih, tapi emang berusaha menjaga diri aja. Sejauh ini interaksi sama lawan jenis cukup sebagai partner kerja. Hwehehe.
Setahun ke depan, mau ngapain ya?

Yes you read it right. Drama berjudul Oh My Ghost(ess) ini menarik perhatian saya. 


Seperti biasa saya cerita dulu gimana bisa ngikutin drama ini. Dari judulnya! Iya saya suka dari judulnya. Dan emang jackpot sih menurut saya kalo judul drama bisa bikin penasaran orang yang baca. Jadi saya download deh itu drama tanpa tau siapa yang maen. 

Kemudian saya cari tau ternyata yang maen Park Bo Young, Jo Jong Suk, Kim Seul Gi, dan... Im Ji Hwan. Saya sebelumnya pernah nonton Park Bo Young di Hot Young Blood dia acting jadi gangster. Di drama ini dia jadi 2 kepribadian. Pemalu dan gak tau malu. Itu kata saya. 

Jo Jong Suk saya sukaaa banget liat dia waktu di The King 2 Hearts. Kalo Kim Seul Gi nonton di Flower Boy Next Door yang itu wajahnya bikin ngakak banget HAHAHA wajar sih emang dia gag-woman (komedian). Terakhir ada Im Ji Hwan saya nggak pernah nonton dia dimanapun sebelumnya kecuali variety show Running Man hehe.

Cerita berawal dari Park Bo Young sebagai Na Bong Sun. Bong Sun ini orangnya minderan, sering minta maaf walaupun dia nggak salah. Kelebihan dia yang sayangnya dia anggap kelemahan dan memalukan yaitu bisa liat hantu. Yup, hantu. Dia kerja di restoran dimana pemiliknya adalah Chef Kang Sun Woo alias Jo Jong Suk. 

Nah suatu hari Kim Seul Gi sebagai Shin Soo Ae yang udah jadi hantu ketemu sama Bong Sun. Dia langsung mengambil alih badannya Bong Sun. Soo Ae ini di ceritanya udah 3 tahun meninggal tapi nggak naek-naek. Naek-naek ke puncak gunung kalee...naek ke atas lah ya ke dunia akhirat gitu. Dia ngira kalo ini disebabkan karena dia virgin ghost. Untuk dia bisa naek, dia harus mendapatkan man of vitality wkwk demi apa ini bahasa subtitle inggris. Masih mending lah daripada dibahasakan kayaknya lebih gak enak lagi.

Si man of vitality-nya tidak lain dan tidak bukan adalah Chef. Langsung lah si hantu ini masuk ke tubuhnya Bong Sun. Gara-gara dia, Bong Sun yang pendiem jadi cerewet tingkat maksimal. Actingnya Park Bo Young disini bagus banget wkwk bikin ngakak sama kata-katanya yang terlalu frontal dan suaranya itu lho cempreng-cempreng imut. Ekspresi nya apalagi. Kecil-kecil cabe rawit kalo liat dia acting mah. Secara..badannya kan kecil mungil gitu.

Waktu Bong Sun tau kalo dia dirasuki sama hantu, dia takut. Dan kemudian ilang. Nggak mau lagi dirasuki. Kemudian dia berubah pikiran setelah berpikir kalo mungkin dengan cara ini dia bisa deket sama Chef. Akhirnya kerjasamalah mereka. Bong Sun minjemin badannya ke hantu biar si hantu release her grudge and goes to heaven dan si hantu ngerasukin Bong Sun biar bisa deket sama Chef.

Udah gitu aja? NO. 

Di perjalanan cerita, si hantu ini secara nggak sengaja nemuin kenapa kok dia bisa mati. Selama ini dia taunya kalo dia mati bunuh diri. Well, itu cukup mengherankan mengingat semasa hidupnya dia merasa bahagia dan banyak tertawa. Ternyata dia dibunuh! Dibunuh! Dan pembunuhnya adalah.....the calm Officer Choi. Di balik tampang malaikatnya ternyata Officer Choi udah bunuh banyak orang. Huft. Walaupun bukan sepenuhnya salah Officer Choi, karena didalam tubuhnya ada evil spirit. Jadi yang mengendalikan Officer Choi untuk melakukan hal-hal jahat tidak lain dan tidak bukan adalah si evil spirit itu. 

