Saturday, September 24, 2016

10 Kriteria Memilih Teman dalam Islam


“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju surga.” (HR. Muslim, No. 2699)

Alhamdulillah pagi tadi masih diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu. Kali ini merupakan kajian spesial yang diadakan oleh Rohis FPP Undip. Hadir sebagai pembicara yaitu Ustad Syafiq Riza Basalamah. Beliau merupakan pengisi tetap di Radio Rodja dan Rodja TV yang berasal dari Jember. Tema "Sahabatmu, Agamamu" diangkat di kesempatan ini. Mungkin karena yang mengadakan mahasiswa dan yang menghadiri pun juga jadi tema tentang memilih teman ini diambil.


Seperti halnya kajian beliau (yang sebelumnya hanya saya lihat di Youtube Yufid TV), Ustad Syafiq mengawalinya dengan sedikit tentang aqidah. Beliau menanyakan kepada hadirin konsekuensi apa yang harus kita lakukan sebagai umat Rasulullah SAW? Saya mencatatnya karena belum pernah denger, eh atau mungkin pernah tapi ngga dicatat. Hehe.

Ada 4 konsekuensinya:
1. Membenarkan apa saja yang disampaikan Rasulullah SAW.
Ingatlah bahwasanya Rasulullah SAW tidak pernah berucap dari hawa nafsunya. Yang  terucap dari lisan beliau adalah wahyu. Maka kita sebagai umatnya harus membenarkannya baik masuk akal maupun tidak. Contohnya seperti yang dilakukan sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq pada perang Khandaq (parit). Ketika menggali parit, para sahabat menemukan batu besar yang sulit untuk dipecah. Kemudian mereka melaporkannya kepada Rasulullah SAW. Saat beliau mencoba memecahkannya, keluar percikan api. Rasulullah SAW bersabda bahwasanya Romawi akan runtuh diambil alih oleh umat Muslim. Orang-orang munafik tidak mempercayainya. Karena bagaimana mungkin Romawi akan diruntuhkan sementara Madinah saja belum mereka kuasai? Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ditanyai seperti itu oleh orang munafik langsung membenarkan perkataan Rasulullah SAW.

2. Melaksanakan perintahnya.

3. Menjauhi dan menghindari larangannya.
Karena jelas larangan, maka tidak perlu menanyakannya lagi alasan mengapa. Cukuplah tidak usah dilakukan dan ditinggalkan. 

4. Tidak boleh beribadah kecuali dengan syariat Nabi Muhammad SAW.
Contoh dalam pelaksanaan haji hanya pada bulan Dzulhijjah, maka lakukanlah sesuai dengan syariat yang ditentukan. Jangan membuat tata cara beribadah sendiri yang jauh dari apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Setelah sedikit pembahasan mengenai 4 konsekuensi diatas, masuklah pada pembahasan mengenai memilih teman dekat. 

Kenapa menentukan teman juga diatur dalam Islam? Menurut Ustad Syafiq, menentukan teman berarti menentukan masa depan. Ketika kita bergaul dengan orang lain, ada 2 hal yang terjadi: dipengaruhi atau mempengaruhi. Tentunya kita sudah sering mendegar hadis Rasulullah SAW yang satu ini:

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Allah pun juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan (25) ayat 27-28

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatannya), seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.
Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).”

Maknanya, orang yang salah dalam memilih teman nantinya di akhirat akan menyesal. Sering kan kita dengar istilah "gigit jari" untuk mengungkapkan penyesalan? Nah orang ini nantinya nggak hanya menggigit jari tapi menggigit kedua tangannya sebagai bentuk penyesalan yang mendalam.

Dalam memilih teman (khususnya teman dekat), setidaknya ada 10 kriteria yang dipenuhi.

1. Pilihlah teman yang tulus berteman denganu.
Hehehe kayaknya ini umum ya? Iya. Teman yang tulus itu maksudnya ikhlas. Nggak mengharapkan apa-apa dari kita. Nggak berteman sama kita karena kepopuleran, harta yang kita miliki, atau kepintaran. Murni karena ingin berteman. Jangan berteman sama orang yang munafik. Orang munafik ini orang yang menunjukkan bukan kebaikan tapi justru pada syahwat-syahwat kita.

2. Pilihlah teman yang tidak hasud.
Maksudnya temen yang nggak gampang iri. Nggak sirik kalo liat kita sukses, dan sebaliknya. 

3. Pilihlah teman yang menunjukkan kepada kebaikan.
Lalu harus diingat juga teman ini dapat mengantar kita pada kebaikan. Misalnya kalo kita nyontek (nauzubillah) minta jawaban dia, dia nggak mau. Nah itu temen yang menunjukkan pada kebaikan. Bukan malah memberikan jawaban. Nah loh gimana tuh? Hahaha. 

4. Pilihlah teman yang ketika bertengkar, masih bisa menerima maaf.
Nggak dipungkiri dalam berteman pasti adaa aja percikan-percikan. Nah carilah teman yang mudah meminta maaf dan mudah memaafkan. Bukan pendendam.

