Sunday, September 18, 2016

Menyelami Dunia Pelari dan Novelis Haruki Murakami dalam What I Talk About When I Talk About Running


What I Talk About When I Talk About Running merupakan sebuah buku yang ditulis oleh Haruki Murakami. Murakami sendiri adalah penulis dari Jepang yang telah menelurkan banyak buku best seller baik di Jepang maupun internasional.

Dalam bukunya, Murakami menuliskan kehidupannya sebagai seorang novelis sekaligus pelari. Pada 3 bab pertama, Murakami menceritakan mengenai pengalamannya berlari. Baik itu lari sebagai kegiatan sehari-hari maupun mengikuti perlombaan maraton. Menurutnya, berlari memiliki banyak kelebihan dibanding olahraga lainnya. Pertama, untuk berlari tidak memerlukan bantuan dari orang lain. Cukup dengan diri sendiri dan kemauan. Berbeda dengan beberapa olahraga yang harus membutuhkan orang lain seperti tenis. Kedua, berlari tidak memerlukan peralatan khusus. Hanya diperlukan sepatu berlari yang nyaman. Tempat untuk berlari pun bisa dilakukan dimana saja. Tidak seperti berenang yang tentunya membutuhkan kolam renang.

Meskipun ia seorang pelari, Murakami tidak pernah menyarankan orang lain untuk melakukannya jika memang orang tersebut tidak menyukai berlari. Human beings naturally continue doing things they like, and the don't continue what the don't like. 

Memasuki bagian keempat, Murakami mulai menjawab pertanyaan seputar perjalanannya sebagai novelis. Ia mengaku seringkali ditanya hal penting apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang novelis. Murakami dengan gamblang menyebutkan 3 hal dibawah.

1. Talenta
Tidak peduli seberapa antusias maupun usaha yang dilakukan, bila seseorang tidak mempunyai talenta mumpuni ia lebih baik melupakan impiannya sebagai penulis. Bila diibaratkan dengan mobil, semahal, sebagus apapun, bila tidak memiliki bahan bakar maka mobil itu tidak akan bisa digunakan.

Yang menjadi masalah adalah seseorang tidak bisa mengontrol sebanyak dan seberkualitas apa talenta mereka. Ia mengibaratkan talenta sebagai sebuah mata air. Bila mata air itu kering, maka habislah air yang dimiliki.

2. Fokus
Merupakan kemampuan untuk berkonsentrasi ketika talenta terbatas kepemilikannya. Tanpa fokus, seseorang tidak dampat menyelesaikan sebuah tulisan. Sebaliknya, bila seseorang memiliki fokus yang baik ia dapat menghasilkan sebuah tulisan meski talenta yang dimiliki terhitung sedikit.

3. Ketahanan
Bila berkosentrasi sama halnya dengan menahan nafas, ketahanan merupakan sebuah seni. Seni dimana berusaha bernafas secara perlahan, pelan, sedang pada saat yang sama mulai memasukkan oksigen dalam paru-paru.

Writing novels, to me, is basically a kind of manual labor. Writing itself is mental labor, but finishing an entire book is closer to manual labor.

Kembali pada kiprahnya sebagai pelari, Murakami menjadi sosok yang berpendirian teguh. Diceritakan pengalamannya berlari pada ajang ultramaraton sejauh 60 mil. Di tengah perjalanan, ia merasakan betapa beratnya untuk melanjutkan. Meskipun demikian, tidak sedikitpun ia berpikir untuk berjalan. Namun yang terjadi adalah ia hanya beristirahat - dengan tetap berposisi berdiri - selama 10 menit. I didn't come here to walk. I came to run. That's the reason - the only reason - I flew all the way to the northern tip of Japan. No matter how slow I might run, I wasn't about to walk.

Membaca memoar ini membuat saya berpikir ulang. Apa hal yang benar-benar saya sukai, dan saya lakukan dengan senang hati? Apakah benar saya menyukainya, atau hanya sekedar ikut-ikutan belaka? If something worth's doing, it's worth giving it your best - or in some cases beyond your best. Dan, apa yang menjadi goal dalam melakukan segala hal tersebut?

What's really important is reaching the goal I set myself, under my own power. I give it everything I have, endure what needs enduring, and am able, in my own way, to be satisfied. From out of the failuers and joys I always try to come away having grasped a concrete lesson.

8 comments

  1. Waaah aku juga suka buku buku Haruki Murakami.
    Salut banget sama quotes2 nya doi..
    :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku baru baca 1 ini sih hihi tp langsung suka sama gaya bahasanya dia :)

      Delete
  2. Aku awalnya nggak ngeh soal Haruki Murakami eeh jadi tahu gegara pilem yang angkat nama ini. Kalo nggak salah pilem single deh. makasih ya mba reviewnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum pernah nonton filmnya malah hihihi, semoga bermanfaat yaa :)

      Delete
  3. aku suka buku-bukunya murakami tapi kalo udah baca kadang-kadang tulisannya suka surreal dan penuh analogi. mau coba baca buku ini tapi masih ragu-ragu. thanks reviewnya mbak, salam kenal

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!