Apalagi ya? Hm..pemeran pendukung disini juga cocok banget gak kayak "ih ini apaan sih gak nyambung banget" atau "pemeran pendukungnya gak bisa nyatu dengan pemeran utama" gak. Pemeran pendukung disini ada para koki di dapurnya Chef. Mereka lucu-lucu banget, cowok tapi bawel. Berantemnya dan percakapannya juga ala cowok gitu. Trus ada Suhbingo ini dukun yang membantu Soon Ae buat cari tau penyebab kematiannya. Temen curhatnya Soon Ae. Karena dia satu-satunya yang bisa nge"lihat" Soon Ae selaen Bong Sun. Ada temennya Chef juga, PD Lee, Dan yang paling rusuh actingnya mamahnya Chef. Gak kuat sama cara ngomongnya diikuti ekspresi matanya. Itu ekspresif banget! :"D

Kayanya segitu aja deh ya. Kalo buat kasih rate hmmm 9.5/10. Oke deh yang belum nonton silahkan nonton, yang udah nonton boleh berpendapat tentang drama ini. Sekarang lagi nonton: Hidden Identity (ini udah tamat tapi belum sempet nonton), Yong Pal, dan Scholar Walks at Night. See ya!

“If only people knew when death was coming and could bid their farewells, how nice would that be? But all we can do is to live each day preciously.” - Oh My Ghost(ess)
Assalamualaykum ya bloggerians! Idih apa banget sapaannya wkwk. Judulnya ngeri banget ya Konsisten dalam Inkonsistensi berat gak sih? Gak ah biasa aja. Jadi ceritanya habis browsing pengen beli dompet...trus...dikirimnya 30 Juli yaudah kan nggak jadi pamernya kapan kalo dikirimnya tanggal segitu? Astaghfirullah lu. Tadi sambil nunggu buka puasa ngabuburit tuh saya. Iseng, liat ah blogger yang akun sebelah. Itu akun emang sengaja nggak saya hapus buat kenangan ea buat kalo lagi penat dan ingin melarikan diri saja. Nemu tuh temen blogger. Dulu blognya isinya ya emang tentang makanan gitu cuma belum spesial jadi food blogger. Eh ternyata sekarang dari judulnya aja udah food diary Subhanallah saya terharu.

Saya nih dari ngeblog tahun 2009 sampe sekarang masih nggak jelas isi blognya tentang apa. Tentang diri saya? Nggak. Review buku? Nol besar. Review drama korea? Ya kali saya nggak se ahli netizen sono yang wuzwuzwuz langsung bahasanya tinggi gitu. Alhasil saya tarawih sambil merenung juga (ini nggak khusyu' banget ya saya ibadahnya huhu) tujuan saya bikin blog itu apa.

Dulu, tujuan saya bikin blog pertama kali buat nyobain aja. 
"IH ADA TEMPLATE LUCU!" *kemudian ganti template*
"BOSEN NGGAK PERSONAL BANGET KALO PAKE TEMPLATE BUATAN!" *kemudian bikin header abal-abal*
"MAU KASIH CHATBOX AH BIAR YANG BLOGWALKING PADA NINGGALIN PESEN" *kemudian masukin chatbox warna-warni*
betewe ini kenapa caps lock semua ya maapin saya. Ya gitu. Isinya curhatan dari bangun tidur sampe tidur lagi hari itu. Bener. Seriusan. Saya dulu segabut apa ya sampe punya waktu buat nulis diary online gitu. Sampe ga ada privasi. Semua, taaaaaaaaaa (ta=bahasa koreanya semua) saya masukin ke blog. Aib-aib. Naksir orang. Nilai ulangan jelek. Entah kemana urat malu saya jaman itu..

Sekarang, alhamdulillah udah ketemu urat malu. Tapi kok jadinya saya merasa terlalu jaim. Saya baca sambil mikir
"Ih apa sih sok banget nulis ginian"
"Saya? Yaelah ngomong aku-kamu aja mau pake saya"
Disitu kadang saya bingung mau nulis apa.
Motivasi? Saya bukan motivator.
Kisah hidup? Huft dikata pelaku sejarah.
Event yang pernah diikuti? Cocoknya masuk PH Cyber! *eaa promosi
Perasaan? Astaghfirullah saya ukhti begini ngomongin perasaan HAHA jaim dikit lah *ew

Akhirnya saya berkesimpulan kalo saya itu bener-bener konsisten....dalam inkonsistensi. Kan sedih ya. Gapapalah menulis itu boleh apa aja kok selama tidak ada yang merasa dirugikan. Selama tidak menjurus ke kemaksiatan. Selama masih layak dibaca. Selama-selama-selama masih dalam koridor yang diperbolehkan. 

