2 November 2014.
2 bulan lebih 1 hari semenjak saya duduk di bangku kuliah. 2 bulan lebih 1 hari yang membuat saya bertanya-tanya apa saja yang telah saya dapat selama 12 tahun mengenyam pendidikan dasar. 
Saya belum mengerti, sengaja bukan "tidak mengerti".
Saya tidak berusaha mendekat, meskipun menjauh juga bukan hal yang bisa saya lakukan.
Ini adalah sekelumit kegalauan (yang semoga tidak) berkepanjangan.
Saya harus merancang masa depan.
Saya harus bergerak.
Saya harus berusaha.
Entah dimulai darimana..
Bismillah..
Sebelum postingan ini, ada 2 draft(s) yang masih tetap menjadi draft. Entah kapan mau dilanjut atau tidaknya saya sendiri nggak ngerti deh ya.
Been passing lots of things. Semenjak kuliah ini, belum ada hari libur. Iya, libur. Bukan itu juga sih masalah sebenarnya. Masalah sebenarnya ada di diri saya. I'm still act like a child. Which, it makes things unsettled. Banyak hal yang bisa dipelajari setelah hampir 3 minggu ini menjalani perkuliahan.

Pertama, kuliah belum seperti "kuliah". Hal ini karena ada beberapa dosen yang belum masuk kelas. Padahal ini sudah pertemuan kedua. Ada juga yang langsung memberikan tugas kelompok maupun individu secara "rombongan" dimana tiap mata kuliah itu kelompok nya berbeda pula. Padahal sejujurnya teman sekelas saya sendiri saja belum hafal. 75 mahasiswa dimana hanya 4 diantaranya yang berjenis kelamin lelaki. Semoga keempatnya tetap berada di jalannya :') 

Kedua, tugas dari senior. Ini biasa sih ya. Mungkin cuma saya saja yang terbawa suasana. Banyak yang mengeluhkan ini itu saya sebenarnya tidak ingin mengeluh juga. Bersyukur, bersyukur itu kuncinya. Bersyukur karena masih diberi kesempatan menuntut ilmu. Bersyukur karena masih bisa bersosialisasi. Hal-hal kecil apapun itu mulai sekarang, sepertinya saya perlu menghargai dan tidak menganggap remeh.

Apalagi ya? Sepertinya ini sudah agak melantur dari apa yang saya pikirkan. Oh, ya. Saya harus. Dan mau nggak mau menghilangkan kebiasaan saya berpikiran negatif. Saya adalah jenis orang yang mudah berpikiran negatif dan mengansumsikan sesuatu ke arah yang buruk. Nggak usah diberi contohnya lah ya, yang pasti karena kebiasaan saya ini saya kerap kali mendiamkan orang disekitar saya. Masih mending sih saya diamkan, banyak diantara mereka yang saya ketusin. Hahaha... bener-bener deh saya itu berusaha untuk dewasa dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk itu dengan sekuat tenaga. Dan saya akan terus berusaha sampai orang disekitar saya nyaman ketika berinteraksi dengan saya.

Oh, nggak lupa juga. Di perkuliahan ini sebagian besar mata kuliah berbasis biologi. Tahu sendiri kan betapa nggak bersahabatnya biologi dengan saya? Ketika saya berfikir "ah, saya kan nggak bisa ini. kenapa sih harus bertemu lagi? tau gini saya nggak pilih disini deh" saya langsung beristighfar. Astaghfirullahaladzim... Dan saya langsung mengingat kalau di fakultas saya ada juga anak dari jurusan IPS, ada anak SMK jurusan mesin, dan lain sebagainya. Masa iya saya yang mempunyai basic anak IPA justru mengeluh? What a shame!

Duh ini tuh malah curhat colongan deh ya hahaha nggak papa deh memang blog ini kan untuk tempat saya curhat. Saya nggak enak kalau curhat sama seseorang, kadang mikir kasihan dianya dengerin ocehan saya yang nggak ada penting-pentingnya ini.
Doakan saya aja deh semoga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dan apapun yang akan terjadi kedepannya, semoga saya selalu bersyukur, bersyukur, tersenyum, dan optimis.
See ya!
Hai. I’m here again yay. As you know I accepted at Diponegore University majoring Public Health. I’m sincerely grateful for what God gave to me. Seriously I never imagined it. Alhamdulillah... 