5. Pilihlah teman yang tidak suka mencela orang lain.
Percayalah, orang yang suka ngomongin orang lain di depan kita itu pasti juga di tempat lain dia ngomongin tentang kita. Dan emang kenyataan sih saya dulu di jaman SMA pernah ada temen kayak gini. Ujung-ujungnya orang ini nggak punya temen. Dijauhin sama temen sekelas. 

6. Pilihlah teman yang selalu mendukung kita.
Baik dalam bentuk moril maupun material. Contohlah kisah orang Anshar dan Muhajirin. Ketika kaum Muhajir hijrah ke Madinah, mereka diberikan sebidang tanah oleh kaum Anshar. Hal ini menimbulkan apa yaa...kebingungan gitu karena kaum Muhajirin yang berasal dari Makkah kan bukan petani. Mereka adalah pedagang. Mengetahui hal itu, kaum Anshar dengan mudah bilang kalo gitu kami aja yang menggarap tanah ini sedang hasilnya untuk kalian. Masyaa Allah, baik banget nggak tuh? Kuy lah kita contoh mereka. Dukungan nggak selalu berupa harta kan. Malah kadang ada teman yang sebenarnya hanya butuh dikuatkan. Maka sediakanlah bahu kita untuk tempat menyandarkan lelah, buka telinga kita mendengarkan keluh kesah mereka :")

7. Pilihlah teman yang suka berkunjung.
Berkunjung bukan kalo ada maunya ya, hahaha. Temen yang mau dateng ke rumah atau ke kosan cuma sekedar pengen ketemu karena kangen *eakkk. Oh ya, dalam berkunjung ada 2 hal yang kita sering salah kaprah. Penggunaan kata ziaroh dan silaturrahim. Ternyata maksud dari silaturrahim yang benar itu berkunjung pada orang yang memiliki hubungan saudara dengan kita, misalnya sepupu. Sedangkan kalo berkunjung ke teman, namanya adalah ziaroh. 

Ustad Syafiq bilang ini penting. Karena yang ada di hadis bahwa silaturrahim memanjangkan umur, menambah rezeki itu ya yang mengunjungi saudara itu. Bukan ziaroh yang selama ini kita salah artikan. Jangan tersinggung juga kalo ada orang bilang mau ziaroh kerumah, karena ziaroh itu bukan hanya ziaroh kubur, hehehe. Udah ngerti kan yah sekarang? :D

8. Pilihlah teman yang menginginkan kebaikan untuk temannya sebagaimana kebaikan untuk diri sendiri.
Wuih! Dalem banget. Temen yang kayak gini nggak bakal ngasih yang jelek-jelek buat kita. Misal kalo dia sukses ya ngajak sukses bareng-bareng. Nggak hanya dinikmati oleh dia sendiri. Sesuai sama hadis ini:

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

9. Jangan berteman dengan orang bodoh.
Bodoh disini dalam sisi ilmu. Kenapa? Karena orang bodoh itu membuat hal yang baik menjadi buruk dan sebaliknya, yang buruk menjadi baik. Kan jadi salah jalan yah kalo kayak gitu.

10. Jangan berteman dengan pengguna narkoba.
Jelas ya kalau ini ehehehe.

Itu dia kriteria dalam memilih teman. Sebaiknya sih, kita juga bisa menjadi teman yang memenuhi 10 kriteria di atas. Jadi banyak yang mau berteman sama kita hihihi.

Selain itu Ustad Syafiq juga menekankan satu hal. Ketika kita masuk ke kelompok orang yang...katakanlah lebih bodoh daripada kita. Jangan pernah sombong dengan berkata bahwa kita akan mewarnai orang itu menjadi lebih baik. Karena kebanyakan malah orang-orang seperti itu terseret ikut dalam kebodohan dan keburukan kelompoknya. Nah kan ngeri ya. Makanya tetep berteman itu harus dengan orang-orang yang beriman. Biar kita ikut terwarnai oleh kebaikan-kebaikannya. Masalah alasan ingin mewarnai, harus memiliki basic ilmu yang mumpuni biar nggak terjerumus.

Cukup sekian ya mungkin catatan kali ini. Kalo ada salah atau kurang mohon dimaafin karena sama-sama masih belajar buat lebih baik. Hehehe. Semoga tulisan yang singkat ini bisa bermanfaat. Semoga kita bisa berteman dengan teman yang menuntun kita ke Jannah-Nya. Amin ya Robbal Alamin ^^

2 comments

  1. semoga kita selalu dipertemukan dengan orang-orang yang senantiasa mencintai Allah :)

    ReplyDelete

Halo! Terimakasih sudah membaca. Setiap komentar masuk akan dimoderasi. Untuk komentar dengan anonim tidak akan saya balas, ya. Yuk biasakan menjadi diri sendiri di dunia maya!