Maafkan diri ini terlalu curhat. Udah lama ga nulis beginian soalnya. Ini juga gegara nulis diatas jam 11 malem. Mungkin besok ketika saya membaca ini akan mengelus dada. Ah, sudahlah..
Kembali lagi dengan review wattpad. Tarik nafas dulu..authornya sama seperti Rembulan di Pinggang Bukit, kak Susan. Saya harus peringatkan kalau mau baca karya-karya beliau harus siap mental buat nggak jatuh hati sama tokoh utamanya. Bener deh! Sejak Diary Jingga kalo ga salah, trus Tsani & Athaya, Ranjang yang Ternoda, sampe ini yang juga masih berlanjut saya jatuh cinta semua sama tokohnya. Tapi paling cinta sama Juma dan Harris huhuhu tolongin saya bangunkan saya dari alam mimpi.... :"D

Kalo yang RdPB ceritanya asik~ konfliknya nggak mengerikan dan misterius, kali ini misterius. Ngeri! Bikin bergidik! Tapi sekaligus bikin jatuh cinta teteup lah sama Harris. Eh belom tau ya? Tokoh utamanya itu Nawaila, dia anaknya Mandala di cerita Ranjang yang Ternoda. Nah sedangkan tokoh laki-lakinya (bukan pria, karena baru lulus SMA ceritanya hahaha) namanya Nizzam Harris. Dikisahkan... Nawai sama Harris ini pacaran. Pacarannya tuh beda sama yang lain. Pacaran islami kali? Ga pernah ngedate gitu. Dan Harris ini entah kenapa jadi ice man kalo sana Nawai. Tiap baca part nya Harris ngomong itu kalo ngomong super irit tapi bener-bener singkat padat jelas. Gak deng, doi suka pake bahasa kiasan yang kadang gak jelas. Ya bukan gak jelas juga, tapi harus mikir keras. Hehehe

Sedangkan Nawai adalah jurnalis majalah di sekolahnya yang Te O Pe Be Ge Te. Karena ketahuan pacaran, Nawai di masukin ke pondok pesantren dan Harris dikembalikan juga ke asalnya, ponpes. Nggak taunya, ponpes yang dituju Nawai itu adalah ponpes yang sama dengan Harris. Parahnya lagi, Harris adalah anak dari pemilik ponpes itu. Nah, di ponpes ini cerita keduanya berlanjut.

Di ponpes ini juga aura-aura horor nan misterius mulai ada. Ada peristiwa pengeboman pondok pesantren, Nawaila dikuntit, Mandala dibunuh, apalagi ya? NGERI lah pokoknya kalo bayangin semuanya terjadi sama Nawaila. Sampe akhirnya Nawaila sama Harris nikah. Iya, nikah. Nikah muda? Iya karena syarat nikah kan nggak ada tuh udah kerja ato udah lulus kuliah ^^ Bukan kode ya hahaha.

Hm trus apa ya? Banyak sih yang bisa diceritakan sebenernya tapi nanti nggak cukup 1 post malah cerita ulang kali ya? Di sini masih sama seperti sebelumnya, nilai keagamannya banyak. Salah satunya yang cocok sama aku sendiri tentang menjadi penulis. Menjadi jurnalis. Kak Susan bilang disini bahwa menjadi penulis harus rendah hati. Nggak boleh sombong. Coba lihat Imam Al-Bukhori. Berapa hadist yang telah beliau hafalkan? Jutaan! Tapi beliau nggak memasukkan semuanya di Riyadhus Sholihin bukan? Sekitar 6000-an dari jutaan itu. Lalu buku kecil Al-Ma'tsurat. Memang itu kecil. Udah berapa juta orang yang baca dan menghafalkannya? Nah maka dari itu jangan sombong ketika sudah menulis ini dan itu. Memangnya udah berapa juta orang yang baca? :') Esensi menulis itu juga bukan apa yang kita tulis. "Menulis itu bukan tentang apa aja yang udah ditulis, tapi apa yang dibangkitkan dari sebuah tulisan." 

Kata-kata quote-able bertebaran disini. Menyentuh. Ketika akhirnya Nawaila menikah dengan Harris sedangkan keluarganya sendiri tidak mendukung. Lingkungan sekitarnya yang terkena fitnah jadi siksaan. Disitu saya sebagai perempuan merasakan OMGasdfghjkl jadi gitu rasanya perempuan. Berat. Keren lah pokoknya empat jempol saya aja nggak cukup buat novel ini. Kalo mau baca, bisa klik disini ya! Harus banget baca pokoknya hihihi :D Segitu aja deh biar lebih kerasa baca sendiri hehehe. Annyeong!
“Kadang ada sebuah masa di mana senja tidak lagi berwarna jingga, tapi merah menyala atau berkabut. Seperti itulah jawabannya,” 

Yay! I'm so excited akhirnya bisa nulis review ini. Sejak nonton episode pertama langsung mikir: saya harus nulis review nya! Haha. Nah, sebelumnya drama School ini udah dari jaman dulu banget kayak serial gitu bukan tiap tahun sih tapi ada sequence nya. Nah, tahun 2013 kemaren ada School 2013 dimana yang maen baby J (re: Lee Jong Suk) dan Kim Woo Bin. Entah kenapa menurut saya drama nya ga menarik yang School 2013 itu. Saya nonton 2 episode dan itu sambil ngantuk-ngantuk padahal posisi saya nonton waktu liburan yang notabene bukan edisi ngantuk ria. Jadi saya cuma nonton 2 episode dan memutuskan untuk gak melanjutkan.