And after accepted, there were still 2 steps more before I officially be the part of UNDIP. First step is score verification. Hm sounds weird hahaha. So snmptn itu kan kita harus submit nilai dari semester 1 sampai semester 5. Nah when you got accepted, ada verifikasi nilai untuk mengecek apakah ada nilai yang dimanipulasi atau tidak. Sewaktu SMA sendiri, wakasek bagian kurikulum selalu mengingatkan untuk mengecek nilai dahulu sebelum finalisasi. Memang tujuannya agar tidak terjadi perbedaan data di kemudian hari.

Hari pertama verifikasi bersamaan dengan ujian SBMPTN dimana benar-benar menyebabkan traffic jam. And I experienced my first traffic jam in Tembalang hahaha. Sesampainya di gedung, the crowd was like this man...


We got to 2nd floor bcs the 1st floor was full already. Anyway the photo taken by Suci. We waited for kinda long time. About...an hour? And it's not the verification first. Pembantu Rektor nya kasih kita kayak pembukaan dulu gitu deh. Kinda funny man, tho ;) beliau dosen Fakultas Kedokteran seingat saya. Lalu entah jam berapa mulainya saya lupa, mulai antri di loket FKM. Special for Public Health ada 2 loket saking banyaknya. There was about 200 people, man! Dan kita ndeprok didepan pintu masuk gitu :') Sebenarnya saya nggak dapet antrian terlalu jauh dari verifikatornya. But some rude people rushing it without queue. SO ANNOYING. I HATE THEM LIKE ERGH SO THIS IS WHAT YOU CALL MANNER?

Huft. Selama menunggu itu pihak UNDIP sendiri menyediakan snack dan makan siang. Nggak nyangka sih hahahaha ya lumayan seneng deh :P Karena disitu penjagaannya benar-benar strict. Ada menwa ato apalah itu namanya yang lumayan tegas. Orang tua yang menunggu pun tidak diperbolehkan masuk. Diatas pukul 12.00 suasana di luar gedung kedengeran ramai sekaleeeee. Ternyata itu adalah kerjaan para senior jadi neriakin "Malang! Jambi!" dll banyak jadi seperti perkumpulan mahasiswa gitu biar ada teman dari daerah asalnya.

And it feels awkward when we were greeting to other newbies. They usually ask where we from and I was...Semarang. Hahaha. College students are from all around Indonesia, man! Sekitar jam 14.00 saya selesai verifikasi. Ini bukti kita sudah verifikasi x))


Hari berikutnya per fakultas. Eh apa prodi ya? Pokoknya jadwal hari itu fakultas saya, FKM, Peternakan dan Hukum. Di hari itu yang saya dapat adalah............jaket almamater! Hihihi dan kartu tanda mahasiswa (frankly my face came out not as I hoped) hahaha. Senang saja lah intinya dan bersyukur. Tanggal 1 September nanti upacara maba (mahasiswa baru) dan tanggal 6 September kalau tidak salah mulai awal kuliah. Masih ada 2 bulan lagi, semoga 2 bulan ke depan bermanfaat untuk bekal jadi mahasiswa *apasih* hihi sampai jumpa lagi!
Kemarin entah kemarinnya itu kapan, saya sempet nulis draft posting blog dengan judul "Satu doa yang terkabul". Tapi kemudian saya berpikir..ah saya kan "meminta" nya ada 2. Tunggu aja deh siapa tau doa kedua itu terkabul. Ingat kan apa yang saya minta dalam doa saya akhir-akhir ini? Yup. Lulus dan lolos.

Pengumuman Ujian Nasional sendiri tanggal 20 Mei lalu. Alhamdulillahnya, karena salah satu teman saya sudah tahu dari orangtuanya, jadi diberi tahu kalau...SMAN 4 Semarang lulus 100%. Alhamdulillah. Praise Allah. Sudah? Sampai situ? Belum cukup. NEM masih menjadi misteri. Hari berikutnya, di jarkom lah itu sama Anggi si server jarkom. Anak-anak kelas dikasih tau bisa ke sekolah buat liat NEM nya. Sistem liatnya gimana? Jadi serasa hasil try out gitu ditempel dengan terpampang jelas di papan pengumuman. Gak deng, di tembok depan kelas lebih tepatnya. Dan...bagaimana NEM saya? Jeng-jeng-jeng... Dengan rata-rata UN murni 7,6 saya dinyatakan lulus. Bersyukur nggak? Sejauh ini bersyukur pake banget kali ya hehehe. Jujur aja saya memang berdoanya minta nlai rata-rata 7 keatas. Karena saya realistis, memang sih terkadang punya keinginan lebih tinggi tapi ya...sekali lagi, realistis itu penting. Rincian nilai UN saya sendiri seperti ini:

Mapel Nilai
Bahasa Indonesia 9,0
Matematika 8.0
Fisika 7,75
Kimia 6,5
Biologi 6,75
Bahasa Inggris 7,6
Gimana? Kalo menurut pendapat saya yang paling mengecewakan itu kimia sama bahasa inggris. Saya berharap nilai bahasa inggris saya itu setidaknya 9,0 lah ya eh ternyata sangat jauh dari dugaan. Mungkin memang sudah jalannya *yaiyalah* dan kimia juga. Bener-bener wah tapi kimia segitu. Waktu ngerjain ujian kimia, saya sudah berpikir "dapet nilai berapa nih? 3? 4?" saking sulitnya. Beruntungnya saya dapet nilai segitu hehehe.

Seminggu kemudian, Ujian Nasional pun mulai terlupakan. Gak terlupakan juga deng. Semua mata, hati dan pikiran difokuskan ke SNMPTN. SNMPTN saya sama sekali tidak memberi tahu teman-teman "dekat" saya tentang jurusan yang saya ambil. Jurusan yang saya ambil: FKM Undip, Sastra Inggris Undip, dan FKM Unnes. Sempat terbersit keinginan masuk Sastra Indonesia tapi nggak cukup nyali buat disana. Dalam SNMPTN ini pun saya juga berdoa kepada Allah dengan jelas agar Allah meloloskan saya ke FKM Undip.

Berita tentang SNMPTN pun ramai di berbagai media. Tentang pengumumannya di undur lah, dimajuin lah, dan sebagainya. Lalu pada tanggal 27 Mei 2014 Kemendikbud bilang akan diumumkan jam 12.00 WIB. Saya bener-bener stay tune di twitter karena dari situ lah akun yang saya follow benar-benar membantu. 15 menit sebelum pukul 12.00, salah satu akun mengetweet kalau website mirror its sudah bisa dibuka. Penasaran, saya klik linknya. Dan benar saja. Disitu sudah diminta memasukkan nomor SNMPTN dan tanggal lahir. Saya mulai gemetaran, dagdigdug gak karuan deh rasanya. Kebelet pipis, mules, ah that mixed feeling I'll never forget :') saya mulai mengetikkan perlahan. Dan kemudian yang muncul di layar saya adalah...
ALLAHU AKBAR! Ya Allah saya bener-bener sempet ngefreeze di tempat. Ini? Beneran?!?!?!?! Jadi gini rasanya yaAllah :') saya langsung teriak-teriak manggil ummi. Ya maklum deh saking senengnya. "Mi aku lolos mi aku lolos!!!!" Kemudian ummi datang menghampiri tanpa kacamata. Dimana tanpa kacamata itu beliau gak bisa lihat dengan jelas. Terus ummi nanya: "Mana? Mana tulisannya?" saya tunjukkan. Seketika itu juga ummi memeluk saya dengan erat. YaAllah rasa bahagia yang tidak terkira itu benar-benar nggak akan pernah saya lupakan. Ummi langsung bilang "cepet kamu sujud syukur" hahaha dan saya pun sujud syukur. Alhamdulillah.. Maha Besar Allah betapa Allah sayang sama hamba-Nya, memang benar apa yang saya dapat di pengajian. "Aku seperti yang di prasangka kan hamba-Ku". Saya selalu mencoba berprasangka baik dan hasilnya memang Allah seperti yang saya sangkakan. 