Kemudian School 2015 ini pas awal liat posternya saya sempat kecewa. Kenapa? Karena 2 tokoh cowoknya itu saya nggak ada yang kenal sama sekali. But, karena saya tau tokoh ceweknya itu keren karena udah melalang buana kemana-mana yaitu Kim So Hyun. Dia mungkin nanti kaya Park Shin Hye gitu ya kalo udah 20an. HITZ.

2 episode pertama dari School 2015 itu saya masih bingung jalan ceritanya. Akhirnya I ask wikipedia buat baca sinopsis nya. Ooh..ternyata ceritanya kembar yang tertukar. Ya gak tertukar juga sih. Jadi, ada Go Eun Byul dan Lee Eun Bi. Dimana Go Eun Byul itu kalo istilah kekinian sekarang adalah HITZ nya Sekang High School. Sedangkan Lee Eun Bi itu sebaliknya, dia adalah outcast alias orang yang dibully di Nuri Tongyeong High School. Suatu ketika, Go Eun Byul memutuskan untuk switching her life after seeing how her sister live. Dan keadaan juga mendukung karena Eun Bi lupa ingatan setelah mencoba bunuh diri.

Kisah pun mulai menarik disini. Lee Eun Bi yang kemudian ingatannya kembali harus berusaha memposisikan sebagai Eun Byul di saat dia baru tau kalo dia punya kembaran. And she has no clue how Eun Byul act, speak, intinya belum tau lah Eun Byul itu orang yang kaya gimana. Nah, disini ada Gong Tae Kwang dan Han Yi An. Gong Tae Kwang itu orang gaje yang sebenernya baik. Han Yi An sendiri sahabat Eun Byul dari kecil (banget). Disini disuguhkan cinta segitiga *eak* dimana Eun Bi harus memilih.

Yang bikin seru lagi, Kang So Young is here! Kang So Young ternyata harus transfer school ke Sekang juga setelah dia mungkin istilahnya didepak ya akibat banyak pemberitaan tentang she killed Eun Bi by bullying her. Ketika So Young ketemu Eun Bi dia tau kalo itu Eun Bi. GILA ini Kang So Young akting jahatnya dapet banget. You'll feel like you have any right to hit her! Hahaha greget lah pokoknya.

Saat itu semua orang yang tau kalo Eun Bi bukanlah Eun Byul mengira Eun Byul udah meninggal. Gak bohong deh ini tiap episode bikin penasaran gak ada bosen-bosennya dan bikin setia nungguin :3 apalagi ketika Eun Byul dengan santainya back to home!!! Just by saying "eomma... (Mom)" itu tuh bikin OMGOMGOMG Eun Byul is alive! Oke jadi heboh sendiri. Dan akhirnya cerita bagaimana Eun Byul plotting Eun Bi as herself pun terungkap. Disini efek dramanya keren bangetz. You must know that Kim So Hyun is only 1 dan dia maen 2 peran dan keduanya dapet dan dan dan ketika mereka bisa muncul bersamaan itu keren banget. I watched Bride of Century dimana ciwinya juga maenin dua peran gini tapi lebih greget ini. Karena bisa tampil mereka berdua deketan, malah bersentuhan itu gimana caranya sedangkan di kehidupan asli hanya ada 1?!?!?!?!?!?!? Keren bangetlah pokoknya gaququ :" *maafkan saya gregetan sendiri*

Pada akhirnya di episode akhir spoiler nih! Eun Bi changed her name jadi Go Eun Bi. Duh pokoknya ending jauh dari mengecewakan. If I could give a rate I'll give..........10/10! Disini bener-bener kerasa how high schooler live. Mulai dari pertemanan, bullying, sampe cara curang buat jatuhin nilai temennya, jatuh cinta, patah hati, mengorbankan diri cuma demi apa yang orang bilang cinta. Mungkin terdengar klise tapi ketika itu semua diramu oleh seorang yang ahli (dalam hal ini writer nya), jadilah cerita yang nggak cuma menghibur tapi juga memberi motivasi. Ah, I miss my time as high schooler btw :')
“It's painful when you fall. Its a perfect age to fall hundered times and learn how to stand up again. We’re eighteen, so we live every day as if it’s our last—loving and hating fiercely. It’s an age where we falter and get hurt easily, and are hurting more than anyone. Despite that, the reason we can look back on that time and say we were happy is ONE person’s warm outstretched hand. Not more, not less, but just ONE person—if we each approach one friend who’s crying and stretch out a hand like this, there’s nothing that I—we—can’t endure. It’s okay. if you're hurt. Because you’re eighteen years old.” - Who Are You: School 2015
The thing is..
... I remember Mbak Birrul said this: "You need to done with yourself if you want to build up with others". Problem arise when I'm not even sure if I done with myself.
Sabtu-Minggu (30-31 Mei 2015) kemarin saya menghabiskan waktu bersmaa 78 peserta LKMM-D FKM 2015 dan panitia dalam rangka hari puncak LKMM-D. Satu hal yang mengagetkan (namun  menyenangkan) adalah saya diizinkan untuk menginap. Yeay! Hehe. Selama ini saya sudah melewati dua acara menginap dikarenakan alasan tidak ada muhrim yang mendampingi. Alhamdulillah, untuk kali ini boleh. Ya, karena letak tempat menginapnya sendiri bisa dibilang sangat terjangkau.

Sabtu, jam 6 tepat. Kami berkumpul di lapangan dekanat FKM tercinta. Disana kami memakan sarapan yang sebelumnya telah dibawa. Dan seperti biasa porsi untuk saya kebanyakan. Nggak tau apa memang porsi saya sedikit dan saya makannya lambat. Yang saya liat dari anggota lain tuh walaupun ciwi-ciwi juga mereka pada habis dan makannya nggak lelet kayak saya :"D terus jadi kepikiran kalo saya aja makannya termasuk lelet gimana adek saya yah yang lebih lelet dari saya? Qiqiqiq~

Setelah itu kami dibawa dengan angkot kuning ke Balai Diklat Srondol. Sesampainya disana diawali dengan apel pembukaan. Dan itu setelah sekian lama apel, harus apel dengan menggunakan sepatu ber-hak. Iya, sepatu saya pantofel ber-hak. Kan kzl. Eh alhamdulillah yaAllah masih punya sepatu. Skip aja ya. Selanjutnya acara pembagian kamar. Saya dapat kamar bersama Azki, Erma, dan Veni. Disini peran kamar cuma buat naruh barang. Asli, tidur di kasur yang empuk nan dingin itu dua jam nggak ada kali ya.

Dapet kamar kan tuh, dilanjutkan dengan materi di aula. Materi pertama tentang..hmm.. Revitalisasi Gerakan Mahasiswa. Yang bawain... *brb buka catetan* Kak Muhyi. Dari mana ya asalnya? BEM UI? Ato BEM UNDIP? Astaghfirullah baru beberapa hari sudah lupa kan sedih ya apalagi kalo nggak punya catetan udah ilang semua ilmu bermanfaat ini. Yang saya catet jadi highlight sih jadi mahasiswa itu kalo menemukan suatu yang membuat kesal jangan cuma bisa mengeluh. Dari situ cobalah diubah menjadi solusi. Itulah yang dinamakan dengan gerakan mahasiswa secara sederhana. Jadi nggak perlu mengartikan gerakan mahasiswa itu harus beramai-ramai, dan bertele-tele. 

Materi kedua dibawakan oleh Ketua BEM UI 2014, Kak Ivan. Ketika materi ini selesai, orang-orang bilang tuh keren. Banget. Ngena. Entah kenapa jatuhnya di saya kok ngantuk. Ini kayaknya memang saya yang mulai konslet deh huhu. Tema dari panitia sih tata laksana organisasi, tapi dari Kak Ivan sendiri bawa materi Indonesia Optimis. Memang disitu membangkitkan semangat sebagai pemuda *syeilah iya, pemuda. Kak Ivan sampe majang foto dari variety show "The Return of Superman" hahaha. Beliau juga ngasih ada tuh video isinya kata-kata, awalnya pesimis gitu. Eh, ternyata bisa dibalik kata-katanya jadi optimis. Azeli yang bagian itu keren banget. Two thumbs up mungkin nggak cukup buat yang punya ide kreatifnya! Hihihi ^^
source: Path Kak Ivan


Ketiga dari FKM sendiri nih. Namanya sih sudah sering terdengar... kalo buat saya. Mas Abi. Materinya tentang "Manajemen Isu dan Urgensi Media". Materinya tuh buat saya keren. Emang keren sih pada dasarnya cuma gegara kebanyakan nyelampar kesana-sini jadi materinya belum selesai eh waktunya udah habis aja. Jadi ngerti sih kalo sebenernya organisasi apapun itu butuh pers, butuh media untuk macem-macem lah kegunaannya. Mas Abi juga nyeritain tentang pengalihan isu, masalah sama dekan yang dulu juga. Ada surprise nya lho! Haha tapi nggak boleh dibilang siapa-siapa wlek! Highlight nya dari materi ini tuh siapa pun yang menjadi penguasa media maka dia menjadi pemenang. Oh ya, terus media itu nggak ada yang netral. Jadi, akan selalu ada baik dan buruk. Tinggal media itu mau ikut ke arus yang mana, baik atau buruk.