Segitu dulu aja deh bahagia kali ini, yay saya calon mahasiswa! Doakan semoga seterusnya lancar, amin! Ciayo! :)
Selamat malam.
Seminggu yang lalu, tepat pada jam yang sama, saya merasakan ketegangan yang luar biasa. Kenapa? Karena hari Senin berikutnya, 14 April 2014 adalah jadwal Ujian Nasional bagi murid SMA dimana saya merupakan salah satunya.
Saya pribadi sudah mengalami Ujian Nasional 3 kali. Terhitung dari SD, tahun 2008 untuk pertama kali Ujian Nasional bagi SD diadakan. Sebelumnya, tingkat SD hanya diadakan Ujian Sekolah. 3 tahun kemudian, saya melewati Ujian Nasional tingkat SMP. Dan tahun ini, (insya Allah) Ujian Nasional terakhir saya. Amin ya robbal alamin...
Banyak yang bisa diceritakan pada Ujian Nasional kali ini. Sedari awal kelas 12, guru-guru sudah mengingkatkan kalau persiapan Ujian Nasional harus disiapkan dengan matang. Mendekati hari H Ujian Nasional, guru-guru semakin gencar mengingatkan. Khususnya tentang bocoran soal (atau kunci jawaban?). sudah jadi hal yang biasa kalau setiap Ujian Nasional, pasti ada kasus bocoran kunci jawaban.
 Semua guru saya mewanti-wanti untuk tidak membeli kunci jawaban. Saya pribadi pun tidak tertarik. Salah satu guru yang bisa dibilang favorit bahkan sampai berujar “Ujian Nasional itu sudah sangat biasa. Lebih sulit ujian melewati jembatan Shirath daripada Ujian Nasional”. Walaupun begitu, tetap saja ada teman saya yang membelinya.
Ketika hari H Ujian Nasional, saya merasakan ketegangan tingkat tinggi. Jam pertama bahasa indonesia, kepala saya sudah pusing tanda nervous dan mata saya berkunang-kunang. Sedih rasanya? Iya. Tapi saya tetap berusaha sekuat tenaga untuk tenang agar saya bisa mengerjakan dengan baik. Selanjutnya, biologi. Dalam sejarah try out saya, saya tidak pernah mendapatkan nilai biologi lebih dari 5. Dan pada hari itu saya menghadapi kenyataan kalau soal biologi................lebih sulit daripada try out sebelumnya :’)
Kemudian hari selanjutnya matematika saya setidaknya bisa mengerjakan sesuai target. Pada saat jam kimia..mulailah penderitaan batin yang benar-benar......ARGH. Dari 3 kali try out, soal ini benar-benar beda. Kalau kata bapak Menteri Pendidikan Indonesia di akun twitternya, seperti ini:



Memang sih, guru fisika sekolah saya sudah memberi info kalau ada soal yang berstandar internasional. Tapi, lihatlah dari soal-soal prediksi di website, di detik-detik (buku kumpulan prediksi paling populer se-Indonesia. Menurut saya sih, hehe..) amat sangat berbeda jauh. Saya hanya berharap saya bisa mendapatkan nilai yang lumayan, setidaknya tidak hanya lulus tapi juga ada kebanggaan tersendiri.
Berbicara tentang jalannya Ujian Nasional kali ini, saya dengan mata kepala sendiri melihat teman-teman saya membawa handphone kedalam kelas. Ketika ujian berlangsung mereka menggunakannya. Lalu ada juga yang membawa selembar kertas berisi kunci jawaban kemudian kertas tersebut dioper ke teman lainnya. Mungkin ada pertanyaan kenapa saya tidak melakukan pengaduan? Alasan saya adalah:
1. Saya tidak mempunyai bukti yang kuat. Masa iya saya harus meminta kertas kunci jawaban tersebut?
2. Kalau saya melakukan pengaduan, nama sekolah saya tercemar.
3. Apakah siswa yang saya adukan, bila terbukti melakukan kecurangan akan langsung dicoret tidak lulus? Tidak.
4. Apakah sistem pendidikan Indonesia bisa lebih baik? Tidak.
Kemudian setelah selesai Ujian Nasional, gelombang protes terjadi di banyak akun sosial media. Beruntung, saya tidak termasuk salah satunya. Hahaha. Lagipula, saya percaya ada berkah dibalik kejujuran. Benar?
Terakhir, efek positif dari Ujian Nasional adalah saya dan teman-teman saya merasa semakin dekat kepada Allah SWT. Semoga saja setelah Ujian Nasional ini kami tetap mendekatkan diri kepada Allah.
Akhir kata, saya berdoa untuk 2 hal. Lulus: lulus Ujian Nasional dengan nilai yang memuaskan. Lolos: lolos ke perguruan tinggi negeri yang telah dipilih ketika SNMPTN. Bismillah, semoga dikabulkan. Amin ya robbal alamin..
Sampai jumpa!

Selagi aku bernapas, kuberitahu kau satu hal
Aku tak suka merengek pada siapapun
Tidak juga padamu

Selagi aku mampu untuk melihat, kuberitahu kau satu hal
Aku tak suka menatapmu

Selagi aku mampu bicara, kuberitahu kau satu hal
Aku tak suka bicara padamu
Bukan apa-apa.

Kuberitahu kau satu hal, aku hanya punya caraku sendiri untuk mencintaimu.
- Jenny Thalia