Keempat nih. Banyak banget yak? Iya.. orang nyampe magrib deh kalo nggak salah. Coba bayangin duduk di kursi yang sama! Eh gak deng, tiap materi ada rotasi hehe tapi jenis kursinya sama sih.. duduk syantieq mendengarkan materi yang keren abiez dari pemateri yang juga keren bingits. Nggak nyesel ikutan LKMM-D pokoknya. Karena emang dari awal tuh Subhanallah nya berkali-kali buat materi dari pra sampe hari-H. Lah ngelantur kan jadinya. Materi keempat tentang "Advokasi, Lobbying, Retorika, dan Public Speaking" oleh kak Heri. Disini kami 79 orang dibagi menjadi 4 kelompok dimana tiap kelompok itu mewakili nama desa.

Nah kami ditugaskan untuk melobby satu sama lain untuk mencapai tujuan masing-masing yang diinginkan. Lucunya, sampe time out solusi belum ditemukan haha. No problem, yang penting sudah dapat ilmunya dan sudah sedikit mengerti gimana kalo terjun langsung saat melobby orang lain. Yaps empat materi telah dilewati. Selanjutnya adalah...

I love korean drama(s). They bring me something that I can't feel in reality. No, it actually happens in reality but I don't have a chance to feel it. Nah? This time I'll write a review after finishing a drama. Titled "Angry Mom" yes literally Angry Mom not translated. I attracted by one of its actress(es), Kim Yoo Jung. She was a child actress whose turned out to a teenage actrees. I watched some of her drama and film, her acting is impressive.

The story goes with Kim Yoo Jung as Oh Ah Ran who gets bullied in her school. She got beaten up so that her body left with bruises here and there. Ah Ran's relationship with her mom can't be said good enough. She is cold and never let her mom talk to her. Her mom found out then that she got bullied. Jo Kang Ja - Ah Ran's mom - asked her who's the culprit. But Ah Ran keeps her mouth closed. Things are getting complicated. As Kang Ja don't want Ah Ran get beat up again, she disguise herself as a student nicknamed Jo Bang Wool.

Here the story gets interesting. Let me change to bahasa first because it's stuck when I write English. Hahaha.

Jadi ketika Jo Bang Wool menyamar, dia tahu kalau salah satu teman Ah Ran yang bernama Yi Kyung meninggal. Dan cara meninggalnya sungguh mengenaskan, dibunuh oleh gurunya sendiri setelah sebelumnya dihamili. Miris, kan?

Di situ Jo Bang Wool dibantu Park No Ah, guru yang polos untuk membongkar ada apa sebenarnya di balik kematian Yi Kyung. Saya termasuk penyuka cerita yang tidak simpel. Saya suka cerita yang rumit. Mungkin karena itu juga pikiran saya jadi rumit *eh. Salah fokus kan.. Jadi ternyata dibalik kematian Yi Kyung itu ada sebabnya. Guru yang membunuh Yi Kyung itu ternyata koruptor, dan dibelakangnya lagi adalah calon presiden yang korup tapi bermuka dua. Kok belibet ya saya? Jadi intinya cerita ini tentang persahabatan, kesepian, kasih sayang ibu ke anaknya, juga tentang politik. Kebayang nggak, seberapa seru semua itu dimix jadi satu? Kalo kata saya sih seru. Saya termasuk yang setia mengikuti dari awal, tanpa bosan. Hehehe.

Memang kalau cerita tentang masa sekolah itu nggak ada habisnya. Saya juga sempat menangis di beberapa scene yang bener-bener menyentuh. Yang saya nggak suka adalah endingnya kurang greget dimana ada salah satu penjahatnya yang mati dan itu caranya cukup konyol.

Intinya adalah di dalam cerita ini: 1) Kasih ibu sepanjang masa ada benarnya. 2) Don't trust too much, cause that too much will hurt you so much. Ini berlaku ketika kita dibohongi, jangan mudah percaya untuk kedua kalinya. 3) Jangan egois. Coba lihat disekeliling keadaan apa yang terjadi.

Kalau untuk rate 1-10 saya beri 9. Yay! Ini review macam apa ya? Yah yang penting saya bisa menyempatkan waktu menulis lah saya sudah senang :') Miris rasanya lihat postingan tahun ini di bulan ke 5 masih 2. Ini yang ke 3 :" Tunggu untuk review selanjutnya yah. What I currently watch: School 2015 & Sensory Couple. See ya!

I was a novel addicted. Eh no, I am. Not I was. Saya suka sekali membaca novel walaupun jarang membelinya. The main reason is my parents would buy me Islamic books to increase my knowledge rather than a mere novel. For me, novel wasn't that "mere". Memang, ada beberapa genre novel (dan mungkin isinya) yang hanya berisi kisah cinta picisan. But this is not. Saya kenal wattpad mungkin sudah 3 tahun? 4 tahun? Kurang lebih segitu. Saya suka wattpad karena....gratis. Who doesn't love free stuff? HEHE. Walaupun begitu, ini adalah pertama kalinya saya mereview novel dari wattpad. Blame the author for this awesome work of her! 

Meet the author, Susan Arisanti. Well, I don't really know who is she. Yang saya tahu adalah all her works are awesome! Daebak! Jjang! Disaat wattpad dibanjiri novel sex yang ditutupi oleh kata cinta, beliau berani menulis hal yang berbeda. Kenapa saya hanya mereview Rembulan di Pinggang Bukit? Because it filled with youth spirit. Berhubung saya merasa masih muda, jadi cukup nyambung dan nyaman dibaca lah ya. Hehe. 

Berkisah tentang sepasang anak manusia yang bersahabat dari kecil dan kemudian saling jatuh cinta. Tapi apa yang mereka lakukan dengan cinta itu? Mereka menyembunyikannya. Tidak seperti remaja kebanyakan sekarang yang justru mengumbar apa yang mereka sebut "cinta" dengan terang-terangan. Mereka berdua menjaga perasaan itu hanya untuk diri sendiri. Dan selanjutnya menyerahkan kepada Allah SWT Sang Pemilik Hati.

Mufaisha dan Juma, nama mereka. Sepanjang membaca novel ini, banyak sekali quotes-quotes yang saya dapatkan. Walaupun genre utamanya (menurut saya) romance, tetapi disini banyak sekali diselipkan hal-hal keislaman. Dimana hal ini bisa menebarkan kebaikan dan mengajak kepada yang benar tanpa harus menggurui. Saya selalu kagum dengan penulis, saya selalu berpikir secerdas apakah untuk menjadi penulis? Untuk menjadi penulis tentulah tidak hanya menulis fiksi. Ada (mungkin) banyak fakta yang diselipkan yang diracik sedemikian rupa hingga menjadi bacaan fiksi yang menarik untuk dibaca.

Di novel ini, Mufaisha si jenius banyak mempertanyakan hal-hal tentang Islam, tentang alam semesta, tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan Juma memberikan contoh bagaimana seharusnya seorang lelaki menghormati perempuan. Ah, apa ya kata-kata yang tepat? Saya tidak pandai berkata-kata tapi saya sangat merekomendasikan pada generasi muda untuk membaca ini. Mengapa? Agar mereka yang mulai merasakan virus merah jambu mengerti bagaimana untuk mengelolanya hingga tidak menjerumuskan ke jurang dosa.

Walaupun sudah ditulis hingga Epilog 2, sampai sekarang bahkan saya masih penasaran ending bagaimanakah yang akan disuguhkan oleh penulis. Wajar rasanya bila saya mengharapkan happy ending bukan? Bahkan ada pepatah "if it's not happy, than it's not an ending". Hahaha tetapi saya bukanlah pembaca yang menuntut. Saya ingin memberikan apresiasi kepada setiap apa yang penulis berikan. Semoga saja, epilog terakhir memuaskan dan bisa menambah iman saya juga. 
“Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi. Pada-Nya tempat berpulang setumpuk asa, juga cinta yang hakiki.” - Rembulan di Pinggang Bukit
Review yay!

www.asianwiki.com

Jadi saya akan menceritakan drama korea yang minggu ini tamat 20 episode. Dan hari ini saya selesai menontonnya. Karena saya merasa sangat puas dan terhibur dengan drama ini, jadi saya akan mereviewnya. Mungkin banyak spoiler yang bakalan saya tulis. It's up to you mau membaca ini atau menonton dahulu dramanya.

Mungkin ini salah satu drama yang saya tonton tanpa pertimbangan. Awalnya hanya merasa perlu selingan dalam menonton Pinocchio, dramanya Lee Jong Suk. Saya bener-bener nggak kenal pemainnya selain tau kalo Jisung itu suaminya Lee Bo Young dan ada Park Seo Joon disitu. Eh ada lagi ding yang jadi neneknya Jisung itu maen juga di Moon Embracing Sun dan Birth of Beauty. 

Cerita dimulai dari Jisung yang berperan sebagai Cha Do Hyun. Seorang chaebol (orang kaya tujuh turunan lah gampangannya) yang punya pengalaman tragis sewaktu kecil. Karena pengalaman itu, dia memecah kepribadiannya menjadi 7. Mungkin kalo orang baru pertama kali denger hal ini belum tau. Seseorang bisa menciptakan alter ego karena berbagai sebab dan tujuan. Kebetulan saya pernah membaca novel tentang alter ego jadi nggak terlalu bingung nonton ini.

Cha Do Hyun ini "dibuang" di Amerika oleh neneknya karena sesuatu hal. Kemudian, salah satu kepribadiannya yang bernama Shin Se Gi, tanpa diketahui oleh Cha Do Hyun kembali ke Korea. Tentu saja Cha Do Hyun yang memiliki tubuh yang sama dengan Se Gi nggak bisa balik karena udah terlanjur di pesawat. Kemudian ketika di bandara tanpa sengaja dia bertemu dengan Oh Ri Jin yang  membuat kerusuhan di situ karena kembarannya, Oh Ri On.

Nah disinilah awal mereka bertemu dan cerita tentang keduanya bermula. Mereka berdua ternyata pernah bertemu di masa lalu, dan Oh Ri Jin tidak lain adalah penyebab mengapa Cha Do Hyun menciptakan banyak kepribadian yang hidup di dalam tubuhnya. Ada 7 kepribadian dan saya benar-benar puas dengan akting Jisung yang bisa memainkan berbagai peran itu.
  1. Shin Se Gi. Kepribadian yang paling tahu banyak hal, paling banyak memegang memori masa lalu Cha Do Hyun yang dia lupakan. Kepribadian ini setau saya yang paling umum karena diciptakan sebagai pengganti untuk merasakan rasa sakit yang tidak kuat ditanggung sendiri. He is rude yet sexy. Hahaha. Jisung bener-bener terlihat jahat disini. Dia adalah alter ego yang sangat menyayangi Ri Jin. My tears stream down when I watch his pain ketika episode-episode akhir. Dia benar-benar romantic, full of affection ke Ri Jin. Oh my :"")
  2. Ahn Yo Na. My second favorite alter ego. She is a 17 years old girl who knows nothing but idol. Saya sampai simpen video cut yang bagian dia. Bener-bener mencerminkan gadis remaja yang polos, gak mau diatur, tapi di sisi lain juga butuh temen.
  3. Ahn Yo Sub. Suicidal personality. He has high IQ. Sukanya nulis puisi. Dan dia satu-satunya kepribadian yang orientasinya bunuh diri.
  4. Perry Park. Kepribadian yang kalo ngomong ada aksennya gitu kayak orang pulau. Lucu, suka buat bom. Dan kayak orang jadul gitu lah sukanya makan-makanan tradisional, sama minum minuman keras yang juga tradisional.
  5. Nana. Sosok Oh Ri Jin waktu kecil yang diciptakan Cha Do Hyun karena dia merasa gagal melindungi Ri Jin.
  6. Mr. X. Nah ini waktu awal saya liat posternya kok ada Mr. X tapi kok ga muncul-muncul?!?!?!?! Eh ternyata di akhir itu ada. Dia perannya sebagai orang bijak gitu, gambaran dari ayahnya Ri Jin.
  7. Cha Do Hyun sebagai pemilik asli tubuhnya.
Nah semenjak ketemu itu Ri Jin sama Do Hyun akhirnya kenal dan jatuh cinta (ya biasalah namanya juga drama korea, Nggak bisa jauh-jauh dari romance). Perjalanan mereka berdua berusaha menyembuhkan Do Hyun itu lah yang diceritakan. Sempet ada twist di tengah episode saya kira mereka berdua saudara seayah ternyata bukan. Trus muncul juga nama asli Cha Do Hyun itu Cha Joon Young. Karena hal terakhir yang dia pikirkan waktu kecil sebelum ingatannya hilang adalah Cha Do Hyun, akhirnya dia ingetnya nama dia Do Hyun. Padahal Do Hyun itu nama kecilnya Oh Ri Jin.

Drama ini semua aspek dapet kalo menurut saya. Romance, komedi! Hahahaha komedinya justru dari Se Gi yang notabene rude dan Yo Na yang teenage banget!

Ada sedihnya juga, misteri. Komplit. Pelajaran yang didapet kalo saya sih ini pesan buat orang tua. Don't act recklessly in front of your child. Karena anak itu bisa mengingat semuanya dengan jelas, dan bisa jadi apa yang orang tua lakukan itu tidak berimbas langsung ke orang tua tetapi justru si anak yang bakal kena imbasnya. Di kasus ini, ayahnya Do Hyun melakukan kekerasan ke Ri Jin dan Do Hyun karena rasa bersalahnya yang berlebihan sebagai imbasnya dia menjadi pasien D.I.D. yang memecah kepribadiannya menjadi 7 orang yang berbeda.

Lalu ada juga neneknya Do Hyun. Di awal penonton disuguhi akting yang akan membuat berpikir kalau si nenek ini jahat. Padahal....nih padahal di akhir dia melakukan sesuatu untuk melindungi Do Hyun di masa lalunya tanpa Do Hyun ketahui. It's touching and I kinda miss my grandma here.

So guys, if you need a good drama I recommend you this one. See ya next time! :)

“I want to help him. I want to help him get out from his castle. And I want to let him know that if you want to be friends, you hold your hand out and it’s okay to grab onto someone else’s hand if they hold it out to you.” - Oh Ri Jin